[TAHAP REPUBLISH]
FOLLOW SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE KE SOSIAL MEDIA KAMU YA ♥️
Cover mentahan PINTEREST 📌
SUDAH TAMAT DIVERSI SEBELUMNYAA TAPI MASIH BANYAK TYPO 🤲 SEDANG TAHAP REVISI DAN REPUBLISH ULANG
#Boysclubseries
****...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR SEBANYAK-BANYAKNYA YAA ♥️♥️♥️
****
Latifa masih terus memukul samsak didepannya. Acara Airfest hampir berakhir kurang lebih tinggal 30 menit lagi, setelah itu Cahyo akan menutupnya dengan resmi.
Beberapa menit yang lalu dia sempat tertidur, iya tepat saat Raga memukuli Bara habis-habisan Latifa tiba-tiba memejamkan matanya. Orang berpikir dia pingsan karena terlalu kaget dan shock, tapi tertanya saat di periksa dokter yang bertugas di UKS, Latifa mengonsumsi obat tidur. Padahal seingatnya dia tak pernah menyentuh obat itu.
Saat dia kembali mengingat, hanya satu yang bisa jadi penyebab masuknya obat tidur itu, minuman.
Minuman yang diberika perempuan saat dirinya baru saja selesai makan.
Latifa mengingat jelas wajah perempuan itu, namun mengapa ia tak bisa menemukannya, padahal seragam sekolah yang dikenakan pun seragam sekolah Airlangga.
Latifa semakin dibuat kesal dengan kenyataan, bahwa bisa saja seseorang ingin menjebaknya dengan hal yang tak terduga.
Terlebih saat dia mengingat kejadian tadi, saat Bara yang berusaha menciumnya dan Aldo yang berusaha keras menahan dirinya untuk tetap berada dilingkaran berbahaya itu.
Ingatannya kembali pada masa itu
Januari, 2016
Latifa tersenyum lebar saat langkah kakinya keluar dari sebuah ruangan kelas. Hari ini hari pertamanya masuk kelas tambahan untuk ujian nasional. Semangat masih berkobar sampai dia tak sadar jika malam itu waktu sudah menunjukkan pukul 22.00
Saat sedang dalam perjalanan pulang, langkahnya terhenti oleh preman yang sedang berkumpul di dekat halte sekolahnya.
Awalnya dia mengira preman itu tak akan mengikutinya, namun Latifa salah. Mereka bahkan menculiknya dan membawanya ke tempat yang sangat sulit dia kenali.
