"papa!"
yang dipanggil menoleh. ia tersenyum lebar menghampiri si manis yang berlari kecil ke arahnya.
"halo cantik, gimana harinya?"
bocah berusia enam tahun tersebut tertawa kecil, "hari ony baikk!"
"um.. papa?"
"iya?"
si mungil menatap ke arah san dengan tatapan berbinar, "ony boleh tanya?"
"tentu! sini, duduk di samping papa."
tentu saja kesempatan tidak di sia-siakan. setelah mendudukkan diri dengan nyaman menghadap san, si bocah mengulurkan tangannya yang menggenggam sebuah foto.
foto lama berisi seorang pemuda yang tersenyum lebar menghadap ke pantai.
"tadi kakak sama bunda habis bersihin gudang. and look what i found!"
dengan girang ia menepuk-nepuk tangannya, "papa, dia siapa?"
san menoleh kemudian memasang tatapan heran, "bunda ga ngasih tau?"
"nope. he said, aku harus tanya sama papa."
san menghela nafasnya beberapa kali kemudian mengusak surai anaknya, "okay lil girl. dengarkan papa, ya?"
ia mengangguk antusias. san menghembuskan napas beberapa kali sebelum mengeluarkan suaranya.
"dia malaikat, a literally angel. sesosok malaikat yang pernah tersesat di bumi."
"oh ya?"
"eum. dia baik, sukaaaa sekali bantu teman-temannya. sampai papa gabisa kalau jauh dari dia."
"woah! lalu?" matanya berbinar seraya memandang foto dalam genggaman jemari besar papanya.
"dia selalu memikirkan orang lain. entah dari perasaan atau kondisi orang lain. intinya, dia tidak egois. malah dia ceroboh, tidak pernah memerhatikan diri sendiri."
"i think, papa know him well?"
"of course i am. and your mom too." jemarinya mengusap polaroid foto di hadapannya. tatapannya berubah menjadi sendu setiap kalimat demi kalimat yang terlontar.
"kalian teman baik?"
san mengangguk, "papa, bunda, sama dia teman baik. sangat baik."
"woah cool! namanya siapa, papa?"
"...wooyoung, choi wooyoung."
mata si bocah membulat, "choi?!"
"heum, benar. choi."
"namaku choi wonyoung, our name is similiar, tho. bahkan wajah kami mirip," wonyoung mengamati foto di genggaman papanya.
"but my mom is choi yeosang.."
yang san lakukan hanya menunduk. berniat menyembunyikan air matanya yang dapat terjatuh dipipi kapan saja.
wonyoung menggenggam- mengambil alih foto yang berada di genggama papanya. dibawa foto tersebut ke depan wajah dan di elus perlahan.
"papa, ony ingin bertemu dia. dimana dia sekarang?"
san mengusap air mata di pipi dan mendongak; menatap ke arah wonyoung dengan eskpresi sedih.
"tentu saja di rumahnya."
wonyoung tersenyum lebar, "rumahnya dimana?! papa dimanaaana?"
ia bahkan mengguncang bahu san beberapa kali. berharap si papa memberi tahu keberadaan pemuda di dalam foto dan ia dapat bertemu dengannya.
san tersenyum manis kemudian membubuhkan kecupan di pipi sang anak, "surga. his home in heaven."
_____
how is it? sad?
ini bisa dikatakan angst yang gagal sih huhu ㅠ ㅠ
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀cta est 𝐅abula.
Fanficwarning: - oneshot, twoshot or etc. - bxb with some crackpair. - some mature content (🔞). written in bahasa feat lowercase.