« 2nd Fight »

217 33 15
                                    

Bunga pukul empat mekar pada pukul empat, tentu saja. Tepat saat Eric dan Juyeon sampai pada jarak satu kilometer dari gerbang utama. Dikarenakan mereka adalah vampir-tanpa darah dan bayangan, alias mayat hidup-maka tidak perlu khawatir akan penciuman serigala yang bekerja dua kali lipat dari makhluk biasa.

Tugas Juyeon dan Eric adalah menembus pertahanan lapisan satu. Sebenarnya itu tugas Sunwoo juga, namun pemuda hitam terbang itu menghilang entah kemana. Eric tak mau buang waktu mencari Sunwoo, ia segera menjelaskan rencananya pada Juyeon agar pertahanan lapisan satu bisa segera ditaklukkan dan kawan-kawannya bisa masuk ke kastil dengan mudah.




Eric menjelaskan cukup banyak, namun karena tak mendapat respon dari lawan bicara, pemuda Sohn itu segera menoleh pada Juyeon. Yang sialnya sedang bersandar pada pohon sambil mengorok.

"Bangsat!" Eric mengumpat terang-terangan, lantang, dan berhasil menarik perhatian werewolf yang tengah berpatroli.

Eric mencak-mencak karena sebal, kemudian ia menarik lengan Juyeon untuk dibawa ke tempat yang lebih aman dengan kecepatan di atas pada werewolf. Beruntung mereka selamat, untuk sementara ini. Nanti ingatkan Eric untuk menampar wajah Juyeon dengan uang agar lelaki itu sadar bahwa dirinya sangat tidak berguna di waktu terpenting.





Eric melihat sekilas langit-langit yang bersemburat merah kini kembali menggelap seperti jam-jam sebelumnya. Kemudian saat makhluk terbang melintas di cakrawala, Eric tahu bahwa Sunwoo telah menggunakan kekuatannya untuk mengalihkan perhatian werewolf.

Terbukti saat manusia serigala itu mendongak terheran-heran melihat kegelapan langit fajar. Sementara itu Eric berjuang membangunkan Juyeon.

Setelah cukup lama berusaha akhirnya Juyeon terbangun dalam keadaan siap tempur. Terimakasih pada Eric yang melemparkan Juyeon ke sebuah pohon.





Sunwoo menyelimuti sekitaran werewolf dengan bola asap hitam, membuat makhluk itu bingung dan mengibaskan kaki menghalau asap. Sembari terbang sana-sini, Sunwoo terus melempar bola hitam asap, sesekali bola api, untuk mengalihkan perhatian dari Eric dan Juyeon yang diam-diam menyerang.

Berbekal belati perak dan pergerakan seperti bayangan, duo vampir itu berhasil melumpuhkan tiga perempat pasukan lapisan pertama tanpa mendapat serangan balik.

Tinggal sepertiga, rupanya adalah akhirnya yang cukup buruk. Sisanya adalah werewolf elite, yang benar-benar dilatih untuk membunuh perusuh kerajaan.

Juyeon kehilangan belatinya saat salah satu pria berubah menjadi serigala dan menerjangnya ke tanah. Eric tak berusaha menolong karena ia sendiri tengah dalam kesulitan. Dikepung empat serigala besar menjadikannya seperti kucing yang tengah dibully.

Tangannya bergetar memegang belati , tak kuasa melawan karena rasa takut dan juga 'batas' yang dikatakan Sangyeon mulai merayapi tubuhnya. Tubuhnya yang semula terasa kuat kini melemah dengan chip yang berkedip-kedip seperti ultraman yang kehabisan baterai.

Eric kehabisan tenaga.





Namun sungguh, Fortuna yang sangat budiman menolongnya dengan mengirim Hyunjoon dan Younghoon dalam wujud serigalanya untuk menolong Eric. Tak butuh waktu lama Younghoon berhasil mengoyak leher serigala yang menyerang Juyeon dan Eric.

Kemudian Hyunjoon melintasi Eric dengan satu kaki belakang yang terangkat seperti tengah mengejek Eric yang terkulai lemas. Eric terkekeh sebelum berubah menjadi manusia utuh dan mulai merasakan lelah di seluruh persendiannya.



Hyunjoon dan Younghoon berlari membuka gerbang dan segera membinasakan para penjaga sebelum mereka sempat menyerang. Cakar yang lebih tajam dan mengkilat daripada pisau itu mengoyak apapun yang menyerang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang