FLASHBACK

128 28 3
                                    

Reyhan Aksa Reynaldi. Putra Reynaldi ini sudah beranjak remaja. Seragam biru putih  terpasang rapi di badannya. Tak terasa Reyhan telah memasuki tahun terakhirnya di SMP. Selama ini hidupnya berjalan biasa saja. Menjadi juara kelas, idaman adik-adik gemas, dan nongkrong bersama teman-temannya.

Selain Kevin sebagai sahabat terdekatnya, Reyhan juga memiliki sahabat sedari kecil. Wira namanya. Anak dari kenalan papanya sendiri.

Satu semester sebelum kelulusan tiba, Reyhan diberi tugas untuk ikut lomba. Ia mewakili sekolahnya dalam sebuah olimpiade MIPA tingkat provinsi. Entah kenapa sekolah itu memilih Reyhan yang sudah di kelas sembilan untuk mengikuti lomba.

Sesuai keterangan waktu untuk pelaksanaan olimpiade, Reyhan berangkat sejak pagi untuk langsung menuju ke lokasi lomba. Ia dan guru pembimbing sudah sepakat untuk bertemu di tempat saja.

Vespa matic hitam doff melaju menghantarkan Reyhan menuju tujuannya. Motor ini ia dapatkan sendiri dari hasil olimoiade matematika tingkat nasional. Saat masih kelas tujuh,  Reyhan memenangkan sebuah lomba  yang terselenggara di Palembang.

Sesekali ia tertegun melihat pemandangan di depan dan sekelilingnya yang diisi asap kendaraan. Belum lagi memikirkan kemana perginya suara burung yang dulu menjadi musik penyambut fajar. Seingatnya, semasa menjadi balita hingga anak sekolah dasar, Reyhan pernah dimanjakan begitu oleh sang alam. "Revolusi industri itu begitu mengagumkan! Tapi sebuas itu ternyata," batinnya.

Reyhan sampai di tempat lomba sekitar tiga puluh menit sebelum kegiatan dimulai. Waktu itu dipakai untuk mengobrol dengan mentornya, dan membahas beberapa masalah matematika. Lomba diadakan di aula atau yang biasa disebut pendopo Dinas Pendidikan. Suasana olimpiade MIPA berjalan kondusif dan hening.

....

"Baik, mohon perhatiannya untuk seluruh peserta Olimpiade MIPA Provinsi," ucap pembawa acara memberi woro-woro.

"Baik, langsung saja, saya akan membacakan daftar juara harapan dan juara umum Olimpiade MIPA Provinsi Jawa Timur tahun ini," sambungnya.

Singkatnya, setelah membacakan nama para juara harapan. Tiba saatnya menyebutkan peraih juara umum perlombaan.

"Juara ketiga diraih oleh ananda Jonathan Wesley dari SMP Negeri 45 Surabaya."

Tepuk tangan berirama memenuhi aula itu. Menyambut sang juara harapan maju ke arah panggung pendek di depan ruangan.

"Selanjutnya juara kedua, diraih oleh ananda Diana Natalia dari SMP Nusa Bhakti," Yang dipanggil segera menuju ke depan diiringi tepuk tangan riuh rendah seperti sebelumnya.

"Baiklah hadirin sekalian, juara umum pertama Olimpiade MIPA tingkat Provinsi Jawa Timur tahun ini adalah.... Reyhan Aksa Reynaldi, dari SMP Cahaya Asia!"  Ujar sang mc semangat.

Pendopo harusnya bersuhu dingin karena air conditioner di setiap sudut ruangan. Namun atmosfer di tempat tersebut terasa hangat oleh euforia seluruh peserta. Tepuk tangan menggema di ruangan itu.

Reyhan sudah biasa menerima semua itu. Tepuk tangan, pujian dan hadiah-hadiah manis berkat  bakatnya. Meski banyak yang ingin berada di posisinya, bukan itu yang ia incar. Reyhan membutuhkan kehangatan. Saat orang-orang dengan senyum mereka mengelilinginya, perasaannya hangat. Rasa yang selalu dirindukannya.

Jam digital yang menempel di dinding aula menunjukkan pukul empat sore. Suasana aula sudah sepi, menyisakan beberapa panitia dan peraih juara-juara. Dering ponsel berbunyi, Reyhan membaca nama yang tertera disana. Ekspresinya seketika berubah saat mengangkat telepon!

 Ekspresinya seketika berubah saat mengangkat telepon!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOTE:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOTE:


Akan update setiap malam minggu!

EXPRO [Excellent Program]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang