Chapter 3 (Bibi)

119 12 0
                                    

Happy reading **

Jinan dan Salma tengah fokus memperhatikan ustadzah yang sedang menerangkan materi di depan kelas.

"Baik anak-anak, kalian lanjutkan baca materi selanjutnya. Jika ada yang belum dipahami silahkan bertanya kepada saya atau teman sebangku kalian." ujar sang Guru.

"Jinan, ini maksudnya gimana sih?" tanya Salma pada Jinan.

"Yang mana?"

"Ini yang halaman 124."

"Oh itu, Jinan juga gak tau Salma. Coba Salma tanya ke ustadzah aja." ujar Jinan dengan muka polosnya.

Padahal Salma bertanya pada Jinan berharap dia tak perlu bertanya kepada ustadzahnya tapi apa daya jika mereka berdua sama-sama tak memahami materi tersebut.

"Assalamualaikum." ujar seseorang yang berada di pintu kelas.

"Waalaikumsalam, ada apa ya?" tanya ustadzah sembari berjalan menuju arah pintu.

"Saya mau manggil Jinan ustadzah, ditunggu Bu Nyai di ndalem." ujar santriwati tersebut.

Setelah mendapat izin dari ustadzah yang mengajar di kelasnya, Jinan pun bergegas menuju ndalem.

***

Salma mengernyitkan dahinya ketika melihat sahabatnya kembali dari ndalem dengan wajah murung, padahal saat berangkat tadi wajahnya penuh dengan senyuman.

"Kenapa Ji?" tanya Salma saat Jinan sudah duduk di sampingnya.

"Ih Jinan kesel tau, masa nanti Jinan pulang sekolahnya bareng Gus Zidan."

"Kan bagus dong" ujar Salma yang terlihat antusias.

"Bagus dari mananya, padahal tadi Jinan mikirnya di panggil ke ndalem karena Bu Nyai mau batalin lamaran nya."

Salma memutar bola matanya jengah dengan tingkah sahabatnya ini.

"Eh tapi kenapa harus pulang bareng Gus Zidan?"

"Katanya sekalian mau cari cincin buat acara tunangan." jawab Jinan lesu.

"WHATT? emang kapan acaranya? Terus nanti kamu pulangnya cuma berdua sama Gus Zidan?" tanya Salma beruntun.

"Jinan gak tau kapan acaranya tapi pasti dilakuin dalam waktu dekat." Salma menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Nanti Jinan ngga pulang berdua aja kok, ada sopir sama Gus Azzam putranya Gus Alif (Kakak Gus Zidan)." lanjut Jinan.

"Jangan sedih dong, masak mau pulang bareng CALON SUAMI mukanya murung sih." goda Salma dengan menaik turunkan alisnya.

Salma ini memang tipe orang yang jahil."karena yang jahil itu ngangenin." prinsip Salma.

Jinan yang digoda pun mengeluarkan aura permusuhan pada Salma.

***

Sudah 10 menit perjalanan tapi suasana di dalam mobil tetap saja senyap.

Gus Zidan yang berada disamping kemudi sibuk memainkan hp nya, sedangkan Jinan terus mamandang ke arah luar jendela dengan sesekali mencuri pandang pada bocah laki-laki yang berada disampingnya.

Tarikan kecil pada ujung seragamnya membuat Jinan menoleh pada bocah di sampingnya.

"Bibi." panggil bocah itu dengan senyuman.

"Kenapa Gus?" tanya Jinan. Sebenarnya Jinan kaget mendengar panggilan itu karena biasanya Gus Azzam memanggil para santriwati dengan sebutan mbak.

"Mau pangku."

Mendengar itu Jinan bersiap mengangkat Gus Azzam untuk duduk di pangkuannya tapi kemudian pergerakannya terhenti.

"Azzam, sini duduk sama Paman saja." Kata Gus Zidan.

"Ndak mau, Ajam mau pangku Bibi bukan Paman."

"Tidak apa-apa Gus, biar Gus Azzam sama saya."ujar Jinan pada Gus Zidan kemudian mengangkat Gus Azzam pada pangkuannya.

Tanpa disadari, diam-diam Gus Zidan tersenyum tipis melihat hal itu dari kaca spion depan mobil.

Setelah itu suasana didalam mobil pun kembali hening.

***

Setelah memilih cincin yang yang pas untuk keduanya, sekarang Jinan sudah berada di halaman rumahnya bersama dengan kedua Gus.

"Assalamualaikum." ucap Jinan.

"Waalaikumsalam, pulang bareng siapa Ji?" tanya Abi Jinan ketika belum menyadari kehadiran Gus Zidan.

"Assalamualaikum Abi." ucap Gus Zidan sembari mencium tangan orang yang di panggilnya Abi. Tentu saja itu permintaan kedua orang tua Jinan agar Gus Zidan memanggil mereka dengan sebutan yang sama seperti Jinan.

"Loh ada samean Gus, mari masuk."

Gus Zidan dan Abi Jinan  duduk diruang tamu kemudian sibuk mengobrol sembari sesekali tertawa.

"Gus Azzam tunggu sini ya, Mbak mau ganti baju dulu." ujar Jinan kepada Gus Azzam yang memang mengikuti Jinan ke kamarnya.

"Bibi bukan Mbak." ujarnya dengan muka cemberut.

"Eh eh iya-iya maksudnya Bibi mau ganti baju dulu ya." ulang Jinan yang di balas anggukan.

Selesai dari kamar mandi,  Jinan pun menemani Gus Azzam yang kini sibuk bermain dengan mainan yang memang di bawanya dari ndalem.

"Bibi." panggil Gua Azzam.

"Kenapa Gus?"

"Ajam lapey, nih peyut Ajam udah bunyi-bunyi dayi tadi." ujar Gus Azzam dengan menunjuk perutnya.

"Oh Gus Azzam laper, sebentar ya Bibi ambilkan makanan dulu."

Setelah itu, Jinan menyuapi Gus Azzam hingga suapan terakhir. Bertepatan dengan itu, terdengar bahwa Gus Zidan berpamitan kepada Abi Jinan.

Azzam yang sedang asik bermain dengan sang Bibi awalnya tidak mau menolak saat ajak pulang, tapi setelah Gus Zidan mengatakan bahwa mereka akan bermain kesini lagi, Gus Azzam pun menyetujui walaupun dengan muka masam.

25.04.21

Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang