"maaf ya, kak. jadi ngerepotin." ucap seorang lelaki kepada sang lawan bicara dengan wajah bersalah.
yang lebih tua terkekeh, "gapapa sang. biar sekalian joohyun ada temen."
yeosang mengangguk lalu menoleh ke arah anaknya, yang saat ini sudah berada di gendongan seonghwa.
si anak pun menatap ke arah papanya, ia mengedipkan mata pelan. balita berusia dua tahun tersebut tersenyum lebar.
"yeojung disini ya? sama uncle seonghwa. besok papa jemput, okay?"
si balita mengangguk lalu menepuk pipi yeosang, "othay papa! tiati pulangna!"
yeosang terenyuh, jadi tidak tega. batinnya.
ia melihat ke arah seonghwa, "kak-"
"ada apa?"
yang lebih muda menggaruk pipinya, "kok gue ga tega ya..."
"aneh lo! udah sana. sukses ya."
yeosang mengernyit, bingung, "sukses ap-"
"bikinin yeojung adek, hahaha!"
---
yeosang menghembuskan nafasnya. entah kenapa, sejak pulang dari kediaman kakak sepupunya- seonghwa- ia merasa amat gugup.
"tenangkan dirimu yeosang!" ia menepuk kedua sisi pipinya perlahan.
saat dirasa cukup tenang, ia beranjak untuk turun dan segera memasuki kediamannya bersama sang suami.
yeosang berjalan pelan, mencari keberadaan suaminya, dan menemukan sang suami tengah memasak di dapur.
ia tersenyum kecil, lantas berjalan menghampiri sang suami.
"ho-"
"darimana, kak?"
yeosang menghampiri suaminya, "dari rumah kak seonghwa."
jongho mengangguk, menoleh sekilas ke arah yang lebih tua lantas terkekeh.
"kamu ngapain ketawa?"
"gapapa. nitipin yeojung ya?"
"eeengg, iya..."
ctak!
kompor dimatikan, yeosang melongok. ah rupanya masakan jongho sudah matang.
"lihat sini dulu," tangan jongho membawa yeosang untuk menatap matanya.
yeosang gugup? tentu saja! meskipun sudah menikah hampir empat tahun, ia selalu gugup jika dihadapkan dengan suaminya. apalagi saat ini hanya berdua, kan?
"aku juga kangen kamu kak."
yeosang menahan nafasnya. ah, ia seketika merasa menyesal menitipkan anaknya.
"kenapa? nyesel nitipin yeojung ya? hehehe"
"ho," yeosang mendorong dada jongho, "sarapan dulu, yuk?"
jongho terkekeh pelan lalu mengelus pipi yeosang lembut, "iya, yuk."
yeosang akhirnya dapat bernapas lega. merasa sedikit beruntung jika suaminya bukan seorang suami dengan tipe pemaksa. hahaha.
---
hari sudah siang, atau mungkin sore? waktu menunjuk pukul satu dan hujan masih setia turun dengan derasnya.
yeosang berdiri di jendela kamarnya yang sedikit terbuka. membiarkan angin menerpa surai halusnya dan dibawa terbang perlahan.
ah, yeosang rindu dengan suasana seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀cta est 𝐅abula.
Fanficwarning: - oneshot, twoshot or etc. - bxb with some crackpair. - some mature content (🔞). written in bahasa feat lowercase.