chapter 6

154 9 2
                                    

Happy reading **

Suara lantunan ayat suci Al-Qur'an mengalun merdu memasuki gendang telinga. Seorang gadis dengan masih betah duduk diatas sejadahnya setelah melaksanakan shalat shubuh.

Jinan menolehkan kepalanya kearah jam yang kini menunjukkan pukul 05.30. Setelah melipat mukenah dan juga sajadah nya, Jinan beranjak menuju dapur menemui Uminya.

Sepasang tangan kini bertengger di perut wanita paruh baya yang sedang memotong sayuran.

"Ummiii...," rengek Jinan.

"Kenapa sayang?" tanya sang Umi.

Bukannya menjawab, Jinan malah semakin mengeratkan Pelukannya dan menenggelamkan kepalanya di pundak sang Umi yang tertutup Jilbab panjang.

"Aduh yang sebentar lagi mau jadi istri ternyata masih manja ya." ujar Abi Jinan dari arah belakang.

" Biarin lah." jawab Jinan dengan mengerucutkan bibirnya.

"Udah-udah, ayo makanannya udah siap nih." lerai sang Umi.

***

Tok tok tok...

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab Umi Jinan dan bergegas membukakan pintu.

"Loh Nak Zidan, ayo masuk!"

Gus Zidan pun masuk dan duduk disalah satu kursi yang berada di ruang tamu rumah Jinan.

"Saya mau mengajak Jinan untuk fitting baju pernikahan, umi." ungkap Zidan.

"Tunggu ya, Umi panggil Jinan dulu." dan dibalas anggukan oleh Gus Zidan.

Setelah menunggu sekitar 15 menit untuk Jinan bersiap-siap, akhirnya Gus Zidan dan Jinan berangkat menuju salah satu butik dimana Bu Nyai Fatimah berada.

"Di depan belok kanan ya, pak!" ujar Gus Zidan pada sang supir.

Sesampainya mereka di butik, mereka langsung mencoba beberapa pakaian.

"Kita ambil yang ini ya, mbak," ujar Bu Nyai Fatimah pada pemilik butik.

Gaun Jinan

Gaun Jinan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuxedo Gus Zidan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tuxedo Gus Zidan

Tuxedo Gus Zidan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Loh, udah fitting bajunya?" tanya Umi Jinan.

Jinan mengangguk setelah mencium tangan sang Umi.

"Umi tau ngga, disana gaunnya bagus-bagus banget sampek Jinan bingung pilih nya soalnya kan Jinan cuma boleh pilih 2. Untung ada Bu Nyai Fatimah, Bu Nyai bilang Gus Zidan suka warna ungu, jadi Jinan pilih gaun yang ungu terus satunya warna putih deh." cerita Jinan dengan antusias.

Umi Jinan geleng-geleng  melihat Jinan yang terlihat sangat antusias padahal saat tau akan dijodohkan Jinan malah menangis. Huh dasar Jinan.

"Jadi udah nerima nih tentang perjodohan ini," goda Umi Jinan.

"Ih mana ada, Jinan tetep terpaksa ngelakuin ini. Apalagi yang dijodohin sama Jinan itu ternyata Gus Zidan." jawab Jinan yang seketika merubah raut wajahnya menjadi cemberut.

"Emang kenapa kalau Gus Zidan?" sambung Abi Jinan yang baru saja datang dari halaman rumah.

"Jinan ngga suka sama Gus Zidan. Gus Zidan itu dingin, kaku kayak kayu." jawab Jinan menggebu-gebu.

"Ya Jinan ngomong dong, supaya Gus Zidan ngga dingin dan kaku lagi. Nih, mumpung orangnya lagi ada disini."

"Iya Jinan bakalan ngo..." ucapan Jinan terpotong saat menyadari ucapan Sang Abi.

Perlahan Jinan memutar tubuhnya mengahadap arah sang Abi berada dan... "astagfirullah, jadi dari tadi Jinan ngomongin Gus Zidan didepan orangnya langsung, Huuaaa Jinan malu Ya Allah."

"Ehhmmm Ji-Jinan mau ke kamar dulu, Ji-Jinan baru Ingat besok ada ulangan." Jinan segera berlari kecil dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena tak kuasa menahan malu.

Sepeninggalan Jinan, mereka bertiga meledakkan tawanya karena tingkah menggemaskan Jinan.

13.06.21

Vote and Coment selagi gratis.

Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang