Happy Reading♡
Setelah melalui perjalanan yang melelahkan akhirnya gerbang Ibukota Cappelian terlihat dimata Anneline, gerbang megah berlapis emas yang sama seperti gambaran novel misterius itu.
Banyak para knight serta pengawal berbaris rapi di depan gerbang, suara ramai penuh hiruk pikuk kehidupan yang dirindukan Anneline atau lebih tepatnya Amber, ia sangat merindukan Kota Jakartanya yang ramai itu. Untungnya rasa rindunya sedikit terobati meski ia masih sangat menginginkan makanan favoritenya Seblak dan Bakso!
"His Grace the Duke of Veredic, selamat datang dan selamat bergabung kembali di Ibukota Cappelian!" sambut seorang Knight muda dari Kerajaan yang sudah pasti memiliki posisi tinggi karena ia yang ditugaskan untuk menyambut kedatangan Duke of Veredic.
Sayangnya Anneline tidak pernah melihat nama itu di Novel My Savior's, mungkinkah karekter tambahan ini ada karena ia mengubah alur ceritanya?
"Hmm, terima kasih atas sambutan anda, Sir Alfen!" sambut Duke Tritans of Veredic juga.
Keduanya berbincang sesaat sebelum berpisah kembali, Sir Alfen sendiri sempat melihat Anneline yang sangat cantik sekilas sebelun gorden kereta ditarik oleh tangan besar yang mungkin salah satu tangan Putra Duke.
Di dalam kereta Arion mendengus karena tatapan yang dilayangkan Sir Alfen kearah adiknya sangat terlihat jelas jika pria itu mengagumi kecantikkan Anne kecilnya.
"Woahh, ramai sekali!! Kakak bisakah kita berhenti dan berkeliling dipasar ini?" pinta Anneline.
"Tidak sekarang, tubuhmu pasti lelah kita akan berkeliling besok saja sekaligus menonton Parade, hari ini kau harus istirahat dengan baik!" ucap Arion tegas, tidak memberikan sedikitpun tempat untuk berargumen.
Anneline cemberut tapi tetap menangangguk, sedangkan Alvin dan Aiden sudah tertawa melihat wajah Anne kecil yang sangat menggemaskan.
"Kalian langsung beristirahat, makanan akan dihidangkan dikamar masing-masing karena Ayah harus menghadap Raja menyebalkan itu," ucap Duke yang diangguki mereka semua.
Di sebuah kediaman yang sangat besar, megah, dan indah bernuansa Klasik juga bercat cream dengan puluhan pelayan serta pengawal yang berbaris rapi menyambut kedatangan pemilik kediaman yang tak lain Kediaman Duke of Veredic.
Sudah lama kediaman ini kosong, semenjak meninggalnya sang Duchess, tapi kediaman tetap terawat bahkan taman yang mengelilingi kediaman tumbuh dengan baik.
Sejenak Duke tertegun, kilasan tentang kenangan dirinya dan sang istri berputar diotaknya begitupun Aiden dan si kembar yang juga mengingat saat-saat mereka bermain dengan ibu mereka sang Duchess Trivia.
Hanya Anneline yang tidak memiliki ingatan sedikitpun tentang ibunya, sungguh malang hidup Anneline sama seperti Amber Wulandari yang hidup sebatang kara didunianya dulu.
Keterdiaman mereka mengusik Anneline, ia tau mereka tengah bersedih tapi dirinya bahkan lebih sedih karena tak pernah merasakan kehangatan sang ibu.
"Hormat kami, His Grace!" Sapa semua pelayan dan pekerja menyambut kedatangan Duke dan keluarganya.
Duke mengangguk datar, menggendong Anneline menuju kamar yang di siapkan khusus untuk putri kecilnya itu, mereka semua tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan karena Anneline sudah pasti lebih sedih dibandingkan mereka.
Kamar untuk Anneline sesuai keinginan gadis itu, bercat putih, memiliki ruang baca kecil, memiliki walk in closet, kamar mandi, dan juga memiliki ranjang empuk yang sangat luas dilengkapi meja rias.
"Woahh, kamarnya sangat indah Ayah, terima kasih!" ucap Anneline girang sambil mengeratkan pelukkannya dileher sang Ayah.
Arion dan si kembar sudah ke kamar mereka masing-masing, Arion di usia 13 tahunnya menjadi anak yang sudah dewasa dan pengertian, sedangkan si kembar Aiden dan Alvin di usia mereka yang sudah 11 tahun juga cukup dewasa dan penuh kehangatan.
Duke sendiri berusia 39 tahun, masih cukup muda bukan? Anneline? Masih 8 tahun.
"Baguslah jika kau menyukai kamar ini, Ayah akan segera menemui Raja itu, kau istirahatlah, sebentar lagi makanan akan di hidangkan. Panggil Ketiga Kakakmu atau Nanny jika kau memerlukan sesuatu,"ucap Duke mengecup dahi putri kecilnya dan berlalu meninggalkan Anneline seorang diri.
Nanny dan Jerome masih sibuk mempersiapkan makanan kesukaan Nona muda mereka, yah, ngomong-ngomong Jerome adalah kepala koki di kediaman mereka yang satunya.
Anneline duduk di dekat jendela, menatap kearah luar, tak terasa ia sudah didunia novel ini setahun lebih, entah bagaimana raganya di dunia nyata, apakah ia masih hidup atau sudah meninggal? Apapun itu Amber menerima semua yang terjadi karena apapun yang saat ini ia alami pastilah takdir dari Sang Pencipta, ia hanya berharap hidupnya akan selalu damai dan berumur panjang.
Sebenarnya Amber sangat merindukan komputer kesayangannya itu, namun apa daya di dunia ini jangankan komputer handphone jadulpun masih tidak ada.
Ketukkan pintu membubarkan lamunan Amber, kini ia kembali menjadi Annelinw yang lembut dan ceria bukan Amber yang bar-bar.
"Nanny, Jerome masuklah!"
"Putri, ini seperti biasa yang sangat anda sukai," ucap Jerome menghidangkan makanan khas Eropa dengan Pudding Coklat favoritenya.
"Terima kasih Jerome, seperti biasa rasanya sungguh nikmat!" puji Anneline yang membuat kepala koki itu tersipu, hey jangan salah Jerome itu masih muda, usinya bahkan belum 30 tahun lain halnya dengan Nanny yang cukup berumur di usianya yang menginjak 45 tahun.
"Tentu, nikmati hidangan anda Putri," ucap Jerome undur diri, Nanny sibuk menyusun gaun-gaun, perhiasan dan semua barang Anneline.
Kamar Anne hanya Ayahnya, ketiga Kakaknya, Nanny dan Jerome yang di izinkan masuk untuk yang lain tidak akan di izinkan.
Setelah menghabiskan makanannya, Anneline berjalan sebentar diarea taman sembari menyapa para pekerja dengan senyum cerianya, meski lelah ia harus mendapat kesan baik dari para pekerja untuk mendukungnya dikemudian hari.
Sesekali Anneline mengajak para pekerja berbincang mengenai Ibukota Cappelian karena ia sendiri masih kurang informasi, seperti sekarang misalnya.
"Ah begitu, ternyata Ibukota sangat ramai ya? Pantas saja para bangsawan betah terlebih banyak acara-acara yang menyenangkan," ucap Anne.
"Iya, Nona harus sering berjalan kepasar, disana sangat ramai dan menjual berbagai macam barang yang menarik," jawab pelayan yang bernama Berta.
"Woah, saya jadi tidak sabar ingin berjalan-jalan kepasar Ibukota,"
"Nona anda harus, apalagi besok katanya ada Parade untuk menyambut kedatangan para Knight, pasti sangat ramai. Mereka akan melewati pasar Ibukota, mungkin Nona bisa langsung ke kerajaan dan bertemu mereka,"
"Hmm itu tidak mungkin, saya belum melakukan debut jadi tidak baik untuk muncul di depan bangsawan lain, iyakan? Besok saya bersama Ayah dan Kakak akan melihat Parade dari pasar Ibukota saja,"
"Ah, maafkan saya Nona," ucap Berta penuh penyesalan, ia lupa Nonanya masih sangat muda bahkan untuk keluar dari kediamanpun harus memakai Fascinator untuk menutupi wajahnya.
*Fascinator adalah Aksesoris kepala yang bentuknya seperti topi.
"Berta, tak apa," ucap Anneline selembut mungkin untuk memberikan kesan baik agar para pekerjanya tidak ada yang berkhianat seperti di novel dan ingatan pemilik tubuh ini dulunya.
"Terima kasih Nona atas kemurahan hati anda,"
"Ya, kalau begitu saya akan pergi beristirahat, kalian juga silahkan istirahat. Semoga harimu menyenangkan!"pamit Anneline sambil melambaikan tangannya, para pekerja menatap sang Nona dengan berbinar karena Nona mereka sangat baik dan ceria berbeda dengan Duke dan Putra-putranya yang dingin.
Sukak?vote and commentnya jangan lupa ya thankyou💞
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Not a Villain?
Historical FictionAmber Wulandari adalah mahasiswa semester akhir yang memiliki kemampuan luar biasa yaitu seorang hacker jenius yang diakui seluruh web dark. Suatu hari Amber tengah membaca sebuah novel yang berjudul My Savior's, yang mencerirakan tentang Penyelama...