Malu! Hanya itu yang bisa Frank rasakan saat ini.
Andai saja Frank tau bodyguardnya tiba seawal ini, ia tak akan melakukan hal konyol seperti tadi. Harusnya ia berjalan tegap, elegant layaknya model di catwalk.
Hancur sudah wibawa seorang Frank Thanatsaran di mata Drake.
"Ehehe? H-hai?" Sapanya canggung.
"Hai, Frank. Aku Drake."
"Oho! Hai Drake."
"Hai Frank."
"H-hai D-drake?"
"Hai–"
"Cukup. Sampai kapan kalian akan mengucapkan hal yang sama?" Potong Tay membuat Frank terkekeh pelan.
"Frank, mulai sekarang Drake adalah bodyguardmu. Dia yang akan menemanimu kemanapun kau pergi."
"Bahkan ke toilet?"
"Itu pengecualian."
"Thanks God, ayah masih waras."
"Then, kenapa kalian tak coba mengenal satu sama lain? Kenalkan dirimu lebih dalam padanya, Frank. Agar kalian bisa lebih mengerti satu sama lain." Tutur Tay.
Frank mengangguk setuju, "Ayo!" Ia mengajak Drake untuk mengikutinya.
Setelah membungkuk sedikit pada Tay, Drake dengan patuh mengikuti ajakan Frank dan mengikutinya dari belakang meninggalkan ruangan Tay.
Frank mengajak Drake masuk ke kamarnya, "Ini kamarku." Ujarnya.
Drake mengangguk singkat, kamar Frank memiliki nuansa yang menenangkan. Wallpaper berwarna biru muda, dengan beberapa aksesoris yang berhubungan dengan sepak bola terpajang rapi di setiap sudut ruangannya.
"Kau suka sepak bola?" Tanya Drake sopan.
"Yap! Kau juga?"
"Tidak juga, tapi aku bisa sedikit teknik sepak bola."
"Oho, terus, hobimu apa?"
"Bela diri."
"AAH! Pantas saja ayah menyuruhmu menjadi bodyguardku..."
"...Ehm Drake, apa kau tau alasan mengapa ayahku mempekerjakanmu?" Tanya Frank serius.
Drake tampak berpikir, "Dia ingin aku menjagamu karena saingan bisnisnya?"
"Haish, selalu itu jawaban yang dia berikan. Maksudku, kau tau siapa saingannya? Atau, apa yang akan saingannya lakukan?"
Drake menggeleng tanda tak tau, Frank merengut.
"Sorry, Drake. Bukannya tidak sopan atau tidak menghargaimu, tapi bolehkah aku memberikan aturan kepadamu?" Tanya Frank canggung.
"Tentu. Kau bisa menyuruhku apapun selama masih wajar."
"Sebelum itu, ayo duduk. Aku merasa sungkan melihatmu yang berdiri terus sedari tadi, apa tidak lelah?" Suruh Frank membuat Drake tersenyum tipis dan mengangguk singkat.
Ia mendudukkan dirinya, menunggu Frank melanjutkan ucapannya yang sempat terpotong.
"Jadi, namaku Frank Thanatsaran, umurku 17 tahun. Tanggal lahirku 12 Juli, makanan kesukaanku adalah seafood, tapi aku alergi udang. Hobiku bermain sepak bola, aku bersekolah di Thailand International School, kelas tiga SMA. Nah, menurutku ini penting, harap diingat baik-baik..."
"...Aku mempunyai dua sahabat bernama Chimon Wachirawit dan Pluem Purim, mereka sudah bersahabat baik denganku dari kami masih kecil dulu. Kalau boleh, aku ingin kau menjadi bodyguard mereka juga."
Drake menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa?"
"Tidak apa, hanya saja aku merasa aneh jika dikawal sendiri. Rasanya seperti narapidana. Jadi kupikir lebih baik kau ikut mengawasi kedua temanku secara kami selalu bersama! Hitung-hitung sekalian. Tenang saja, aku akan meminta ayah untuk menambah bayaranmu." Terang Frank mendapat anggukan setuju dari Drake.
"Ohiya Drake, aku tidak tau bagaimana cara kerja seorang bodyguard itu. Tapi, kalau boleh, aku ingin agar kau tidak terlalu takut atau segan padaku. Kau kan lebih tua dariku, jadi anggap saja aku ini adalah adik atau temanmu! Tapi, jangan berlebihan juga, ya. Takutnya kau malah keenakan dan memperlakukanku semena-mena..."
"...Pokoknya jangan jadi bodyguard yang biasa muncul di drama-drama, mengikuti tuannya kemanapun ia pergi. Jangan perlakukan aku seperti narapidana, ya? Aku juga butuh kebebasan. Maaf jika permintaanku terlalu banyak."
"It's okay, aku akan mendengarkan permintaanmu itu. Tapi bagaimana aku bekerja akan ditentukan oleh ayahmu, jadi tetap saja jika ayahmu menyuruhku untuk mengawasimu maka akan aku lakukan." Balas Drake.
"Baiklah, kalau begitu giliranmu."
"E-eh?"
"Kenalkan dirimu, aku kan juga ingin mengenalmu. Lakukan seperti yang tadi aku lakukan."
"A-ah.. Namaku Drake Sattabut Laedeke, umurku 21 tahun. Hobiku bela diri, aku adalah bodyguardmu. Akan ku tendang semua orang yang berani mengganggu adikku!" Ujar Drake bersemangat, membuat Frank sedikit terkejut melihat perilakunya yang berubah dengan cepat.
"Siapa adikmu?"
"Kau."
"Ah.. Kupikir adik kandungmu."
"Haha nope, aku adalah anak tunggal."
"WAH REALLY? Aku juga anak tunggal! Yasudah, berhenti menjadi bodyguard and be my brother instead!" Seru Frank.
"Ahahaha, no. Aku akan menjadi bodyguard sekaligus abangmu dan juga temanmu."
"Ohoo~ tiga peran dalam satu orang, hm? Okay! Let's see apa kau bisa melakukannya dengan baik."
"Yeu, jadi kau meragukan kemampuanku, hah?" Ujar Drake memicingkan matanya.
"Hahaha, ingat ya Drake. Kalau kau tidak bisa melakukan tugasmu dengan baik–" Frank menaruh jari telunjuk di leher dan mengayunnya seakan sedang menggambarkan pisau yang menyayat lehernya.
"–akan kupecat kau saat itu juga." Balasnya tak kalah galak.
Drake menelan ludahnya kasar, "Oh Frank, kau jago mengancam juga."
"AHAHAHAHA, JUST KIDDING. No worry, Drake. Aku percaya padamu." Ujar Frank menepuk pundak Drake pelan, dibalas dengan senyum tipis dari bodyguardnya itu.
"Alright, pulanglah. Besok kau sudah mulai bekerja, kan? Istirahatlah."
"Thanks, tapi mulai hari ini aku tinggal disini."
"HAH?!"
Tbc.
Thankyou feedbacknya di chapter sebelumnya!
Kayanya aku update seminggu sekali deh– atau kalau rajin, seminggu dua kali heheJangan lupa vote + comment<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard
FanfictionTay, pemilik perusahaan terbesar di Thailand, harus meminta bantuan Drake untuk menjadi bodyguard anaknya setelah ia mendapat ancaman dari orang tak dikenal. Frank yang tidak suka dengan pilihan ayahnya harus rela dikekang oleh orang asing yang menj...