Cool

14 9 8
                                    

"Za! lo turunin gue dihalte aja. Nanti kalo ada yang liat bisa gaswat nih." pinta Dilsah sambil menunjuk kearah halte.

"Oke beb..." ucap Arza genit sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Dilsah.

Dilsah bergidik geli, "Ish! nggak usah manggil gue gitu deh Za! geli tau nggak sih dengernya, lebay lo!" ketus Dilsah sebal.

Arza terkekeh, "Eh Dil!" cegat Arza saat Dilsah yang sudah setengah membuka pintu mobil.

Dilsah menoleh, "Apaan lagi?" tanyanya malas.

"Gini cara lo sopan santun sama suami? Hm?"

"Hah?!" Dilsah bingung dengan kata-kata Arza.

Arza menyentil kuping Dilsah pelan, "Nggak sopan banget, lo salim kek atau apa kek gitu ke gue!"

Dilsah tersadar lalu ia menyambar tangan Arza dan menciumnya singkat, "Gue masuk duluan."

"Gitu doang? yang lain?"

"Ya ampun Arza... lo tuh kalo ngomong yang jelas dong langsung to the point, jangan gantung gitu! gue bingung jadinya!" keluh Dilsah dengan wajah sebalnya.

"Ya... lo peluk gue kek atau cium gue gitu."

Dilsah mendengus dan langsung tanpa berbicara ia mencium pipi Arza cepat, lalu membuka pintu mobil dan berlari secepat kilat menuju gedung sekolah.

Arza terkekeh dengan kelakuan Dilsah. Dan ia pun langsung menyetir mobilnya memasuki sekolah.

***
Di gedung sekolah...

"Dilsah!"

Dilsah menoleh karna ada yang memanggilnya, ternyata dia adalah Danu teman satu kelasnya. "Bareng ya Dil." pintanya.

Arza memarkirkan mobil sportnya dengan lihai, lalu ia keluar dari mobil sambil menggendong ranselnya disebelah tangan kanan dengan tampang coolnya juga. Ia melihat Dilsah dan Danu berjalan bersama di koridor.

Arza mempercepat pergerakan langkahnya agar bisa mendahului langkah mereka dengan tampang cueknya dan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana osisnya.

Arza sedikit berhasil mendahului langkah Dilsah dan Danu, ia berjalan mepet disamping Danu lalu menyenggolnya sengaja, agar Dilsah tau maksud dari sikap Arza.

"Kalo jalan nggak usah kayak mau nyebrang!" celetuk Arza.

"Lo yang jalannya nggak bener!"

Danu merasa tidak terima dengan sikap Arza yang sudah mengganggunya itu.

Arza membalikkan tubuhnya menghentikan langkah Dilsah dan Danu, tak lupa dengan wajah songongnya yang selalu ia tampakkan itu.

Arza mengangkat sebelah alisnya dan tertawa mengejek, "Hkhk... emang gue peduli?"

"Lo pagi-pagi nggak usah cari masalah!" saat ini Danu sudah tersulut emosi karena ejekan Arza.

Arza hanya mengangkat bahunya mengejek tapi tak menjawab.

"Lo cuma buat Dilsah terganggu tau nggak sih!" Danu mulai emosi dan hendak mengerahkan kepalan tangannya diwajah Arza.

"Danu! udah stop!" Dilsah memegang tangan Danu untuk menghentikan tangan Danu yang hampir saja memukul Arza.

Tangan Arza sudah mengepal didalam sakunya dan rahangnya pun sudah mengeras, bukan karena takut dipukul oleh Danu tapi karena melihat tangan Dilsah yang memegang tangan Danu.

"Nanggepin bocah tengik kayak lo! nggak guna!" cetus Arza lalu ia melirik Dilsah tajam dan melengos pergi menuju kelasnya dengan perasaan emosi didalam dirinya.

Houdt vañ DilsahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang