Mortal enemy - O2

26 2 0
                                    

Berisik, berantakan, dan kacau. Itulah keadaan markas Demonsgrew sekarang. Bagai rumah kosong yang tak berpenghuni, semua barang nya tergeletak tidak beraturan.

Terlihat tiga orang pria yang sedang mendebatkan hal yang tidak penting. Mencibir serta memaki lawan bicaranya.

"Ulang ulang apaan si Daffa begitu. Bukan gitu bego, gini," ucap Gio sambil menunjukan woah Dita karang ala nya.

"Apansi yo, gak estetik banget woah lo. Gini ni ni," Daffa menunjukan woah itik miliknya.

"Salaaah Badrull, woah gak ada yang begitu. Jelek banget woah punya lo, gada kece kece-Nya."

"Gue mencoba untuk kreatif yak, seenggak nya dengan begitu gue bisa menunjukan bahwa otak gue tu ada isi nya, gak kaya otak lo."

"Bacot goblok, orang di dance nya gada woah, lo bedua ngapain debatin woah," ucap renal yang jengah terhadap Gio dan Daffa.

"Tolol, kenapa gak bilang," Gio menoyor kepala Renal.

Pasalnya mereka bertiga ingin membuat vidio tiktok, namun gagal terus, lantaran diantara ketiganya selalu saja ada yang salah.

"Udah Ren cepet mulai, udah apal ni gue," ucap Gio menyuruh Renal memulai rekaman pembuatan tiktoknya.

Ketiganya pun berdance sesuai lagu yang di putar, dengan semangat. Gio berlenggak lenggok menari sesuka hatinya, sedangkan Daffa dan Renal bendace dengan tampan nya.

Reyga berjalan mengambil jaket, dan kunci motor nya, bersiap untuk pergi dari markas yang seperti kandang kambing ini.

Di tengah perjalanan Reyga berhenti lalu membalikan badannya. "Gue pulang markas harus udah rapih!" titah Reyga kepada anggota nya, terutama Gio, Daffa, dan Renal yang membuat kekacauan markas.

"Lo mau kemana Ga?" tanya Athur.

"Keluar bentar, kenapa?"

"Nebeng, gue di suruh pulang. Bensin gue abis," ucap Athur yang di angguki oleh Reyga.

Tak lama kedua nya pergi, Eja menyambar kunci motor nya yang tergeletak di atas nakas.

"Kalo lo mau kemana Ja?" tanya Renal.

"Pulang, Masnah belom di kasih makan," jawab Eja singkat. Fyi Masnah adalah kelinci kesayangan Eja, yang berjenis kelamin perempuan.

Tak bisa di pungkiri, di balik sifat nya yang dingin dan juga galak, ternyata Eja penyayang binatang.

Kini hanya tersisa Gio, Renal, dan Daffa di dalam markas. Mata ketiganya memutar menyelusuri keaadaan markas yang sanagat kacau.

"I-ini, kita yang beresin?" Gio menatap tak percaya markas di depan nya. Bahkan kamar ia yang selalu berantakan di mata emaknya saja lebih rapi ini.

"Orang kaya sekarang pelit-pelit. Kenapa Reyga gak sewa pembantu aja buat beresin markas ini tiap hari," beo Renal

Daffa menepuk bahu Renal dan Gio seraya berkata."Nanti kita beresin,sekarang kita lanjut buat tiktoknya." Lalu diangguki semangat oleh mereka berdua.

***

Syava berjalan menyelusuri perpustakaan yang ia datangi.  Mencari buku yang yang di suruh bu Desi kemarin.

Bola matanya berbinar, kala menemukan sesuatu yang ia cari sedari tadi. "Dapat!"

Syava mengambil buku itu, namun sialnya ia tak cukup tinggi untuk menggapai buku tersebut. Syava berjinjit, berusaha mengambil buku yang menjadi tujuan nya datang kesini.

Sebuah tangan kekar dengan lancang mengambil buku itu tanpa permisi, lalu membawanya pergi. Syava mengepal tangan nya kesal. Bisa bisa ada orang yang tidak sopan seperti laki-laki itu. Dirinya susah payah mencari buku itu, dengan seenak dahinya laki-laki itu mengambilnya.

Mortal EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang