Mortal enemy - O1

27 3 0
                                    

"AAAAAAAAA" terikan melengking keluar dari bibir ranum perempuan cantik berseragam putih abu. Rasa takut muncul ketika ia melihat kebawah.

Caca, cewek cerewet itu takut ketinggian. Tapi dengan bodohnya dia menerima permintaan Nazwa, dan Yalwa untuk bolos upacara.

Nazwa menawarkan Caca untuk membelikan semua jenis permen karet jika ia mau ikut bolos. Nazwa tau pasal nya gadis itu tidak pernah lepas dengan permen karet. Dengan mantap Caca menerima tawaran Nazwa lalu ikut bolos bersamanya.

Bukan tanpa alasan Nazwa mengajak Caca bolos, jelas cewek itu memanfaatkan sahabat lugu nya ini, untuk mengisi perutnya. Caca gampang di bodohi. Padahal yang Nazwa minta tidak sebanding dengan apa yang ia beri.

Ditambah soal permen karet, dengan licik Nazwa tidak mau rugi sendiri, dia meminta Yalwa untuk memberikan sedikit uangnya alias 'pt pt' untuk membeli semua jenis permen karet yang Caca mau. Ya Nazwa dan Yalwa sudah sepakat untuk bekerja sama.

Bagaimana sekarang Caca tak sanggup untuk melompati pagar yang sedang ia duduki.

"Ca! Anjing berisik, nanti ketawan Syava!" Nazwa geram dengan Caca yang masih betah di atas pagar.

Yang Nazwa takutkan sekarang, mereka kepergok oleh Syava yang notaben nya wakil ketua OSIS SMA 03 Rendrier . Jika sudah berurusan dengan soal hukum menghukum Syava paling kejam. Di tambah Caca, Yalwa, dan Nazwa itu sahabatnya. Sangat dengan senang hati Syava akan menghukum mereka dengan lebih.

"Lo mau lompat atau gua tarik?!" murka Yalwa. Dengan geram Yalwa menarik kaki yang tergelayut itu.

"YALWAAAA CACA MAU JATUUUH, JANGAN DI TARIK!"

"TURUN MANGKANYA!"

"Iya iya.." Caca membuang nafas, memberanikan dirinya untuk melompat kebawah. Caca sudah berancang-ancang untuk turun.

"Ayo Ca, kamu pasti bisa," batin Caca

1 ....

2 ....

3....

Breeet!

Bola mata Caca membulat, dirinya selamat turun, tapi tidak dengan rok abu nya. Rok abunya ternyata tadi tersangkut kawat yang ada di samping pagar.

Caca mengerjap ngerjapkan matanya beberapa kali, melirik ke arah Nazwa dan Yalwa bergantian.

"Ca.. Rok lo."

Yalwa masih diam menatap Caca. Detik berikutnya, Caca berteriak kencang.

"ROK GUEEEEE MAMII, HUAAAA-hmmpt"
Dengan cepat Yalwa membekap mulut Caca dengan tangannya. Caca memberontak.

"Diem, atau gue plorotin rok lo!" Caca mengangguk cepat, kemudian Yalwa melepaskan tangannya dari mulut Caca.

"Pyeeh, tangan Yalwa bau terasi."

"Anak settan!" umpat Yalwa.

Nazwa membuka jaket nya memakaikan di pinggang Caca, untuk menutupi rok Caca yang robek tadi.

"Jangan berisik."

Ketiganya mengendap-ngendap masuk kedalam sekolah. Nazwa mempimpin perjalanan, dengan Caca dibelakang Nazwa, dan Yalwa di belakang Caca. Ketiganya terus berjalan pelan agar tidak ketawan oleh Waketos mereka.

Rasanya gerah sekali. Yalwa mengelap keringat yang membanjiri dahi nya. Matanya melotot saat tangan yang ia gunakan untuk mengelap dahinya tadi di lumuri bedak.

"Sial bedak gue luntur!" dengan segera Yalwa mengambil bedak yang selalu ia bawa setiap hari kesekolah. Walau bolos penampilan itu penting, gitu kata Yalwa.

Mortal EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang