Aku masih terdiam beberapa detik setelah Jaeden melepaskan pelukannya. Bukan, bukan kenyataan tentang Jaeden adalah kakak kandungku. Kenyataan tentang kedua orang tuaku yang menginginkan Draco sebagai suamiku di masa depan lebih membuatku terkejut.
Akan sangat canggung untukku menikah dengan Draco. Oh ayolah, sedari aku kecil aku menganggapnya kembaran ku, kakakku, saudaraku, akan sedikit aneh jika aku harus menganggapnya sebagai suami--pasangan hidup.
"Are you okay, [Name]?"
Pertanyaan Jaeden berhasil memecahkan lamunanku. Aku menatapnya lalu tersenyum kikuk.
"A-aku tak apa, tentu, aku baik-baik saja"
Jaeden mengangguk mengerti.
"Kau tentu terkejut dengan kata-kata mom tadi, right?"
Aku mengangguk menjawab pertanyaan Jaeden, "Tak ada yang tak terkejut mendengar kenyataan bahwa yang ia anggap saudara kandung sejak lahir ternyata bukanlah saudara kandungnya. Kau tentu terkejut juga, Jaeden. Jangan lupakan fakta bahwa kita dulu pernah memiliki hubungan" Jelasku panjang lebar.
"Yeah, aku sama denganmu, little sis"
Jaeden mengacak rambutku dan berhasil membuat pipiku merona. Oh, ayolah. Apa dia tidak merasa canggung setelah semua yang terjadi?
"Tapi kurasa kita harus mulai membiasakan diri"
Jaeden menghela nafasnya pelan, seperti melepaskan sedikit beban yang memenuhi pikirannya.
"Aku senang kau menjadi kakakku"
Aku langsung menghambur kedalam pelukan Jaeden. Aku harap dengan pelukan ini, Jaeden bisa tenang dan berhenti memikirkan apapun yang membebaninya.
"Aku juga senang kau menjadi adikku, [Name]"
Jaeden membalas pelukanku. Aku tersenyum kecil di sela-sela pelukan kami. Tidak kusangka, seorang laki-laki yang pernah kusukai ini sekarang menjadi saudara kandungku.
***
Aku dan Jaeden saling termenung di ranjang kamarku
Tak lama setelah itu Draco masuk kedalam kamarku juga
Suasana menjadi sangat canggung kali ini
"Kalian kenapa?" -tanya Draco
"Umm kami tak apa" - jawabku ragu
"Apa kalian mengetahui sesuatu?" -Draco
"Ee y-yang m-mana??" -aku dan Jaeden kompak
"Yang seharusnya kalian ketahui" ucap draco menghela nafas
"Aku melihat kalian menguping tadi" -sambung Draco
"Umm yeah, kami sudah tahu" jawab Jaeden
"Dan bagaimana perasaan kalian?" -draco
"Kami terkejut, tapi mau bagaimana lagi? Kita tidak bisa melawan takdir, kita harus selalu berdamai dengan segala keadaan sob" ucapku
"Ya itu benar" -Jaeden
Kami semua terdiam satu sama lain dan kami berpelukan
***
"Kalian sudah mengetahuinya?" Tanya papa Wesley
"Yeah papi" -Jaeden
"Nak [Name] kau tak apa dengan semua kenyataanya?" Daddy Wesley
"Uh umm ya" jawabku canggung
"Panggil aku dad sayang aku ayahmu dan kau putri ku, kau putriku satu satunya" daddy Wesley lembut dan kulihat sedikit menangis
"Da-daddy" ucapku
Daddy Wesley langsung memeluku dan menggendongku layaknya seorang ayah dengan putri kecilnya, dia terlihat seperti menahan rindu yang sudah sangat lama, kami pun melepaskan pelukan kami
"Nak kau akan tinggal bersama kami kan?" Mommy Angela
"Umm entahlah mom, aku aku akan merindukan mommy Cissy dan daddy Luci, umm tapi aku akan tinggal di kediaman Martell, tapi ijinkan aku untuk sering menginap di Malfoy manor"
"Tentu saja sayang kau bisa kesini kapan saja, kau kau juga putri kami" -mommy Cissy
"Iya nak kau boleh kapan saja" daddy Luci
Aku memeluk mereka berdua dan sedikit menangis, aku tak tahu ini tangisan apa sedih atau bahagia
_________________
Sesuai janji 50 vote bakalan up, ya walaupun blm 50 vote pas
Makasih buat nisrinnhere udah bantuin
Makasih juga buat aiskarhm buat kasih idenya
Kayak kemarin up setelah 50 vote
Makasihh ❤️
Ni Jaeden kalo pakek slytherin robe, tadi nemu di tik tok wkkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Draco little sister [Draco X Reader]
Fanfiction"Lucius sampai kapan kita merahasiakannya dari mereka? Mereka sudah besar dan cepat atau lambat mereka pasti akan tahu" "Entahlah Cissy, aku bingung bagaimana harus mengatakan hal itu kepada mereka. Aku takut mereka akan marah padaku atau lebih para...