Part 12

5.9K 216 34
                                    

Vote dan follow sebelum membaca.

Cerita ini tidak cocok untuk anak usia dibawah 18thn.
So, bijak dalam membaca

Setelah berapa lama mengurung diri dikamar mandi akhirnya Camila menyerah. Ia mengintip kedalam kamar yang ternyata sudah kosong. Matahari sudah semakin tinggi. Itu artinya ia harus segera berangkat ke sekolah jika tidak ingin terlambat.

Mengenakan setelah rapi seperti kemeja dan rok span seperti biasa. Namun, Camila sadar dari pantulan dirinya didepan cermin lehernya dipenuhi dengan bercak kemerahan. Astaga! Brandon sialan!

Camila mengganti kemeja dengan baju lengan panjang berbahan rajutan dengan leher tinggi. Seseorang tiba-tiba masuk kemudian memeluk pinggangnya dari belakang. Menenggerkan wajah di celuk lehernya. Brandon memeluknya erat. Tapi anehnya, Camila hanya diam saja. Kerja Otak dan tubuhnya tidak selaras.

"Ayo makan. Aku sudah membuat sarapan untuk kita."

"Kukira kau sudah pergi."

"Mana mungkin aku meninggalkanmu sendiri. Tidak akan pernah." Ucap Brandon.

"Aku suka sekali memelukmu seperti ini. Rasanya nyaman sekali." Lanjutnya.

Brandon hanya memeluknya. Dari pantulan cermin didepannya, Brandon tampak manja sekali. Siapa yang tidak meleleh melihat wajah tampan Brandon. Tapi saat reka ulang kejadian malam panas mereka terlintas, Camila melepaskan pelukan Brandon lalu keluar dari kamarnya. Dada Camila berdebar tidak karuan.

Meja makan telah tersedia roti lapis dan segelas susu. Rasanya manis sekali saat seseorang menyiapkanmu hidangan dipagi hari apa lagi orang itu adalah seorang pria. Tapi sadar pria itu adalah Brandon, Camila kembali mengingatkan dirinya berulang kali.

Mereka duduk berhadapan. Menghabiskan sarapan dalam hening. Tapi didalam pikiran Camila sangat kalut. Beberapa kali ia melirik Brandon dengan gusar.

Brandon yang menyadari hal itu akhirnya buka suara. "Bicara saja. Kenapa harus pake suara hati. Aku kan tidak mengerti."

"Hah?"

"Daritadi kau melihatku seolah ingin mengatakan sesuatu."

Camila ingin membuka suara dan membicarakan soal kejadian semalam. Digaruknya tengkuk yang tidak terasa gatal.

"Aku... hmmm... soal semalam..."

"Ohh soal semalam? Kenapa?" Brandon bertanya seolah tidak terjadi kejadian tragis. Itu menurut Camila.

"Sudahlah lupakan."

Brandon mengambil tangan Camila yang ada dihadapannya. "Memangnya kenapa? Kita sudah sama-sama dewasa. Aku menganggap kejadian semalam... bagaimana yaa cara membahasakannya. Kau kan pacarku, jadi menurutku itu wajar saja. Tidak masalah. Aku malah senang sekali."

"Jadi, kejadian semalam kuanggap kita resmi berpacaran."

"Tapi kenapa?"

"Tentu saja! Kau telah mengambil keperjakaanku!"

"Mustahil!" Teriak Camila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Boy Try To Flirt Me [+21]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang