DUA

87 33 30
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.


"Lo ada masalah Al?" Rega bertanya sambil mengambil sebatang rokok dari kotak rokok.

Alvathar hanya diam, menatap kosong jalanan sore hari yang dipenuhi kendaraan dari balkon kamar Rega.

"Cerita sama gue." Rega menepuk nepuk bahu Alvathar.

Alvathar masih diam.

"Heh." Alvathar menoleh menatap datar Rega dan kembali memandang ke arah depan.

Melihat Alvathar seperti ini, Rega merasa sepupu satunya ini sedang pusing dengan masalahnya.

"Gue harus gimana ya Ga?"

"Lah mana gue tau, lo aja kagak ngasih tahu apa masalahnya. Ya mana bisa gue ngasih solusi ke elu,Bege!"

Alvathar menarik nafas lalu menghembuskannya. "Kalau gue cerita, lo harus jaga rahasia ini." Rega pun mengangguk. "Gue dijodohin sama bokap nyokap gue."

"Hah?!" Rega dibuat melongo. "Di jodohin sama siapa, lo?"

Alvathar menyesap rokoknya. "Anak sahabat nyokap."

"Terus lo terima?"

"Gue belum jawab."

"Nggak nyangka kalau zaman sekarang masih ada perjodohan".

"Gue juga bingung sama nyokap bokap."

"Tapi gue nyakin keputusan Mami Lusi sama Papi Fernan itu terbaik buat lo."

Alvathar melebarkan matanya mendengar ucapan dari Rega-sepupunya. "Kok lo malah setuju sih!"

"Lo mau orang tua lo kecewa, dengan keputusan lo nolak perjodohan yang mereka buat?enggak kan?" Alvathar menggeleng sambil menundukkan kepalanya.

"Tapi gue kecewa njir. Kenapa harus gw?"

"Ya elu anak satu-satunya bego!"

"Udah terima aja, siapa tau calon lo...cantik. Jangan lupa debay twins nya."

Alvathar menoleh dan langsung memukul lengan Rega. "Anjing lo."

Rega tertawa terbahak-bahak, lain dengan Alvathar. Cowok itu terdiam, namun otaknya sibuk memikirkan keputusan.

Ting!

AlvatharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang