Part 9

5.6K 140 16
                                    

VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA.


"Menginap dirumah siapa lagi kali ini?" Ledek Will saat Brandon masuk kedalam apartemen milik temannya itu.

Beberapa temannya sudah ada ditempat ini sejak kemarin. Hanya saja, Brandon memilih untuk menghabiskan malamnya bersama Camila. Tapi sayang, rencana itu gagal total. Brandon menghempaskan tubuhnya kasar di sofa tunggal disudut ruangan. Will, Lee, Mike dan beberapa anak laki-laki lain teman Will yang Brandon tidak kenal.

Brandon mengambil botol bir yang berisi setengah. Wajah Camila tidak berhenti terbayang-bayang dikepalanya.

"Sial!!" Teriak Brandon marah. Marah pada dirinya sendiri.

"Chill boy." Sahut Lee dari meja panry. Sejak kapan pacar Lee ikut ke tempat ini?

Sebenarnya apartemen Will adalah tempat kumpul mereka. Will adalah salah satu anak konglomerat kaya. Satu apartemen di jadikan markas untuk bersenang-senang bukan masalah. Terlebih lagi disini bebas membawa teman wanita. Satu-satunya peraturan yang tidak boleh dilanggar adalah membawa narkoba jenis apapun. Will sangat anti terlibat masalah. Apalagi ayahnya adalah petinggi pemerintahan.

"Siapa lagi perempuan beruntung itu?" Mike datang dan merangkul bahunya. Semua orang tahu, Brandon adalah tangkapan yang bagus. Dia lahir dengan sendok emas dimulut. Tapi, Brandon lebih tampak seperti anak yang tidak begitu bangga memamerkan kekayaan orang tuanya.

"Jangan ganggu aku. Kepalaku rasanya ingin pecah. Sialan!" Brandon merutuki dirinya sendiri.

"Apakah lebih cantik dari Wendy?" Goda Mike sekali lagi.

"Jauh! Dia sangat sangat cantik. Aku bahkan bisa masih bisa merasakannya diatas pahaku." Ingatannya kembali saat Camila duduk diatas pahanya sewaktu dimobil.

"Woww!" Teriak Vinn.

"Apakah goyangannya lebih dari pacarku?" Tanya Lee. Gadis itu mendorong dada Lee tidak suka.

"Apaan sih!"

"Aku hanya bercanda sayang." Lee mencium pacarnya.

Brandon menggeleng. Kepalanya bersandar di sofa.

"Bawa kesini dan biarkan kami menilai. Bagaimana?" Sorak Will.

"Tidak! Tidak akan!" Tentu saja Brandon tidak akan membawa Camila ketempat ini. Walaupun mereka teman baik Brandon, ia tidak bisa mempercayai mereka begitu saja.

...

Setelah menemani Paul berbelanja. Memilih beberapa pasang baju dan jas untuknya. Beberapa pramuniaga memberi komentar jika Camila dan Paul adalah pasangan yang sangat serasi. Pria itu tersenyum sambil tersenyum malu sedangkan Camila hanya tersenyum sopan takut menyakiti perasaan Paul.

Sebenarnya ia tidak begitu peduli perasaan Paul. Sejak dulu hingga detik ini Camila tidak memiliki perasaan apapun pada Paul padahal pria itu sudah mati-matian memberikannya berbagai macam bentuk perhatian. Tapi rasanya begitu hambar dan biasa saja.

Berbeda dengan Brandon. Keberadaannya belakangan cukup mengganggu, lebih tepatnya mengganggu kesehatan jiwanya. Jika waktu diputar kembali, Camila masih sangat ingat saat Brandon masuk kekelasnya ditahun ajaran pertama. Memang dari awal Brandon dapat mengalihkan pandangan siapapun yang melihatnya. Senyumannya begitu menawanan dengan deretan gigi berbaris rapi. Rambutnya coklat dengan potongan yang sangat cocok untuknya. Brandon memiliki kharisma tersendiri yang tidak dapat ditolak oleh siapapun. Bahkan oleh dirinya yang notabene adalah seorang guru.

Tapi sebenarnya waktu itu Camila hanya mengagumi karena selain wajah Brandon yang tampan diatas rata-rata, ia juga memiliki segudang pretasi dibidang akademik. Apalagi Brandon selalu mendapatkan nilai terbaik dikelasnya. Guru mana yang tidak senang?

The Boy Try To Flirt Me [+21]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang