Part 4

7.7K 165 3
                                    

Brandon masuk kearah lobby setelah memarkirkan mobilnya sembarangan. Sehingga membuat lalu lintas di lobby sedikit terhambat. Seorang Security bahkan tidak segan-segan menegur Brandon tapi di acuhkan. Beberapa orang yang melihat aksi nekatnya meneriaki Camila menundang rasa penasaran.

Hari ini Camila tampak sangat cantik. Sebenarnya wanita itu selalu memesona. Kemeja berbahan denim dan jeans biru laut yang sangat pas membungkus pinggang rampingnya. Sekilas Brandon penasaran dengan wajah Camila saat bangun tidur, apakah akan terlihat lebih menawan?

"Sebaiknya kita segera berangkat." Sebelah jemari Camila ia ambil dan digenggam. Terasa lembut sekali dibawah kulitnya.

Sedangkan Camila masih mencerna apa yang Brandon tengah lakukan. Ditengah-tengah langkah mereka, Camila menarik tangannya hingga lepas dari genggaman.

"Apa yang sebenarnya sedang kau rencanakan? Berhenti bersikap konyol seperti ini Brandon."

"Aku hanya ingin menjemputmu. Tidak ada alasan lain. Kemarin aku memaksamu untuk ikut bersamaku, itu artinya aku bertanggung jawab untuk mengantarmu kembali ke sekolah Camila."

"Berhenti memanggilku hanya dengan nama depan."

"Kenapa? Namamu cukup manis seperti orangnya." Brandon cukup berani menyetuh pipinya. Bukan semburat merah merona tapi sebaliknya, wajah Camila merah padam.

"Jangan menyentuhku."

Brandon cukup terkejut dengan reaksi Camila. Tangannya dihempaskan dengan cukup kuat. Harga dirinya sedikit tersentil. Ingatkan ia semua pria benci diperlakukan seperti ini. Tapi, Brandon berusaha tidak mengambil hati hal itu.

"Berhenti bermain-main Brandon. Sadarlah, aku ini gurumu. Bukan teman wanitamu yang seenaknya bisa kau goda. Tolong perhatikan sikapmu." Setelah mengucapkan kalimat itu Camila melangkah pergi dan sempat menabrak bahu Brandon.

Hantaman heel runcing yang Camila kenakan menggema diseantero lobby. Terdengar menjauh dari tempatnya semula. Brandon berbalik dan melihat wanita itu telah pergi dengan taxi yang baru saja tiba. Brandon tersenyum penuh arti.

Benar benar wanita yang sangat menarik.

...

'Bagus Camila, kerja bagus' ucapnya dalam hati.

Langkah yang ia ambil sudah tepat. Dengan seperti itu, Brandon bisa kembali ke sikapnya seperti semua. Bersikap sopan antara siswa dan guru mereka. Tapi, Camila merutuki dirinya yang begitu hina membayangkan Brandon semalam dalam kegiatan yang cukup panas. Tidak, itu tidak akan terjadi lagi. Mungkin saja karena mereka seharian bersama dan Brandon selalu melakukan tindakan yang cukup untuk membuat seluruh tubuhnya bereaksi aneh.

Tolong salahkan dirinya yang begitu lemah hanya berada didekat seorang pria. Ya, Camila sangat tahu dirinya. Ia tidak mampu menahan diri hanya berdekat dengan lawan jenis sejak ia menyandang status janda.

Ia menyandarkan kepalanya kesandaran kursi. Tiba-tiba saja kepalanya menjadi pening.

...

Saat sampai, Brandon langsung mengambil tempat duduk tepat didepan meja guru deretan paling depan dan mengacuhkan teman-temannya yang memintanya duduk ditempat biasa alias deretan belakang.

Seperti dugaannya, Camila terlambat. Wanita itu masuk dengan keadaan wajah pucat pasih. Seingatnya tadi, Camila masih baik-baik saja dengan wajah yang cantik dan cemerlang seperti biasa. Apakah terjadi sesuatu selama perjalanan?

Kelas segera dimulai. Berjalan baik seperti biasa. Camila tampak profesional saat menjelaskan tapi Brandon tahu wanita itu sedang tidak baik baik saja.

The Boy Try To Flirt Me [+21]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang