vi. Tagihan

4.8K 689 70
                                    

♡☆♡

"Aku nyari kerja jangan? " tanya [name] disela sela sarapan pagi mereka.

Akaashi yang sedang mengunyah menggeleng dan [name] langsung mengerti.

"Tapi kenapa? "

"Kalo kamu kerja, uang aku dihabisin sama siapa? "

Ohiya mantap.

"Baikhlah aku bakalan dirumah aja deh, tapi cepetin nikahin aku nanti diambil orang baru tau rasa"

"Hm"

Akaashi mengangguk nganggukan kepalanya, [name] jadi gemes banget mana mulutnya lagi ngunyah.

Hm, tahan [name].

"Kamu pakai kacamata itu karena emang mata kamu min? "

"Iya, tapi gak besar ko"

"Oh, gitu"

"Kan aku ngeliat terus layar komputet"

"Kalo istirahat biasanya ngapain? "

"Tidur bentar"

"Bagus lah"

Tapi tetep aja [name]  agak khawatir, layar komputer ya? Akaashi pulang suka malem berarti dia juga liat layar komputer sampai---makin dah tuh.

"Tapi beneran kan gak apa apa kamu?"

Akaashi menatap [name] sebentar, laki laki itu kemudian tersenyum kecil "Tenang saja" kata nya.

[name]  menghela nafas nya, "Awas aja, bikin khawatir "

Akaashi menggeleng, "Lanjutin makan nya"

Mereka pun melanjutkan kembali kegiatan sarapan nya dengan tenang tanpa pembicaraan tapi [name] beberapa kali curi curi pandang ke Akaashi.

Karena laki laki itu tampan sekali memakai kacamata.

"Apa? "

Oh nyadar ternyata.

"Enggak, cuman aku suka aja kamu pakai kacamata"

"Oh, gitu kirain mau ngomong apa"

"Enggak ada, kamu tampan itu aja"

Hm.

Dan tak lama mereka berdua selesai dengan sarapan nya, [name]  langsung membawa piring nya dan piring Akaashi ke wastafel untuk di cuci.

"Kamu kalo mau berangkat, berang---ko malah meluk? "

Akaashi mengeratkan pelukannya lalu menyimpan dagu nya di bahu milik kekasih nya itu, "Bentar"

"Telat loh nanti"

"Enggak bakalan"

Yaudah terserah, [name]  pun memilih fokus pada piring didepan nya ini sementara Akaashi yang tadi meluk sekatang mulai ngeganggu [name].

"Ck, kamu jangan niupin telinga aku" kata [name].

Akaashi terkekeh kecil lalu kembali meniup telinga [name].

"Ih ngeseljn banget, awas awas"

"Iya iya, ini berenti"

Benar saja laki laki itu berenti tapi sekarang malah nyiumin leher [name], "Kaya gitu boleh kan? "

"Diem! "

"Kamu diem aja tuh, aku kira boleh"

"Aku lempar pake piring nih! "

"Hm, yaudah iya"

Iya yang kalu ini dia diam.

Lagian ya tumbenan gak langsung berangkat, kemaren udah sarapan langsung pergi lah ini masih diem

Tak lama [name] selesai dengan cuci mencuci nya lalu perempuan ini menepuk nepuk tangan Akaashi yang melingkar di pinggang nya.

"Udah udah sana berangkat"

"Hm"

"Ko gak mau lepas? "

Akaashi pun melepaskan nya tapi raut muka nya kaya yang kesal gitu, jangan bilang dia males kerja.

"Kamu lupa ya" kata nya.

[name]  mengerutkan alis nya, lupa?

"Apa? " perempuan itu beneran gak ngerti.

"Kemarin"

"Apa kemarin? "

"Kamu bilang bakalan kasih aku hadiah"

Hadiah? Yang man--OH!!!

"O-oh itu ya"

"Hm, mana hadiah aku? "

Tapi masalah nya ini masih pagi, belum siap.

"Malam deh malam"

"Ko malam? "

"Malam ya please "

"Hm beneran? "

"Iya, beneran malam ya sayang" [name] pun mengusap ngusap pipi Akaashi.

Akaashi pun mengangguk, "Baikhlah, kalo gitu aku berangkat" kata nya lalu mencium sekilas kening [name]  setelah itu pergi ke ruang tamu untuk mengambil tas.

"Ittekimasu" ucap Akaashi lagi.

"Itterashai"

××××
Malam. 🌚

Akaashi Keiji! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang