The Night Before

280 34 48
                                    

Suara takbir bergema dari berbagai penjuru pulau, turut berbahagia menyambut hari kemenangan. Tak terasa telah sebulan penuh Ramadhan terlalui, semua jerih payah terbayar sudah begitu tiba hari kemenangan.

Seperti hari raya sebelum-sebelumnya, rumah ketujuh elemental kedatangan empat sepupu mereka yang memang akan ikut merayakan di sana. Berbagai kegiatan dilakukan mereka di area rumah dengan kompak guna menyambut esok hari.

Halilintar, Gempa, Glacier, dan Supra nampak asyik memasak dodol, Thorn dan Sori yang tengah membuat ketupat, tak lupa juga Ice dan Taufan yang tengah membuat kue-kue kering sebagai pelengkap.

Lalu kemana perginya Blaze, Solar, dan juga FrostFire? Blaze dan FrostFire tengah sibuk bermain kembang api, sementara Solar mengabadikan semua kerja keras saudaranya.

Halilintar yang sedang mengaduk dodol pun menatap kesal si bungsu yang tak menolong apapun. "Heh Bohlam! Daripada sibuk sama kamera, mending bantuin! Capek tau ngaduk ini!" protes Halilintar yang dibalas tawa dari pemuda bermanik silver tersebut.

"Maaf Kak Hali, Solar yang tampan ini harus nampak eksis di man---Ouch! Apa-apaan tadi?!"

Supra yang menjadi pelaku pelempar kerikil tersebut pun memeletkan lidahnya pada Solar. "Makanya jangan narsis," ledeknya.

Solar pun menatap geram pada sepupunya tersebut. "Iri bilang, Suprayadi!" Lawan bicaranya berdecih. "Aku? Iri? Untuk apa iri dengan siluman bensin sepertimu?"

"Sadar diri, siluman Motor!"

Gempa dan Glacier yang melihat hal itu hanya menghela napas lelah, malas memisahkan kedua saudara mereka yang tengah berdebat tersebut.

Lain hal dengan Halilintar yang merasa kesal & mengetuk keras kepala kedua makhluk itu dengan sendok kayu.

"Ouch!" seru mereka berdua kompak.

"Debat saja terus atau aku masukan kalian ke dalam adonan dodol!"

"Wah, dijual enak tuh!" seru Blaze yang ditimpali oleh tawa FrostFire, kedua orang yang diancam Halilintar tadi pun menatap mereka disertai aura gelap.

"Kalian berdua juga sama! Buat hal yang berfaedah atau jangan harap bisa ikut lebaran besok!" seru Halilintar sebelum kembali mengaduk adonan dodol.

"Asik, berarti ngga ikut solat ied," ucap FrostFire, Glacier pun tersenyum manis ke arahnya. "Ngga solat ied? Boleh, tapi jangan harap aku mau bukain pintu rumah buat kakak." FrostFire pun bergidik ngeri mendengar ancaman adiknya tersebut.

"Buat lemang atau buat apapun yang berfaedah sana, daripada maen kembang api mulu," timpal Supra yang sedang memainkan pisau ditangannya. Solar yang melihat semua tingkah laku saudaranya tersenyum samar, ia tahu apa yang ada dibenak mereka.

Semua perdebatan kecil ini hanyalah pengalihan dari rasa sedih karena teringat kenangan saat Tok Aba masih ada diantara mereka, terutama saat raya tahun lalu.

Benar-benar topeng yang sempurna.

Jika ada penghargaan tentang keluarga dengan topeng paling sempurna, ia sangat yakin, pasti keluarga inilah yang menjadi juara.

"Kak Gem! Ketupatnya udah semua!" seru Sori sambil mengangkat beberapa ikat ketupat yang telah terisi beras, Gempa yang tengah memasang hiasan rumah sembari menunggu gilirannya mengaduk adonan pun menoleh. "Langsung masak saja!"

"Oke Kak Gem! Oy kompor, bantuin masak!" seru Sori, Blaze dan FrostFire yang merasa terpanggil pun menoleh.

"Kau memanggil siapa?" tanya Blaze yang merasa sedikit tersinggung, Sori pun terkekeh.

"Kalian berdua lah," balas Sori dengan nada meledek sembari membawa sebakul ketupat menuju kompor tungku yang sudah menyala.

"Kak Blaze, ingatkan aku untuk memanggang anak itu," desis FrostFire yang diangguki oleh sang kakak sepupu.

Light Off [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang