KETIDAKSEIMBANGAN RUANG DAN WAKTU!
TAK MASUK TOWNHOUSE milik keluarga Turner, aku menekan tombol kembali berkali-kali dengan murung tetapi hasilnya sia-sia. Aku dan Emily termenung duduk di tangga dan merasa sesuatu sedang membebani punggungku saat ini.
"Benda ini rusak dan katanya Fred akan datang menolongku jika aku tak kembali. Sekarang lihat dia tak datang untuk menolong!" lalu aku melempar remot itu sekencang mungkin pada jalanan. Remot itu tercerai-berai dan aku merasa tak peduli lagi. Meski seperempat hatiku merasa malah semakin khawatir karena benda itu rusak, tapi aku merasa tetap percuma menyimpan barang rusak di kantongku.
"Mungkin kau bisa kembali dengan mencuri punya penjahat, atau menggunakan yang legal supaya bisa kembali dan mengubah sejarah," ujar Emily.
"Mencuri punya penjahat, ide yang bagus. Tapi terima kasih itu terlalu gegabah dan berisiko. Sementara yang legal, aku yakin bukan orang awam yang boleh menggunakannya. Misalnya seperti pemerintah, hanya mereka yang boleh menggunakannya dan apa peduli mereka padaku yang adalah rakyat biasa di mata mereka?"
"Kau bukan rakyat biasa. Kau kan orang yang datang dari masa lalu dan sahabat si fried chicken ini," katanya sambil menumpu dagunya pada dua telapak tangan terbuka.
"Frederick Coulson. Bukan ayam goreng," kataku kemudian mendesah, "atau aku sebaiknya tak usah peduli dan biarkan saja ini berlalu?"
"Setengah dariku mengatakan tidak."
"Aku juga."
Tetapi aura ini semakin mengerikan ketika aku mendengar ledakan kembali bermunculan di mana-mana seakan ada sebuah pesta kota besar-besaran dan itu ... sudah cukup membuatku tidak tenang hanya diam di sana.
"Sial!" gerutuku segera berdiri kemudian melangkah ke bawah untuk mengumpulkan kembali benda rongsokan brengsek tak berguna itu. Remot Fred. Benda pembawa kesialan.
"Apa yang akan kau lakukan?" Emily pun ikut berdiri.
"Cari perpustakaan. Aku akan membuat benda itu sendiri dan—"
"AAAAAAHHHH!"
Jeritan para warga dicampur dengan suara tembakan aneh membuatku dan Emily langsung menoleh ke arah belakang. Di sana orang-orang terlihat berlarian dengan acak dan berkas-berkas cahaya hijau pucat memancar di belakang mereka seiring bunyi decitan bermunculan.
"Apa itu?" tanyaku masih diam di tempat.
Lama-kelamaan penyebabnya pun muncul. Mereka adalah sekumpulan manusia berpakaian pakaian luar angkasa yang mengingatkanku pada astronot. Seakan mereka adalah penjelajah angkasa yang sedang menjelajah bumi yang jelas-jelas ada oksigennya, tetapi mereka tetap tak tahu malu. Namun bukan itu yang langsung membuatku gencar. Mereka membawa senjata besar bermodel aneh dan canggih, kemudian ketika dibidik, benda itu seolah menyerap udara dan menjadi terang kemudian melepaskan cahaya itu dalam bentuk laser pada orang-orang diikuti decitan-decitan canggih. Sedangkan orang yang tertembak langsung terselimuti cahaya hijau itu lalu musnah tanpa sisa.
"Pendatang dari masa depan?" tanya Emily dengan skeptis.
"Sepertinya iya. Ayo kabur!" aku pun berlari.
Sadar-sadar rupanya kota indah Las Vegas memang sudah jadi porak-poranda. Entah itu oleh teroris atau pendatang masa depan, semuanya nyaris luluh-lantak dan tak ada lagi gelora kebahagiaan di kota modern Las Vegas. Sementara aku dan Emily terus berlari berusaha menghindari serangan gila-gilaan dari peswat tempur masa depan yang melayang di atas kami seperti lalat, melawan teknologi helikopter masa kini sementara yang di bawah saling peperangan menggunakan teknologi sesuai zaman. Gedung meledak, mayat berhamburan, kekacauan mericuh, asap berterbangan di langit malam, semua perasaan kagumku di awal seketika menguap mengikuti asap.
KAMU SEDANG MEMBACA
105 Years [2015]
AdventureKau tidak akan pernah mengenal seorang ilmuan brilian bernama Frederick Coulson. Sayangnya ia adalah seorang sanguin, suasana hatinya dapat berubah-ubah dan mudah bosan, itulah mengapa dia tidak pernah menuntaskan penemuannya yang padahal hanya belu...