Part 1

13.2K 224 1
                                    

Sebelum baca ada baiknya Vote dan tambahkan cerita ini dalam list bacaan kalian agar tidak ketinggalan chapter selanjutnya. Untuk anak dibawah 18 tahun sangat tidak disarankan untuk membaca cerita ini. Terima kasih. Ikuti cerita ini sampai habis

Selamat membaca

Camila merenggangkan kedua lengannya. Tengkuknya terasa tegang. Jam pelajaran sudah hampir usai. Sebenarnya masih ada beberapa kerjaan yang belum selesai tapi ia sudah terlalu lelah. Jadi, Camila memutuskan untuk segera pulang.

Beberapa kertas ujian yang telah diperiksa tersusun rapi. Melirik kearah jam dinding. Sekarang waktu yang tepat.

Seseorang mengetuk pintu ruangannya dan segera terbuka setelah Ia mempersilahkan pemilik suara tersebut agar masuk.

"Mrs. Hill."

"Brandon, masuklah." Brandon masuk dengan langkah yang pelan.

Camila membetulkan letak kacamatanya. Memandangi Brondon dengan pandangan seteduh mungkin. Brandon adalah anak yang berprestasi dan unggul di bidang matematika.

"Ada apa denganmu hari ini Brandon? Kau bisa duduk dan ceritakan permasalahan apa yang sedang mengganggumu belakangan ini?"

Brandon diam saja sesekali menunduk. "Nilaimu belakangan ini menurun."

"Maafkan aku Mrs. Hill."

Camila tersenyum lembut, "Kau bisa bercerita apapun kepadaku, Brandon. Nilaimu harus tetap stabil untuk dapat masuk ke universitas terbaik. Aku sangat yakin kau bisa."

"Apakah Olimpiade membuatmu kewalahan dalam belajar?"

Beberapa bulan lalu Camila meminta Brandon untuk mengikuti Olimpiade Matematika. Ia sangat ingin mempermudah jalan Brandon agar diterima di Univercity of Cambrige.

"Tidak Mrs. Hill. Aku cukup menikmati prosesnya. Hanya saja..." Brandon terhenti sejenak memandang wajah Camila yang ada didepannya.

Dibalik meja sedang bersandar dengan kedua tangan diatas meja. Dua kancing atas kemeja baju Camila terbuka hingga menampakkan sedikit payudaranya.

Brandon seketika menegang ditempatnya. Sedangkan Camila menunggu jawaban dari Brandon. Menyentuh punggung tangan Brandon yang berada diatas meja.

Seperti tersadar dari lamunannya, Brandon langsung berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan keluar dari ruangan dengan perasaan campur aduk. Meninggalkan Camila tanpa mengatakan sepatah katapun.

...

Dilapangan basket, Brandon duduk dikursi pemanin di pinggir lapangan sambil mendribel bola dengan malas. Bayangan wajah dari Camila masih terbayang di otaknya hingga detik ini. Tidak biasanya ia seperti ini hanya dengan melihat wajah guru. Tapi entahlah, hari ini Camila sangat menawan dengan kemeja putih, kacamata dan rambut yang di gulung asal seperti tadi.

"Shit." Rutuknya saat merasakan bagian tubuhnya menegang hanya dengan membayangkan apa yang ada dibalik kemeja putih yang Camila kenakan tadi.

Dari ujung lapangan, Mike dan Lee datang dengan lambaikan tangan. Brandon memutar bola matanya malas saat melihat seorang perempuan dibalik kedua temannya itu.

"Dia memaksa ikut." Kata Mike sambil memberi kode dengan dagunya ke arah Wendy yang menyapanya dengan wajah riang bagai mendapat lotret jutaan dolar.

Tanpa dipersilahkan, Wendy mendekat lalu duduk tepat disebelah Brandon yang masih mendribel bola.

"Aku bawakan minuman dan snake untuk kalian semua. Spesial untuk Brandonku, Milk Shake kesukaanmu." Ucap Wendy sambil mengeluarkan tumblr merah muda dari dalam tas jinjing yang ia bawa.

"Sudah kubilang berulang kali padamu kan? Jangan pernah ganggu aku lagi. Oke?" Brandon berdiri dari tempat duduknya lalu melemparkan bola ke arah Mike lalu berjalan menjauh keluar lapangan dengan rasa kesal.

Sedangkan dibelakang, Wendy memandangi Brandon dengan wajah nyaris menangis. Lee dan Mike berusaha menenangkan Wendy tapi rasanya percuma.

"Kan sudah kuperingatkan dari awal. Brandon tidak pernah menganggapmu."

"Brandon Sialan! Awas saja nanti! Aku akan membuatmu berlutut didepanku!" Teriak Wendy murka.

...

Camila bergegas mengambil tasnya yang ada di atas meja dan bersiap untuk pulang. Koridor sekolah sudah sepi. Hanya beberapa anak yang mempunyai kegiatan diluar jam sekolah yang terlihat berpapasan dengannya di koridor.

Melewati koridor yang bersebrangan dengan lapangan basket, Pandangan Camila teralihkan dengan suara seseorang berteriak dari arah lapangan. Ternyata pemilik suara itu Brandon, dan seorang gadis yang berusaha mengejarnya dibelakang tapi ditahan oleh 2 orang laki-laki yang ada dibelakang.

'Mungkin saja Anak itu sedang ada masalah dengan percintaan hingga mengganggu akademiknya. Sangat disayangkan.' Ujar Camila dalam hati. Ia melanjutkan jalannya keluar menuju parkiran.

Membuka mobilnya secara otomatis menggunakan kunci. Saat akan membuka pintu, seseorang mendorong pintu itu kembali agar tertutup. Camila berbalik untuk menemukan siapa pelakunya dan cukup terkejut mendapati Brandon yang menatapnya dengan matanya yang tajam penuh arti.

"Brandon? Apa yang sedang kau lakukan?"

"Ayo,  berkencan Mrs. Hill."

See you on next chapter

The Boy Try To Flirt Me [+21]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang