Adelia Faranisa Aznii dan Gavin Aldevaro selalu dipertemukan dalam segala hal. Mereka adalah musuh bebuyutan yang nggak pernah bisa akur, entah itu di rumah karena tetanggaan, atau di sekolah karena satu kelas dan satu sekolah. Setiap kali bertemu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu berlalu begitu cepat, seorang wanita paruh baya memandangi wajah putrinya yang tampak damai dalam tidur, meskipun matahari sudah menyinari pagi. Rasanya baru kemarin ia melahirkan gadis itu, memberikan ASI dengan penuh kasih sayang, namun kini putrinya telah tumbuh dewasa dan menginjak usia 17 tahun.
"Aznii, sayang," ujar wanita paruh baya itu dengan suara lembut, sambil menyentuh lembut rambut putrinya.
Gadis yang masih terlelap itu adalah Adelia Faranisa Aznii, atau Aznii, putri pertama Arka dan Alena, yang kini sudah beranjak dewasa dan duduk di kelas 2 SMA.
"Bangun, Kak, sudah pagi. Nanti kamu telat ke sekolah," ucap wanita paruh baya itu dengan lembut.
Tidur Aznii pun akhirnya terganggu. "Engh," gumamnya.
"Jam berapa, Bun?" tanya gadis itu dengan suara serak, khas orang yang baru terbangun dari tidur.
"Jam 06.05," jawab wanita paruh baya itu, sambil beranjak dari ranjang putrinya dan menuju jendela untuk membuka gorden agar cahaya pagi bisa menyinari kamar Aznii.
"Ayo, cepat mandi, Kak!" titahnya dengan nada lembut, sambil berjalan menuju tempat tidur putrinya.
"Ayo, Kak," tambahnya, mengusap lembut puncak kepala Aznii yang kini sudah duduk sambil bersandar di sandaran ranjang.
"Bentar, Bun, lima menit lagi ya," ucap Aznii, masih enggan beranjak dari kasurnya.
"Ayo, Kak, nggak ada lima menit lima menitan! Cepat mandi! Setelah itu sarapan. Bunda hitung sampai sepuluh, kalau kamu nggak bangun juga, Bunda nggak jadi beliin novel dan uang jajan kamu Bunda potong, ya!" ucap wanita paruh baya itu, sedikit mengancam agar putrinya segera mandi, karena waktu sudah semakin siang dan Aznii harus berangkat sekolah.
"Ih, Bunda nggak asik! Kenapa sih bawa-bawa novel dan uang jajan?" keluh Aznii sambil merajuk.
Aznii memang sangat suka membaca novel. Dulu, ia sama sekali tidak tertarik dengan novel, tetapi setelah dipengaruhi teman-temannya, ia mulai kecanduan membaca. Bahkan, hampir setiap hari, ia meminta Bunda dan Ayah untuk membelikannya novel. Di pojok kiri kamar, terdapat rak yang penuh dengan koleksi novel miliknya. Begitu cintanya Aznii dengan dunia novel.
"Makanya cepat mandi, Kak! Giliran novel sama uang jajan aja langsung semangat," sahut Bunda dengan nada menggoda.
"Ayo, buruan, Kak! Papah sudah nunggu di bawah," tambah wanita paruh baya itu.
"Iya, Bunda cantik. Aku mau ke kamar mandi dulu," jawab Aznii, sebelum akhirnya mencium pipi Bunda.
"Ihh, Kakak jorok! Belum mandi, udah cium-cium Bunda," kata wanita paruh baya itu sambil tertawa.