Episode 09

555 80 4
                                    

Bon Voyage#09
✙✚✙✚✙✚✙✚✙✚

Sepeda motor yang dikendarai Vero dan Arlo berhenti di depan sebuah rumah kecil yang dikelilingi oleh hamparan ladang jagung, bercat biru laut dengan tambahan beberapa warna putih di bagian tertentu.

Di daerah ini jarak dari satu rumah ke rumah lain memang cukup jauh karena terpisah oleh ladang masing-masing.

Lagi pula penduduknya juga tidak terlalu banyak.

Di utara rumah itu terdapat karavan terparkir di bawah pohon ceri yang tumbuh tinggi dan besar.

Dari kelihatannya karavan itu sudah tidak pernah digunakan untuk perjalanan lagi dalam waktu yang lama.

Namun, itu tetap terlihat terawat.

Arlo hanya tahu mobil karavan itu transportasi yang digunakan keluarga ibunya selama hidup nomaden.

Setahu Arlo, ibunya mulai menetap di tempat ini sejak mengandung dirinya.

Dan mobil itu hanya terparkir di sana, menjadi tempat kedua untuk tidur jika dia atau saudaranya tengah berselisih sampai tidak ingin saling melihat satu sama lain.

Itu terjadi saat dia masih belum memutuskan untuk keluar dari rumah tanpa berpikir untuk kembali menetap.

"Arlo?!"

Suara itu mengalihkan atensi Arlo yang terpaku pada rumah yang sudah cukup lama dia tinggalkan itu.

Dia dan Vero pun menoleh pada orang yang memanggilnya barusan.

Itu Hans, orang yang Arlo sebut seorang saudara.

Hans adalah sepupu dari Arlo, keponakan tertua ibunya sendiri.

Hanya Hans satu-satunya keluarga yang masih ada di sekitarnya.

Yang dikatakan Vero tempo hari memanglah benar adanya.

Di kota ini, di desa terpencil ini hanya ada ibunya, dan Hans saja yang ada di sekitarnya sebagai keluarga.

Dan kini hanya tinggal Hans satu-satunya yang dia punya, meski hubungannya dengan Hans bisa dibilang sangat kurang baik.

"Hei Bang," sahut Arlo seadanya.

"Udah lama ya? Tumben ... ah, yuk masuk aja dulu. Ajak temennya," ucap Hans dengan ramah.

Lalu dia masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.

Arlo dan Vero menyusul di belakangnya.

Sampai di dalam Arlo mengedarkan pandangannya sedangkan Vero langsung duduk di sofa tua yang ada tanpa menunggu dipersilahkan.

Setelah puas mengamati rumahnya yang sama sekali tidak berubah itu Arlo pun menyusul Vero untuk duduk di sofa tunggal depan sofa tempat Vero duduk yang terhalang sebuah meja kecil.

Tidak lama Hans menghampiri mereka dengan nampan berisi dua gelas air putih dan beberapa potong roti isi.

"Lo udah sarapan?" tanya Hans sambil duduk di samping kanan Vero.

Arlo menggeleng, dia tidak tertariknya dengan roti itu.

Dia juga tidak lapar.

Berbeda dengan Vero yang langsung mengambil satu roti isi itu tanpa sungkan dan melahapnya.

"Hmmm, ini enak Ar cobain deh," ucapnya dengan mulut yang penuh.

Arlo menggeleng tanpa minat lalu menatap Hans.

"Emm ...."

"Nih."

Hans menyerakan sebuah foto pada Arlo membuat Arlo menghentikan niatnya untuk membuka pembicaraan.

Bon Voyage [End, Yaoi/BL, Mature]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang