« 1st Fight »

514 94 11
                                    

Hyunjae sempat mencibir kemarin. Ia hanya mendapat pedang kuno seberat dua kilo yang membuat pergelangannya keseleo hebat. Tapi setelah Jacob mengaktifkan weapon mereka, pedang milik Hyunjae berubah menjadi ringan. Pegangannya lembut untuk digenggam, dengan model baru, dan bisa mengeluarkan cahaya silau pada setiap ayunannya.

Begitu ringan, seperti riptide; pedang-pulpen milik Percy Jackson. Hyunjae berdecak heboh melihat kesamaan akan pedang nya dan Sunwoo. Hanya saja milik Sunwoo bisa mengeluarkan api, dengan banyak ukiran menyeramkan pada tubuh pedangnya.

Kini mereka ber dua belas sudah siap di depan gedung Olysthern bersama baju zirah lengkap beserta kegugupan yang menyelimuti tubuh gemetar. Chanhee belum memulai, ia bahkan tidak tahu bagaimana memanfaatkan kekuatan gerakan kilat nya dalam perang ini. Changmin pula, merasa aneh dengan title elastic boy, sedangkan dia sendiri masih bingung bagaimana cara melakukan gerakan elastis.

Split? Tidak, itu buruk. Bukan waktunya melakukan yoga atau pilates.

Sekarang waktunya menguji ketangguhan dan kekuatan setelah latihan dadakan selama beberapa jam saja. Meski dengan gigi bergemeletuk seperti orang kedinginanㅡ tentu saja dingin, ini pukul lima pagi!










Sangyeon tidak mau membuang waktu sia-sia dengan cara membiarkan para pemalas bangun di siang bolong dan baru memulai perangnya saat "mental gue udah siap". Menunggu mereka menjadi pemberani sama dengan memperlambat masa.

Sangyeon memberi sedikit peringatan dan saran. "Hyunjoon, Kevin, dan Eric nyerang lewat atas. Naik ke puncak Olympus." tangannya menepuk pundak Kevin sebagai penyemangat.

Sangyeon mendapat protes dari Hyunjoon yang mengeluh hanya memiliki anak panah dan busur kuno sebagai senjata. Tentu saja dalam ketinggian diatas dua puluh kaki, panahnya tidak akan bisa mencapai target, serta penglihatan yang tak menjangkau jarak jauh.

Sangyeon menyerahkan tiga buah kaca mata pada setiap 'penyerang atas'. Kevin, Eric, dan Hyunjoon menerimanya, memakai, lalu berdecak sebal saat tidak merasakan efek apapun.

Sebelum sempat menggerutu, Sangyeon kembali mendekati mereka. Memasangkan sebuah sticker, atau mungkin lampu kecil pada pistol dan panah. Benda kecil merah itu berkelip. Usai memberi kode pada Jacob untuk mengaktifkan weapon, kaca mata setengah gelap yang Kevin pakai menyala.

Eric dan Hyunjoon menggumamkan woah saat kaca mata itu membuat pandangan mereka menjadi lebih jeli dan tajam, dan dapat melihat apapun dari jarak jauh. Bahkan Eric bisa melihat bebatuan besar dari jarak seratus meter.

"Eye-target, supaya kalian nggak salah sasaran pas nyerang." Sangyeon beralih pada dirinya sendiri, memasang Titan Gloves di tangannya. "Kalau yang ini buat memperjauh jangkauan." ia menunjuk pada benda merah yang menempel di busur Hyunjoon.

Para penyerang atas tak perlu khawatir lagi tentang jarak capai senjata dan penglihatan. Sementara Changmin dan Chanhee masih khawatir akan keanehan weapon mereka. Sangyeon segera menghampiri Changmin, memberi kode pada yang lain agar menjauh sedikit.

"Masih belum bisa?" dan Changmin hanya mengangguk kecil soal itu. Sangyeon meraih dua pasang benda berwarna hitam, mirip pipa-pipa. Tapi sebelum itu, dia menyuruh Changmin menutup mata.

"Bayangin, tangan-tangan panjang." perkataannya seolah menyihir Changmin agar berimajinasi atas tangannya yang berubah menjadi sangat panjang.






"Sulur-sulur anggur."

"Permen karet."

"Adonan kue."







Seketika, tangan milik pemuda dengan tawa seperti lumba-lumba itu memanjang. Seperti sebuah tentakel gurita yang lentur, dan sangat menggelikan. Sunwoo bergidik, "Itu ... nyeremin."

The GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang