Publish: 4 Mei 2021
"Lagi lagi Monster itu meluluhlantakkan kota. Terlihat di distrik 4 terdapat runtuhan hotel yang sangat parah. Di perkirakan korban meninggal berjumlah 3 orang, luka parah 6 orang dan luka ringan 2 orang. Untungnya hotel itu pagi ini tidak di huni oleh banyak pengunjung, karena saat di pagi hari mereka masih beraktivitas seperti biasanya. "
Dip! Siaran Tv itu di matikan sepihak oleh seorang lelaki berperawakan tinggi dengan rambut basah dan juga hanya memakai handuk yang menutupi tubuh bawahnya.
"Kenapa kau mematikan Televisinya? Aku masih menontonnya! " gerutu seorang gadis kecil.
"Berita itu tidak cocok untukmu yang masih berumur 8 tahun. Seharusnya kau-"
"Bermain dengan teman sebayaku dan memiliki teman yang banyak untuk menemaniku, bukan? Akh, kau terlalu banyak mengaturku, aku bukan anak kecil lagi, kau tau itu kan? " kesalnya.
"Bagiku kau masih tetap anak kecil. Pergilah keluar dan cari teman, kau butuh bersosialisasi, Alexa. " titah lelaki itu. Ia mengambil handuk lain lalu melemparkannya pada adiknya, Alexa Britania Edwardo. "Ayo, keringkan rambutku! " pintanya.
Ia meletakkan kepalanya di pangkuan Alexa sembari menunggu tangan kecil adiknya mengeringkan rambutnya yang basah karena habis keramas.
Alexa dengan malas menuruti perintah sang kakak. Dengan perlahan tapi pasti ia mengacak rambut kakaknya dengan upaya mengeringkannya lalu menyisirnya. Kini rambut lelaki itu tertata dengan rapi.
"Kau masih saja seperti anak kecil, Earl. Membasahi rambutmu lalu menyuruhku mengeringkannya, kekanak kanakan sekali! " cibir sang adik.
Earl Lopez Edwardo hanya terkekeh lalu mengangkat kepalanya dari pangkuan Alexa. Ia berdiri lalu berjalan menuju kamarnya yang masih berada di lantai satu.
Ia meraih gagang pintu itu lalu berbalik menatap gadis kecil itu yang masih santai duduk di sofa dengan memasang wajah cemberut.
"Aku juga tidak tahu, ternyata Alexa ku masih saja bisa cemberut seperti anak anak. " godanya.
Alexa membulatkan matanya kesal. "Sialan! "
Earl hanya tertawa lepas lalu membuka pintu, masuk ke dalam kamarnya. Alexa yang di tinggalkan hanya mencibir tidak jelas di sana.
Setelah selesai, Earl dengan rapi keluar dari kamar. Ia memakai baju kotak kotak biru dan di balut dengan seragam dokter. Menunjukkan identitas dirinya yang seorang dokter.
Alexa yang sudah mengganti aktivitas dengan membaca buku menatapnya sejenak. "Kau ingin pergi ke sana lagi?" tanyanya.
Yang di tanya tersenyum lalu mendekati Alexa. Dia mengelus lembut puncak kepala adiknya sembari mengecupnya pelan.
"Seperti yang kau lihat. What's wrong?"
Alexa hanya mengalihkan pandangannya. "Aku tidak ingin kau terus bekerja di sana, kakak." ucapnya. "Tempat itu benar benar hal gila yang tidak bisa di pikirkan."
Dari ucapan Alexa, Earl tahu ke mana arah pembicaraan mereka. Lelaki itu pun menekuk lututnya menatap Alexa penuh serius.
"Tapi bagaimana pun juga ini demi negara. Aku tidak bisa berbuat banyak," papar Earl.
Alexa kembali menatap Earl dengan tatapan sedih. "Mereka tersiksa karena ulahmu. Mereka juga tersiksa karena pikiran negara ini. Apa tidak ada hal lain selain dirinya? " matanya kini sudah berkaca kaca tanda ia akan menangis namun dirinya menahan tetesan air mata itu.
"Hey, look at me." pinta Earl saat melihat gadis kecilnya mengalihkan pandangannya. "Aku lebih tidak ingin melakukan ini, you know? Kekerasan, kesakitan, jeritan, putus asa. Semuanya ku dengar dengan jelas di sana,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tragedi 6-10-4
ActionKejadiannya bermula di negara bagian, California. Pada tanggal 6 Oktober dan di tahun 2004 terjadi sebuah fenomena alam yang tidak di duga kedatangannya. Sebuah bintang yang hanya turun 1000 tahun sekali, kini jatuh sebanyak 3 kali dalam kurun waktu...