Pt.22

68 9 0
                                    

Happy reading.....

"Tadaima"suara lesu memasuki sebuah rumah dengan nuansa kuno.

Sepi,hanya terdengar derap kaki dari gadis itu tanpa ada suara lainnya hingga sebuah suara memecahkan keheningan.

"Kau sudah pulang Saki"suara yang tak lain adalah Umiko berlari dari arah tangga menuju ke arah adiknya.

Saki hanya mengangguk lesu.

"Daijobu desu ka?"Umiko melepaskan jaket penelitian nya dan melemparnya ke arah sofa.
"Daijobu desu"Saki mengambil jaket dari sofa.
"Jangan meletakkan barang sembarangan"Saki melempar kan jaket kakak nya ke arah Umiko.

Umiko tersenyum dan melipat jaketnya sembarang.

"Kau benar benar baik² saja?"Umiko mengikuti langkah kaki Saki menuju dapur.

"Ne-chan berhenti mengkhawatirkan ku berlebihan aku ini sudah besar"Saki membalikkan badannya dan memandang Umiko dengan tatapan memohon.

Umiko menggeleng kepala pelan.

"Kau pikir mengkhawatirkan mu itu bukan suatu kegiatan?"Umiko menepuk pundak Saki.
"Kau ini keluarga ku satu satunya hanya kau yang aku miliki tanpa mu aku tidak akan berdiri disini sekarang"Umiko memeluk Saki erat.

"Jadi jangan melarang kakak mu ini untuk berhenti mengkhawatirkan mu,ya"Umiko mengusap lembut rambut Saki.

"Ya aku akan mengingat itu tapi bagaimana jika.."Saki menjeda perkataan nya.
Umiko melepaskan pelukannya dan menatap bingung adiknya.

"Iya' lupakan bukan hal yang penting"Saki meyakinkan kakak nya agar percaya akan apa yang dia ucapkan.
"Jangan sembunyi kan apapun dari ku adik kecil mau bagaimana pun aku pasti akan mengetahui nya nanti"Umiko mencubit pipi Saki pelan lalu pergi kembali ke arah kamar nya.

"Iya' ne-chan aku yakin aku bisa mengatasi nya dengan teman teman ku tanpa mu tanpa harus membebani mu"

--------

"Apa isinya?"Black merebut paper bag dari tangan Maroon.
"Kue dan kertas ini"Black menyerahkan selembar kertas yang ia temukan di dalam paper bag tadi.

Black membuka lipatan dari kertas itu lalu membacanya.
"Apa isinya?"Maroon ikut mengintip isi surat itu.

"Sebuah alamat"jeda Black."Kurasa aku mengenal tempat ini"sambung nya.

"Coba aku lihat"Maroon merebut kembali kertas di tangan Black.
"Tidak aku tidak tau tempat ini bagaimana kalau kita kesana"usul Maroon sembari menyomot satu kue dari kotak merah muda di depan nya.
"Aku juga penasaran mau pergi sekarang atau besok saja?"Black juga mengambil kue dari kotak di hadapan nya.

"Emm terlalu manis"Black mengunyah kue yang sudah masuk ke mulut nya dengan sedikit memejamkan mata nya.

"Aku mengikuti mu kalau kau ingin pergi sekarang baiklah kalau tidak ya besok saja"Maroon menutup kotak kue di hadapan nya dan membawanya ke dapur.

"Besok saja aku lelah hari ini"black menepuk pundak Maroon. "Aku berfikir jika besok akan terjadi sesuatu yang luar biasa"bisik Black.

Maroon hanya tersenyum tipis mendengar nya.

"Kejutan? aku suka itu"

----------

"Argghhh!!!!"polisi merah itu sekarang sedang frustasi dengan keadaannya.

"Tenang lah Keiciro kau tidak perlu terlalu memikirkan nya pasti akan ada jalan keluar"polisi dengan rambut tergerai panjang kini sedang berusaha menenangkan rekan kerjanya.

Lupinranger vs Patranger (New Partner)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang