TERAKHIR
"DON!" SUARA PEREMPUAN itu nyaris membuat jantungku melonjak, apalagi ketika dia menerjang lalu memelukku dengan erat seolah aku adalah paman kebanggaannya.
"Halo, Em. Aku kembali. Tapi hanya akan sebentar. Ini gang tempat kita bertemu kan?" tanyaku sambil menelusuri daerah. Terlalu gelap sampai aku hampir tak bisa lihat Emily.
"Iya," Emily melepas pelukannya lalu menatap padaku, "Luke sedang melihat keadaan. Jadi aku bisa memelukmu sepuasku sebelum dia hadir lagi," lalu dia tercengir usil.
"Eh, dasar kamu," aku menegurnya biarpun tertawa pada akhirnya. "Kalian sudah aman?"
"Sudah. Pria itu kehilangan jejak kami," katanya.
"Syukurlah ...," gumamku kemudian.
Lalu kesunyian mendadak terjadi dan membuat pikiranku seketika berantakan dan canggung. Aku tidak bisa menyusun kata-kata untuk berpisah ....
"Secara sistematis, bila aku menghancurkan mesin itu kemungkinan kau tidak bisa mengingatku. Maka dari itu, aku cuma ingin berkata ...."
"Iya, iya. Aku paham," Emily mengangguk dengan santai, dia melipat tangannya di depan dada, "harusnya memang sejak dari awal kita tidak bertemu kan? Kau berada di beda masa denganku, bagaimanapun juga."
"Hebat ya. Kamu bisa menerimanya dengan mudah," ujarku. Mengakui sebenarnya aku merasa sesak di dada.
Emily pun terdiam.
"Pertemuan singkat ini begitu menyenangkan. Sayangnya aku batal harus hidup di tahun 2015 ini—"
Emily menarik jasku sampai keningku berhadapan dengan bibirnya. Dia menciumku pelan dan tak sama sekali bergerak selama beberapa detik. Aku terlalu terpaku dengan suhu tubuhku yang mendadak menaik dan menurun drastis, ditambah dengan jantung yang berpacu kencang.
Emily melepaskan tangannya dari jasku lalu menatapku dengan yakin. "Kau akan menyesalinya."
"Tapi jika aku memilih di sini aku juga akan menyesalinya," aku pun mengulaskan senyum semampuku.
Lalu aku mulai menggabungkan kombinasi angka lagi untuk kembali pulang.
"Jaga dirimu baik-baik ya," kata Emily dengan senyum arogannya yang khas. Sebab sikap dan karakter yang tak ada anggun-anggunnya sama sekali itu, aku sampai berparadigma buruk tentangnya. Di awal dia terlihat seram seolah akan menghajarku dengan papan luncurnya karena aku baru saja mencuri pakaian dalamnya. Tetapi setelah pertemanan singkat ini ... dia sukses mengubah seluruh pradugaku tentangnya.
"Kamu juga," kataku agak enggan, berharap aku masih diberi kesempatan lebih lama ....
Perlahan kutekan tombol START dan mengarungi kecepatan waktu kembali kualami.
Seakan hatiku masih tertinggal di sana ....[]
KAMU SEDANG MEMBACA
105 Years [2015]
AdventureKau tidak akan pernah mengenal seorang ilmuan brilian bernama Frederick Coulson. Sayangnya ia adalah seorang sanguin, suasana hatinya dapat berubah-ubah dan mudah bosan, itulah mengapa dia tidak pernah menuntaskan penemuannya yang padahal hanya belu...