Part 5

7.4K 152 2
                                    

Vote dan follow sebelum membaca.
Terima kasih :)

Berhari hari sudah Camila berusaha menghindari Brandon. Menghindar dalam bentuk apapun. Mulai dari tatapan mata sebisa mungkin ia hindari, lebih baik ia mengambil jalan memutar yang jauh daripada harus bertemu dengan Brandon. Mengenai bimbingan olimpiade, siapa lagi yang peduli. Persetan dengan semua itu. Ia tidak bisa berada satu atmosfer lagi dengan anak laki-laki itu atau ia akan semakin kacau. Camila masih cukup waras untuk bertahan menjadi seorang guru dan menjunjung tinggi wibawanya.

Ya, memang harusnya seperti itu kan? Tapi ucapan Brandon waktu itu masih terngiang-ngiang dikepalanya.

...

Sebuah pensil menghantam meja cukup keras. Sang pemilik mengusap wajahnya frustasi. Paul cukup terkejut dengan sebuah pensil terbang yang hampir mengenai wajahnya.

"Aku tidak bisa melanjutkan ini."

Brandon bangkit lalu mengambil tasnya kasar. Berhari-hari Camila menghindarinya secara terang-terangan. Keberadaannya sekarang bagai hama mengganggu yang berusah di basmih oleh wanita itu. Bahkan sekarang ia mengalihkan bimbingan olimpiadenya pada guru lain. Brandon bisa jadi gila jika seperti ini terus.

"Hei! Kau mau kemana?" Teriak Paul dibelakang.

"Aku BERHENTI! Katakan pada Mrs. Camila Hill. Persetan dengan olimpiade!"

...

Flashback 2 tahun sebelumnya

Semua mata memandang kearahnya saat melintas diparkiran hari pertama tahun ajaran baru. Turun dari motor dengan suara knalpot yang cukup mengundang tatapan mata siapa pemilik motor harga fantastis itu.

Seluruh tatapan meneliti tiap gerakan Brandon. Mulai dari memarkirkan motor hingga melepas helm yang membungkus wajahnya. Napas para wanita seakan tercekat melihat wajah tampan bagai turun dari langit. Rambut coklat berkilap dibawah cahaya mentari pagi, senyuman mempesona, tubuh tinggi dan cukup atletis. Seperti maha karya Tuhan yang nyaris sempurna.

Siswa baru namun nampaknya kepopuleran sudah seakan melekat dimanapun Brandon berada. Sorak sorai para wanita saat ia melintas masuk menuju gedung sekolah.

Calvin—sahabat baiknya telah menunggu di depan pintu masuk dengan melambaikam tangan. Mereka ber tos sebentar lalu melanjutkan jalan.

"Sepertinya kau populer lagi. Sial!" Calvin cukup tampan tapi nampak tidak begitu bersinar dibanding Brandon.

Beberapa perempuan menggodanya saat melindasi koridor. Oh sial! Bahkan salah satunya cukup berani menyentuh dadanya.

Kurang dari beberapa menit sudah beberapa orang yang menawarinya masuk kedalam klub mereka. Tahu kan, anggota good looking salah satu trik menarik anggota lebih banyak. Tapi tawaran itu ditolaknya mentah-mentah.

"Beruntung! Loker kita bersebelahan." Ucap Calvin senang. Brandon hanya bersikap 'sok cool' dengan acuh mendengar ucapan Calvin barusan.

"Brandon! Liat ini." Calvin memperlihatkannya halaman web sekolahnya dan foto wajahnya turun dari motor menjadi tranding topic. Pantas saja semua orang memandangnya dengan tatapan lapar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Boy Try To Flirt Me [+21]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang