Typo Bertebaran!!
Hari itu, setelah debut party Anneline banyak lamaran yang diterima keluarga Duke of Veredic yang membuat kediaman Veredic kewalahan menerima puluhan undangan setiap harinya, sayang tak satupun undangan yang dipenuhi Anne yang kini tengah sibuk mengerjakan proyek barunya untuk menghasilkan banyak uang.
Seperti sekarang, Anne sedang digudang uji coba bersama para pekerja yang ditugaskan.
"Menurut saya semua hal sudah lulus uji coba, besok biarkan bagian produksi untuk bekerja, dalam satu bulan harus tersedia sebanyak 100 yang akan dipasarkan terlebih dahulu," ucap Putri Anne tegas.
"Baik Putri," jawab para pekerja penuh semangat.
"Gaji kalian bulan ini 2 kali lipat, saya akan pergi kepasar untuk mengecek barang kita yang lain," ucap Anne yang mendapat sorakan kebahagiaan dari 70 pekerja digudang.
Terhitung sudah lama Anneline berada di dunia novel ini yang banyak alurnya berubah tidak seperti buku yang asli.
Dimana seharusnya Lilith dipuja sekarang justru sangat dibenci seluruh kaum bangsawan.
Anneline sang antagonis justru sangat dicintai bahkan pihak kerajaan sangat menghormati Annelin dan keluarga Duke Veredic.
Berada dipasar seorang diri dengan penyamaran membuat Anne sangat senang dan merasa bebas melakukan banyak hal.
Awalnya berjalan sangat lancar namun di gang kecil Annelin tidak sengaja bertabrakan dengan orang lain yang sangat aneh.
Bagaimana tidak aneh jika orang itu sangat tinggi sekali, berpakaian serba hitam dan wajahnya ditutupi topeng tapi yang pasti orang itu adalah pria.
"Awhh sakit," ringis Anneline yang nyaris jatuh tapi pinggangnya dipeluk pria misterius itu dengan erat sampai hidungnya menabrak dada bidang itu.
"Anda baik, Nona?" ucap pria itu, suaranya serak dan seksi ditelinga Anne apalagi aroma pria itu sangat menyegarkan, aroma mint yang disukai Anne.
"Ah tak apa hanya sedikit terbentur," ucap Anne yang tersadar.
"Ya," ucap Pria misterius itu yang akan segera pergi tapi di cekal Anne.
"Ehm Tuan, saya tersesat, apakah anda tidak keberatan menunjukkan jalan?" tanya Anne yang memeluk lengan pria itu, anehnya Anne merasa nyaman padahal biasanya ia tidak suka berinteraksi sedekat itu dengan lawan jenis kecuali Lucius, ayahnya dan ketiga kakaknya.
"Tentu."
"Tuan?"
"Ya Nona?"
"Boleh saya tahu nama Tuan?"
"Belum saatnya," ucap pria misterius itu yang sudah meninggalkan Anne ditengah kebingungannya.
Sayang sekali jalan keluar sangat dekat jadi Anne tidak bisa berinteraksi lebih lama dengan pria itu.
Padahal Anne tidak menyadari, pria misterius itu masih disekitarnya mengawasi Anne dengan senyum tipisnya dibalik topeng yang menyeramkan itu.
Anne juga baru menyadari bahwa ada sapu tangan yang digantung di keranjang belanjaannya, berinisial J yang disulam dengan benang emas, sangat wangi yang membuat Anne langsung yakin sapu tangan itu miliknya.
"Pria aneh tapi kenapa aku justru nyaman didekatnya?" ucap Anne pelan.
"Siapa pria itu?" tanya Lucius yang sudah berada disamping Anne dan meletakkan tangannya dipinggang ramping Anne.
"Luc, aku tidak tau siapa pria itu," jawab Anne yang menurunkan tangan Lucius dipinggangnya.
"Tapi bagaimana dia bisa membutmu nyaman, Putri?"
"Aku tidak tau, hanya hatiku nyaman didekatnya,"
"Jangan terlalu memikirkannya hmm," ucap Lucius cemburu karena tatapan Anne jelas berbeda ketika menceritakan sosok si pria misterius.
"Yah," ucap Anne berjalan menuju kereta Duke Lucius yang sudah dianggapnya kakak.
Pria yang mereka bicarakan mendengar semua ucapan Anne, bahkan terkekeh pelan yang membuat kedua tangan kanannya terkejut bukan main.
"Tuan, anda bisa tertawa?" Tanya sang tangan kanan.
"Hmm, dia cantik." ucap pria misterius itu menganggukkan kepalanya menatap kepergian Anne yang ia tetapkan sebagai calon nyonya dikediamannya yang misterius.
"Ah!" seru kedua tangan kanannya terkejut lagi.
"Mereka akan menjadi Nyonya masa depan kalian!" ucap pria itu lagi.
"Selamat Tuan, kalian memang pasangan yang sangat cocok satu sama lain!" ucap kedua pria lainnya yang membuat pria misterius itu tersenyum senang.
Di sisi lain, Anne masih melamun bahkan melupakan Lucius yang akhirnya tidak bisa menahan emosi.
"Anne! Kau tidak mendengarkanku bukan?" ucap Lucius menepuk pundak Anne dengan wajahnya yang marah.
"Ah! Apa yang kau bicarakan?" tanya Anne linglung.
"Aku sedang membicarakan tentang Akademi karena sekarang wilayah kita telah berdamai jadi aku tidak akan turun perang lagi mungkin setidaknya untuk beberapa tahun kedepan, jadi aku memutuskan akan pergi ke Akademi bersamamu." ucap Lucius senang."
"Bisakah kau? Kurasa tidak akan bisa karena kau sekarang seorang Duke juga, kau lupa?" ucap Anne sambil tertawa karena perubahan raut wajah Lucius yang menjadi buruk.
"Hey aku bisa! Aku sudah mendapatkan izin dengan syarat selama aku di Akademi, urusan kerajaan tetap harus kulakukan, jadi kedepannya kau harus membantuku menyelesaikan urusan kediaman hmm,"
"Tidak, kau saja! Aku sangat malas, hanya ingin bersantai di Akademi, tak lebih!"
"Kau harus, Anne. Bantu aku ya?"
"Baiklah Duke tampan," ucap Anne mengalah.
"Hey aku memang tampan, kau tau beberapa hari yang lalu aku melihat Lilith sedang merayu Yang Mulia Putra Mahkota, itu sangat lucu dan konyol," ucap Duke Lucius yang didepan orang sangat dingin, irit bicara tapi di depan Anne sangat cerewet dan lembut.
Anneline mengangkat alisnya, tertarik dengan topik yang dibahas, sejauh ini alur cerita hampir berbeda sepenuhnya. Semua seolah terbalik dengan apa yang seharusnya terjadi.
"Oh, apa yang terjadi?"
"Jadi saat itu aku jelas melihat Lilith sama sekali tidak jatuh dan dia berpura-pura dihadapan Putra Mahkota Albert tapi sayangnya putra mahkota justru menjauh dan yang terjadi malah konyol sekali. Lilith justru jatuh ke tubuh Baron Belliy, si tua mesum itu yang dengan senang hati menangkan Lilith ke dalam pelukannya. Hahaha bahkan yang lebih memalukan, Baron Belliy dan Lilith tak sengaja berciuman didepan banyak orang. Kau tau Putra mahkota akhirnya sangat jijik padanya dan mengeluarkan titah agar Baron Belliy bertanggungjawab karena merenggut kepolosan bibir Lilith!" Jelas Duke Lucius yang menyadarkan kepalanya di bahu Anneline.
"Kau serius?"
"Ya, jadi dalam dua hari akan ada pernikahan dibawah kerajaan langsung, sangat menarik bukan? Baron Belliy yang setengah baya dan Lilith yang baru debut party. Sangat cocok hahaha," ucap Lucius tertawa terpingkal-pingkal.
"Sangat menarik, bagaimana jika kita hadir dan memberikan hadiah terbaik untuk mereka?" ucap Anne menyeringai.
"Apapun keinginanmu, Putri!"
"Luc, kau tau sekarang kau sangat berat, rasanya pundakku mati rasa huh!" kesal Anne yang menjauhkan kepala Lucius yang tertawa.
"Kalau begitu kau saja yang bersandar, hmm?" Goda Lucius yang menarik kepala Anne ke pundaknya tapi di tolak Anne karena ia tidak mengantuk.
Sedangkan pria misterius itu terlihat emosi dengan aura dingin yang mencekam, untungnya calon nyonya mereka tidak bersandar dengan Duke Lucius, jika tidak Tuan mereka pasti akan memporak-porandakan wilayah ini batin kedua tangan kanan.
Next? Comment sebanyak-banyaknya!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Not a Villain?
Ficção HistóricaAmber Wulandari adalah mahasiswa semester akhir yang memiliki kemampuan luar biasa yaitu seorang hacker jenius yang diakui seluruh web dark. Suatu hari Amber tengah membaca sebuah novel yang berjudul My Savior's, yang mencerirakan tentang Penyelama...