Sebelas orang pemuda tampan berjalan pulang menuju rumah mereka setelah melaksanakan solat ied di lapangan, bahkan beberapa fans sempat memfoto diam-diam saat mereka lewat. Kapan lagi akan melihat sebelas pemuda tampan yang berwajah mirip secara bersamaan?
Ditambah mereka sedang memakai songkok dan sajadah yang tersampir di bahu mereka, seakan menambah aura pemikat yang memancar dari dalam diri mereka.
"Aku ngga sabar mau minta THR---eh maksudnya minta maaf!" seru Taufan yang mendapat kekehan dari Glacier. "Sadar umur, Kak. Mana ada yang mau ngasih ke THR ke kakak diumur segini."
Taufan pun cemberut mendengar penuturan sang adik sepupu. "Aku kan masih muda! Kalau yang tua itu Hali!" seru Taufan yang dihadiahi sabetan sajadah oleh Halilintar yang namanya disebut tadi.
"Kita kembar, bodoh!"
"Astaghfirullah, baru juga tobat udah nambah dosa aja," celetuk Solar yang berada disebelah Ice, Halilintar langsung beristighfar mendengar ucapan adiknya tersebut.
"Cie tobat," ledek Taufan melihat tingkah sang kakak, Halilintar pun menatapnya sinis. "Daripada kau? Teman setan."
"Apah?! Jahat kau, Kak. Teganya dikau melakukan hal ini pada adinda, wahai kakanda," ucap Taufan mendramatisir yang membuat Halilintar bergidik. "Dasar gay."
Kini sabetan sajadah berpindah ke Halilintar karena Taufan kesal dengan ucapannya. "Enak aja! Kakak doain aku jadi gay?"
"Lagian kayak banci," balas sang kakak tanpa rasa bersalah sedikitpun pada sang adik pecinta biru tersebut.
"Inilah dia kalau mulut tidak punya rem, seenaknya saja mengatai orang. Tobat kak, bentar lagi kiamat," ucap Taufan yang kini berlagak seperti ustadz, Halilintar pun memutar bola matanya malas. "Butuh cermin? Aku beliin ntar, mau ukuran berapa meter?"
"Ih jahat! Au ah, aku ngambek." Bukannya mendapat rasa kasihan oleh saudaranya yang lain, ia justru mendapat tawaan.
"Kak, lagi pms ya?" ledek Solar disertai tawa, Taufan pun merasa kesal dengan pertanyaan tidak bermutu sang adik. "Apakah matamu buta? Aku ini laki-laki."
"Nah loh, tadi siapa yang bilang mulut ngga punya rem?" sindir Supra yang membuat Taufan makin kesal.
Thorn pun merangkul sang kakak. "Jangan sedih, kak. Yang mereka semua katakan itu fakta kok." Seakan menyiram minyak tanah ke kobaran api, rasa kesal Taufan malah bertambah saat mendengar ucapan adik yang seharusnya menghiburnya.
"Dah lah, kalian semua jahat! Gempa doang yang baik," rungutnya yang langsung pindah kesebelah adik bernetra honeygold tersebut. Gempa sendiri hanya terkekeh, tidak berniat ikut campur dalam urusan para saudaranya.
"Udah, ayo cepet balik ke rumah. Nggak malu apa diliatin orang? Ribut di tengah jalan kayak orang gila," kesal Sori yang membuat mereka diam. Bagaimana tidak kesal? Dirinya kini berjalan sendirian dibelakang karena Thorn yang awalnya menemani dirinya pindah ke depan hanya untuk meledek Taufan.
Bagaimana kalau dirinya yang imut itu tiba-tiba diculik oleh om-om dan tante-tante pedofil karena berjalan sendirian?
"Kejam sekali kau mengatakan kami gila, padahal aku adalah korban," ucap Taufan dengan ekspresi seakan tersakiti.
Setelah itu hanya ada keheningan karena tak ada yang berniat melayani drama ala Taufan hingga mereka tiba di rumah peninggalan sang kakek. Satu per satu kesebelas pemuda tampan tersebut memasuki rumah, hingga yang terakhir adalah Glacier.
"Hai Boboiboy!"
Glacier yang baru saja ingin menutup pintu pun mengurungkan niatnya begitu mendengar seseorang yang memanggil nama depan ketujuh kakak sepupunya dan segera membuka kembali pintu tersebut. "Oh, Gopal ... kenapa kau datang sepagi ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Off [Completed]
Fanfic[Revised] Boboiboy Fanfiction! Hari raya idul fitri telah tiba, makanan telah terhidang di atas meja makan, bahkan uang THR pun telah terkumpul. Tak diduga, hal janggal terjadi di hari yang fitri ini. Ada apa sebenarnya? Iedul Fitri Special Short s...