Dilsah POV
Saat bel pulang sekolah berbunyi Arza memhampiriku sambil menyuruhku menunggu dihalte sekolah sebentar karena ia masih ada urusan dengan teman-temannya.
Aku saat ini sedang menunggu Arza dihalte sambil memainkan iphone ku ditemani Dina dan Usup. Mereka juga sama sepertiku yang menunggu untuk dijemput.
"Dilsah-Usup gue balik duluan ya, soalnya udah dijemput sama bokap." Dina pamit kepadaku dan juga Usup.
Aku dan Usup tersenyum mengangguk mengiyakan dan mengucapkan hati-hati dijalan kepada Dina sambil melambaikan tangan ke arahnya.
"Dil sebenernya lo ada hubungan apa sih sama Arza? kok dia bisa perhatian dan nempel gitu sama lo? pake pelet apaan lo?" Usup bertanya kepadaku penasaran dan diakhir pertanyaannya membuatku tersedak saat sedang minum air mineral.
"Eh ayam! duh... pelan-pelan dong Dil kalo minum, kebiasaan sih lo kalo minum nggak baca do'a dulu! jadi kesedak gini kan." latahnya lalu spontan menepuk-nepuk bahuku.
Aku melotot kearah Usup, "Pelet mbahmu! ya nggak ada lah! apaan sih lo!" kataku antusias, bisa-bisanya Usup menuduhku memakai pelet untuk memikat Arza, dasar si Usup!
Usup cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe... sorry Dil, soalnya nih ya setau gue kan Arza itu anaknya cool, cuek banget terus jutek juga sama semua orang apalagi cewek-cewek. Aneh aja gitu masa tadi pas dikantin gue liat dia megangin tangan lo terus kayak nggak mau dilepas gitu, mesra banget lagi. Lo mau tau? sampe anak-anak yang lain tuh ya jadiin lo sama Arza bahan gosipan tau nggak!" Usup ternyata mengungkapkan semua kelakuan Arza terhadapku terang-terangan saat dikantin tadi.
Aku memutar bola mataku malas sambil memasukkan air mineral yang kupegang kedalam saku tas disamping khusus untuk botol minum.
"Nggak ada Sup! gue sama Arza cuma temenan doang." ucapku berbohong kepada Usup sambil memakai ranselku. Aku sengaja berbohong kepada Usup karena Arza dan aku sendiri yang membuat kesepakatan kalau siswa yang lainnya tidak boleh sampai tahu hubungan kami yang sebenarnya.
Usup memincingkan matanya kepadaku dan mencurigaiku, "Gue tau kalo lo lagi bohong kan? jujur aja Dil sama gue, lo pacaran kan sama Arza?" Usup menebaknya.
Tapi tebakannya itu sangatlah salah bukan hanya pacar tapi malahan sudah menjadi istri sahnya Arza, batinku.
Aku mengacuh, "Serah lo dah Sup! tuh udah dijemput, pulang sana lo!" Aku menyudahi kecurigaan Usup sambil memberitahukannya kalau ia sudah dijemput oleh Maminya.
Ya, asal kalian tahu Usup itu anak kesayangan untuk Mami dan Papinya. Usup juga kelihatan sangat manja didepan Maminya.
"Aaa... cie-cie malu nih yeee nggak mau ngaku... akhirnya pintu hati seorang Dilsah yang sekian lama ketutup, udah kebuka lagi nih yeee sama Arza..." Usup mengejekku genit sambil berjalan menghampiri mobil putih yang didalamnya Maminya sudah menunggu.
Aku mendengus sebal, "Ish bodo ah! udah sono lo pulang!" ucapku mengusirnya.
Tin-Tin!
"Eh Tuyul!" Usup kembali latah.
Suara klakson yang berbunyi yang mengagetkan Usup dan membuatnya latah, aku tertawa melihat ekspresi Usup yang kaget sambil mengusap dadanya.
Kaca mobil terbuka menampilkan wajah Maminya Usup, "Kamu ngatain Mami apa tadi? Tuyul?!"
Usup menoleh kepada Maminya sambil cengengesan, "Ya maaf Mi, Usup nggak sengaja kok suer. Abisnya Mami ngagetin gitu sih!" kata Usup sambil memanyunkan bibirnya maju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Houdt vañ Dilsah
RandomSiapapun jika diberikan amanah kalau memang dia adalah seseorang yang bertanggung jawab pasti akan menjalani amanah itu dan menjaganya dengan baik. Sama seperti Arza yang diberikan amanah untuk menjaga dan membahagiakan Dilsah. "Huodt vañ Dilsah" d...