Bagian Sepuluh | Bagian dari Rencana

8.8K 1.3K 1.7K
                                    

Halooooooo ada yang nungguin cerita ini update engga?

Absen sini yang nungguin!

Kalian hari ini ngapain aja kegiatannya?

Jangan lupa untuk vote dan komentar ya!

Jangan lupa juga follow instagram :

asriaci13

terus abis itu ikuti saluran (channel) di profile aku untuk tau brodcast dan spoiler sekitaran update ceritanya!

Selamat membaca cerita Hiraeth

***

Now Playing | Yaeow - Favorite Lesson

Bagian sepuluh | Bagian dari Rencana

Tidak semua orang menyukai makanan manis, dan tidak semua orang juga membenci makanan manis. Semua orang punya selera, tidak bisa dipukul rata.

***

"Kalau cewek lagi ngambek tuh harus diapain sih?" tanya Kaisar sambil terus menatap layar ponselnya. Pesan dia tak kunjung mendapatkan balasan dari kekasihnya dan itu membuatnya pusing.

"Minta maaf," jawab Chiara

"Eh gak cukup minta maaf doang gak sih?" sambar Citra, "Ya menurut gue sih ya, soalnya kan Chiara gak dianggap cewek gak sih sama kalian, iya kan?"

"Terus kalau dia bukan cewek apaan?" tanya Akash yang merasa aneh dengan pernyataan Citra.

"Soalnya Daren sering bilang ke gue, tiap misal gue mau ikut ngumpul bareng kalian dia larang gue katanya ya khusus cowok doang, taunya Chiara ikut terus ya kata Daren Chia gak dianggap cewek ama kalian."

Akash menatap Daren, dan dia sudah paham akan situasinya. Alasan Daren mengatakan seperti itu, hanya agar dia tidak bertengkar dengan Citra saja. Terlebih emang Citra sering sensi soal Chiara.

"Terus mesti di apain kalau misal cewek ngambek menurut lo Cit?" Kaisar kembali bertanya mengenai topik pembicaraan awal mereka.

"Balik lagi karena apa dia bisa marah ama lo ya Kai, kalau misal lo cuman minta maaf doang kaya saran Chia karena gak mau ribut doang mah percuma gak sih? Soalnya cewek tuh pasti tau minta maaf karena formalitas aja atau emang si cowok tau salahnya di mana dan beneran minta maaf."

"Katakanlah gue udah telanjur melakukannya, buat memperbaikinya gue harus gimana?"

"Samperin Kai, lo akuin kesalahan lo, lakuin hal-hal yang dia suka, lo enggak sibuk dengan temen-temen lo dan cuman ama dia. Menurut gue sebagai cewek kalau cowok ngelakuin hal yang effort tuh lebih bikin kita mau pertimbangin maafin daripada sekadar minta maaf di lisan aja."

Akash memperhatikannya, ketika Citra mengatakan itu, dia sambil menatap ke arah Chiara.

"Ribet bener dah," cibir Akash, "Kek kaya gak pernah lakuin kesalahan aja dah cewek, maunya kita aja terus yang ngalah dan ngerasa bersalah."

"Lah lo kan gak bakal ribet, Chiara kan cukup cuman minta maaf doang? Atau sebenernya dia gak begitu? Ngomong gitu cuman buat pencitraan aja depan cowok-cowok supaya ditemenin dan dianggap beda sama cewek lain?"

"Apa sih lo? Gak jelas," maki Akash, "ke mana-mana banget omongan lo, freak abis."

Sementara Chiara hanya diam saja mendengar Citra mengatakan hal-hal seperti itu, sudah biasa. Lagian bukan salahnya juga kalau Citra menganggapnya begitu, jadi biarkan saja.

"Gue cuman berpendapat, kalau lo ngga setuju ya gak usah marah begitulah, aneh," balas Citra dengan delikan mata tajamnya.

Sementara Daren hanya diam saja, dia mengeluarkan suara pun akan menjadi salah. Kekasihnya dan Akash memang tak akan pernah akur sama sekali.

Hiraeth (After Saudade)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang