» 2 «

564 128 8
                                    

please, vote and comment.

•••


Aroma debu itu menusuk penciuman. Hidung sang empu akan terasa gatal hingga mengeluarkan beberapa suara bersin. Jacob juga begitu. Ia terbangun dari ke-tidaksadaran-nya pada keterasingan yang aneh.

Ia menemukan memori beberapa menit, atau mungkin jam, yang lalu. "Portal!" pekiknya. Ingat benar bahwa danger sign di komputer mereka telah membawa sebuah kejadian tidak masuk akal.

Jacob terbangun dengan rasa keram di sekujur tubuh. Menoleh ke beberapa tempat untuk melihat kondisi rekannya. Terkapar lemah dengan wajah kusam diatas tanah, dibawab atap yang bahkan tidak bisa mencegah sinar matahari masuk.

Ruangan yang tidak layak dan asing.

"Jei?" hampir lepas dari tempatnya, Jacob memegangi jantungnya yang bekerja dua kali lipat saat mendengar Sangyeon memanggilnya. Laki-laki itu menatap Sangyeon, baru bangun dari tempatnya setelah kaget dengan keadaan sekeliling.




"Where are we?" tanya Sangyeon sambil berusaha bangun dari posisinya.

Jacob sendiri tidak dapat memastikan. Ia sama bingungnya dengan kejadian tak wajar ini. Tapi berdasarkan potongan potongan peristiwa, atau lebih tepatnya; bencana atas ulah Kevin yang memaksa login pada situs turnamen game. Sudah ditebak bahwa mereka masuk kedalam duni permainan. "Game. Maybe?" jawabnya ragu.

"Are you kidding me?" Sangyeon sendiri terlihat tidak percaya. Sementara Jacob sudah menjelajah tempat lain. Membuka pintu rapuh yang tersedia hingga menimbulkan decitan geli di telinga.



Dua laki laki itu keluar. Bersamaan membulatkan mulut saat melihat hamparan kering. Dry oasis dengan panas menyengat kulit dan neraka berpindah ke tempat antah berantah ini.





"Kemana lagi? Portalnya muncul pas kita login paksa ke situs turnamen game." Jacob berkata dengan kaki yang terasa terbakar menapak telanjang pada permukaan tanah. "Kalau misalnya kita masuk ke dunia internet, harusnya tempatnya modern." dan ia memutuskan untuk berdiri diatas bayang bayang Sangyeon demi melindungi kakinya.

"Jangan kebanyakan nonton Wrack it Ralph." Sangyeon mencibir. Bergeser dari posisinya untuk Jacob agar mereka sama sama tersiksa disini.

Tak lama, Jacob menyapu pandangan ke segala arah. Berhenti pada bangunan yang mungkin adalah halusinasi di gurun panas ini. Namun ia yakin betul dan familiar dengan menara tinggi itu. "Olysthern." karena Jacob yang membuatnya bersama Younghoon, Kevin, dan Juyeon. "I'm the programmer." sahutnya menjawab keheranan Sangyeon.





Belum sempat mereka membicarakan Olysthern dan cara keluar dari dunia game ini, suara ribut dari bangunan yang sempat mereka gunakan untuk 'tempat pingsan' terdengar begitu menyebalkan dengan seribu teriakannya.

Sangyeon berdecak, "Here we go." tersenyum datar pada enam pemuda Boyzach yang seenak jidat menerobos kedalam markas mereka.




Jacob dan Sangyeon masuk. Mendapati Hyunjae tengah ditahan oleh teman temannya untuk tidak melayangkan sebuah pukulan mematikan pada Juyeon yang berdiri pongah disana.

"BALIKIN UANG GUE!"

Jacob melirik pada genggaman Juyeon dan melihat sebuah amplop coklat. Ia memberi gestur pada Sangyeon bahwa sumber masalah disini adalah Lee brengsek Juyeon.

Sang pemimpin berdecak. Menyadari kalau semua orang sudah sadar dan bangun dari tidur panjang. Laki laki itu mendekati Juyeon sebelum merebut apa yang dipegang pemuda itu. Sebuah 'wah' keluar dari mulut Sangyeon, merasakan betapa banyaknya tumpukan kertas berharga itu dalam telapaknya.




The GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang