19. Pertanyaan Kenan

32 2 0
                                    

"Ini hidupku mengapa kamu ikut campur urusanku?"
~Milenius

_0_

            
             Pagi ini cerah secerah harapan umat manusia, Milen merasa lega karna diantar ke sekolah oleh adik kesayangannya, Kholid. Suasana sekolah yang masih terlihat sepi membuat Milen tersenyum penuh arti, yup, ia akan bolos mata pelajara pertama, sudah lama ia tidak bolos membolos semenjak kejadian genk Kyila yang sudah membullynya habis-habisan.

Taman belakang sekolah lebih baik daripada gudang sekolah, itu menurut Milen, karna jika ia pergi ke gudang pagi-pagi seperti ini akan banyak cowok bandel yang membolos seperti dirinya, ibaratnya itu adalah markas para cowok, selama mereka tidak merugikan orang lain, ya Milen biarkan saja.

"Len!"

"Eh, lo ngapain di sini?" tanya Milen penasaran melihat kehadiran Kenan di sebelahnya.

"Gue nyariin lo, kirain di mana," dengus Kenan pelan tetapi masih bisa di dengar jelas oleh telinga Milen.

"Mau ngapain nyariin gue? Bentar lagi masuk kelas?"

"Gue mau nyelesain hubungan kita!" ucap Kenan pelan lalu menghela napas panjang, terlihat matanya menatap kosong langit yang terlihat begitu cerah tetapi tak secerah hati dan pikirannya.

"Kapan kita punya hubungan?" jawaban acuh Milen membuat Kenan sedikit kesal, pasalnya Milen bersikap seolah-olah tidak terjadi sesuatu di antara mereka berdua.

"Masalah kita so—"

"Kita enggak ada masalah apa-apa," potong Milen cepat.

"Dengerin gue dulu!" ucap Kenan kesal yang hanya di jawab deheman kecil dari Milen.

"Lo beneran gak ada rasa sama gue?" tanya Kenan berulang, mencoba menemukan jawaban yang ia inginkan.

"Enggak!"

"Lo gak mau ngasih gue kesempatan kedua?" bujuknya, mencoba untuk meluluhkan hati Milen, lagi dan lagi.

"Enggak."

"Lo benci sama gue?"

"Enggak."

"Ada jawaban lain selain enggak?" cibir Kenan kesal.

"Enggak ada."

"Len," panggil Kenan sekali lagi.

"Hmm ...."

"Gue enggak percaya," ucap Kenan pelan sambil tersenyum kecut.

"Apa?" 

"Gue ditolak cewek kayak lo," ucap Kenan sarkas menatap wajah Milen sesaat lalu memalingkannya ke arah lain.

"Maksudnya?" tanya Milen bingung.

"Lo gak cantik-cantik amat, kulit lo gak putih, gak pinter juga malahan terkesan bandel jarang masuk kelas. Gue? Seorang Kenan yang amat ganteng, kulit putih, hidung mancung, jago main basket, tinggi dan hobyy gonta-ganti pasangan di tolak cewek modelan kek elo," dengus Kenan diakhiri kekehan kecil.

"Lo ngejek gue?"

"Bukan gitu," jawab Kenan cepat sebelum Milen makin kesal dan tambah membencinya.

"Hmm, terus?"

"Gue gak nyangka bisa tertarik sama lo dan yang paling parah lo nolak gue. Cowok seperti apa yang lo cari? Kek si Arvin yang culun itu?" tanya Kenan yang dijawab kekehan oleh Milen.

"Maksud, lo? Gue suka sama cowok lembek kek si Arvin? Haha ... aneh-aneh aja lo, Ken," tampik Milen dengan nada ketus.

"Terus cowok seperti apa yang lo suka?" tanya Kenan sekali lagi, ia masih penasaran dengan tipe cewek seperti Milen, kenapa berani-beraninya Milen menolak pesona seorang Kenan yang bahkan banyak cewek yang bertekuk lutut ingin bersamanya.

"Yang kuat, berani dan seperti cowok-cowok pada umumnya," jawab Milen datar membuat Kenan membulatkan matanya.

"Bukannya gue termasuk, ya?" tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, sih," jawab Milen lalu menimbang-nimbang ucapannya sendiri membuat Kenan semakin penasara.

"Terus kenapa ditolak?"

"Gue belum tertarik soal pacaran. Gue mau fokus sekolah terus kuliah, kerja baru, deh pacaran," terang Milen seadanya.

"Kenapa gak jalin hubungan dari sekarang aja? Banyak, kok hubungan dari SMA yang langgeng sampe nikah?"

"Ah, lo ribet, banyak nanya, bawel, gue gak suka."

"Segampang itu, Len lo bilang gak suka sama gue," batin Kenan kecewa, jika banyak yang masih mencintainya mengapa Kenan begitu menginginkan Milen, apa hanya karna penasaran atau memang sudah mulai menyukai gadis dengan kulit sawo matang itu.

Milen hanya diam memandang ke depan sambil sesekali memainkan ponsel untuk mengurangi rasa bosan yang menghampirinya, sedangkan Kenan terlihat melamun dengan tatapan kosong. Setelah berdiam cukup lama bel istirahat pun berbunyi membuat keduanya sadar dari pikiran masing-masing.

"Ayo, pergi sudah istirahat," ajak Kenan yang diangguki oleh Milen. Mereka berdua beriringan berjalan ke arah kantin dan tanpa mereka ketahui ada seseorang yang merasa kesal melihat mereka jalan berduaan.

🦋🦋🦋

        Di kantin suasannya sangat ramai oleh hiruk pikuk pelajar dan guru-guru yang memesan makanan maupun minuman. Qirane melambaikan tangan ke arah Milen, ah posisi duduk ternyamannya. Di sana sudah ada Abila dan Qirane, Milen berjalan pelan ke arah mereka berpisah dengan Kenan yang hanya menatap kepergian Milen tanpa satu patah kata pun.

"Tadi aku cari ke kelas, Kakak dari mana?" tanya Qirane membuka pembicaraan sedangkan Abila hanya diam memperhatikan.

"Bolos?" lanjutnya.

"Begitulah," jawab Milen pelan sambil menyeruput mie yang baru saja datang, sedikit panas tetapi sangat enak.

"Pacaran kali," jawab Arvin tiba-tiba dari belakang dan meletakan makanannya dengan keras di atas meja lalu duduk di sebelah Milen.

"Kakak sudah punya pacar? Siapa?" tanya Qirane antusias.

Milen hanya diam membuat Arvin merasa kesal lalu kembali berucap, "Kenan, si bad boy yang katanya ganteng itu."

"Dia emang ganteng kak Arvin," jawab Qirane polos membuat Arvin tersedak minumannya sendiri.

"Uhuk ... uhuk ...."

"Pelan-pelan," kata Abila menyodorkan segelas air putih dan mengelus-ngelus tengkuk Arvin pelan.

"Ih ... kalian so sweet banget, sih," ucap Qirane dengan senyuman cantik, menggoda mereka berdua.

"Kamu kenapa, sih? Aku sama Bila kan sahabatan!" bentak Arvin tanpa sadar membuat Abila terlihat kesal lalu menepuk punggung Arvin dengan keras.

Plak.

"Aw ... Bila, kamu kenapa, sih?"

"Gapapa, gapapa, kok," jawab Abila sambil menatap tajam Arvin.

Hal ini tidak luput dari perhatian Milen yang berada di samping Arvin, Milen mengetahui jika Abila sudah menyukai Arvin sejak lama terlihat jelas dari perlakuan dan tatapan Abila kepada Arvin.

"Ini bukan urusan gue," batin Milen, menatap mereka sekilas lalu melanjutkan makan sebelum menjadi dingin.

###


Haii, jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar, kritikan dan saran diterima dengan baik, asal yang sopan, ya^^

30 September 2022

Milenius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang