03

970 190 10
                                    

Kaiden sepertinya mengalami shock yang cukup berat. Bahkan sekarang kucing buntal itu sampai terjatuh ke lantai dengan kondisi tak sadarkan diri. Kasian sekali Kaiden. Sekalinya ingin memulihkan kekuatan harus ke tubuh seekor kucing, ya walaupun Yuuta agak mengakui jika kucing kecil itu lumayan imut. Jiwoo berujar panik, Bahkan adik Seo Yuuta itu teriak 'jangan mati' ke arah Kaiden dengan kencang. Ah, jangan lupa badan kucing itu juga Jiwoo goyang-goyang kan, agar kucing itu sadar, Pikir Jiwoo.

 Yuuta sampai meringis pelan melihat kelakuan bar-bar Jiwoo. 

"Hentikan!" Kaiden menyahut dengan lemah. Mungkin merasa agak mual karena habis di goyang-goyang kan oleh oknum yang menyelamatkan nya kemarin. Jiwoo memberhentikan tindakan ganas nya lalu terdiam. 

"Sudah sadar?" Ucap Jiwoo dengan wajah senang nya. Yuuta menggeleng pelan, Kasian sekali Kaiden#2. Setelahnya kucing buntal itu meminta Jiwoo untuk menurunkan tubuh nya, yang tentu saja Jiwoo iya'kan. 

Jiwoo menatap kaiden, tersenyum hangat lalu berujar. "Aku kaget karena kamu tiba-tiba pingsan... baguslah kalau tidak apa-apa." Kaiden menyahut, "Aku yang pingsan kenapa kamu yang kaget?" Jiwoo hanya tersenyum, menanggapi sahutan kucing itu. Kaiden menghela napas lalu kembali menatap ke cermin.

"Terima saja kenyataan nya kucing. kau memang sudah terlahir menggemaskan seperti itu sejak dulu." Ucap Yuuta santai dan masih dengan posisi tiduran nya. Kaiden berjalan ke arah Yuuta lalu menampar pelan pipi Yuuta dengan telapak kucing nya, yang tentu saja langsung dibalas sahutan tak terima dari sang korban. 

"Hmm... Tuan kucing?"

Kaiden membalas, "Kaiden. panggil aku Kaiden."

"Itu tidak cocok untuk mu, ku panggil si imut saja ya?" Celetuk Yuuta sambil menatap kucing kuning itu. Kaiden mendelik tajam, "Kubunuh kau." Yuuta pun terkekeh, merasa senang dapat menjahili kucing itu.

Jiwoo mengangkat tangan nya, "Ah, iya Tuan Kaiden. aku punya pertanyaan!" 

"Apa?" 

"Anda seekor kucing, tapi kenapa bisa bahasa manusia?" Tanya jiwoo penasaran, Yuuta pun hanya berdehem. Kaiden melirik Jiwoo dan Yuuta lalu menjawab,

"Karena aku manusia. jadi bisa bicara manusia." 

"Apa? manusia?" 

Lalu Kaiden pun menjelaskan seluruh alasan kenapa dia bisa menjadi kucing seperti ini. Jiwoo terus bertanya, karena penasaran. Sedangkan Kaiden terus menyahuti pertanyaan yang Jiwoo lontarkan dengan telaten. Wow, mereka berbicara satu sama lain cukup lama. Mengabaikan Yuuta yang terus-terusan menguap karena rasa kantuk.

"Jiwoo, Kaiden." 

Mereka berdua pun menoleh. Yuuta lagi-lagi menguap, Kaiden dan Jiwoo setia ber-sweatdrop melihat Yuuta yang sedang menatap mereka dengan hanya membuka mata setengah, ngantuk berlebihan dasar.

"Jiwoo, aku mengantuk. biarkan aku menumpang dulu di kasur mu ya. dan Kaiden, kau kan kuat, jadi tolong jaga aku." Ucap Yuuta sambil tersenyum manis di akhir kalimat nya. 

"I-iya." Balas Jiwoo dan deheman dari Kaiden.

Kaiden dan Jiwoo tersentak melihat senyum tulus Yuuta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaiden dan Jiwoo tersentak melihat senyum tulus Yuuta. Mereka terhipnotis dengan senyum manis Yuuta. Jujur Kaiden tidak menyangka jika si brengsek yang membuat nya emosi sejak awal bisa tersenyum tulus seperti itu. Jiwoo pun sama. Ini pertama kali nya ia melihat senyuman Yuuta yang terasa hangat. Ah, jika saja Yuuta tak mengantuk, Mungkin Jiwoo akan merengek meminta Yuuta agar terus tersenyum selama 24 jam.

Yang senyum tadi tak sadar diperhatikan. Dengan cuek ia berjalan gontai, bahkan hampir menabrak beberapa barang di depan nya. Tentu saja. Yuuta kan berjalan sambil menutup mata nya, bagaimana bisa ia tidak menabrak sesuatu. Jiwoo berteriak khawatir saat Yuuta hampir tersandung, Namun untung nya dapat diselamatkan. Yuuta pun mendarat di pulau kasur dengan selamat. Benar saja, ia langsung tidur layak nya orang mati.

"Ceroboh." Ucap Kaiden dan Jiwoo berbarengan. Jiwoo pun pamit ke Kaiden untuk pergi ke taman. Kata nya sih untuk memberi makan kucing-kucing disana. Kaiden pun hanya berdehem sambil melihat punggung Jiwoo yang sudah menghilang di balik pintu. 

'''

"Owah, Kaiden! tangan ku terbakar, tolong!"

Kaiden yang sedang berada di kamar langsung berlari menghampiri Yuuta yang sedang berteriak panik di dapur. Kaiden mendengus, Anak itu berbuat apa lagi sih. Dengan kecepatan yang luar biasa cepat, Kucing kuning itu langsung sampai ke tempat Yuuta berada. Kaiden ikut panik, Ya bagaimana tidak, Dua tangan Yuuta sedang diselimuti oleh api yang lumayan besar.

Kaiden menoleh ke arah empat kompor sedang menyala lalu menoleh lagi ke Yuuta. Kucing kuning itu melompat ke arah tempat cuci piring, Dengan kedua tangan nya yang kecil, Kaiden segera menyalakan keran air disana agar menyala. "Basuh cepat." Yuuta dengan panik nya langsung menaruh tangan nya dibawah keran air itu. Ia memelakan mata nya,

KENAPA API NYA TIDAK MATI????

Kaiden sama bingung nya dengan Yuuta. Ia terus memperhatikan tangan Yuuta dan keempat kompor yang juga ikut menyala. 

"Hei bodoh, apa kau tadi menyalakan empat kompor? apa memasak 1 buah ramyeon membutuhkan empat kompor, huh??" Ucap Kaiden dengan kerutan kesal. Yuuta disana hanya menggeleng panik. Yuuta berani bersumpah, Ini adalah kepanikan terbesarnya selama hidup di dunia. Memang siapa yang menyangka jika hal seperti ini akan terjadi di kehidupan nya yang baru ini?

"T-tidak! aku tadi baru ingin menyalakan kompor yang aku pakai untuk memasak, tapi tiba-tiba api di kompor itu menyala dengan sendiri nya. bahkan api itu juga menyebar ke arah tangan ku. dan tiga kompor lainnya ikut menyala!" 

Jelas Yuuta. Tapi jujur tangan nya tidak sakit sih. Perlahan ia menghilangkan rasa panik nya, karena dengan panik kepala nya tidak bisa berpikir jernih. Yuuta segera menarik napas nya dalm-dalam, untuk menghilangkan rasa panik nya. Kucing kuning di seberang nya mengerutkan dahi bingung. Tadi Yuuta bilang Yuuta belum menyalakan kompor itu bukan? Lalu bagaimana api itu bisa menyala---

"Kau, apa kau seorang Awakened?" Tanya Kaiden. Karena satu-satu nya hal yang masuk akal ya itu, Yuuta adalah seorang Awakened. Namun kenapa reaksi orang di depan nya ini aneh? Yuuta agak, emm, kaget? shock? ya sama seperti Kaiden saat awal tadi.

"Kau kenapa?" 

Yang ditanya hanya diam, sibuk dengan pikiran nya yang masih shock. Jujur Yuuta tidak mengharapkan bereinkarnasi lalu memiliki kekuatan atau bahkan menjadi seorang Awakened. Yuuta sebenarnya sangat tidak keberatan tidak menjadi pemain utama. Motto nya, Ia ingin memiliki hidup yang normal, Satu sekolahan dengan Jiwoo dan dapat berteman dengan teman-teman di sekolah nya. 

Ia tidak ingin menjadi pemeran utama karena tahu apa konsekuensi nya. Menjadi seorang Awakened bukan hanya tentang memiliki kekuatan. Tapi apa yang akan terjadi setelah nya juga berpengaruh. Disini, Ia hidup bersama Jiwoo. Belum lagi motivasi nya adalah bisa menjelajahi dunia Eceleed dengan indah. Mau tidak mau ia harus menerima kenyataan walau kenyataan itu pahit.

"Yuuta, Jiwoo sudah di depan rumah. matikkan api mu, nanti kita bicarakkan lagi." Suara Kaiden membuyarkan lamunan Yuuta. Entah bagaimana cara nya, Ia langsung mematikan seluruh api yang berada di tangan nya dan tidak lupa yang di kompor juga. Bisa gawat jika Jiwoo melihat situasi abnormal ini. Kaiden yang menyaksikan itu sedikit kagum, Anak di depan nya ini ternyata cukup kuat.

Dan benar saja, setelahnya Jiwoo kembali dan segera masuk rumah. Yuuta bersorak kagum, Insting seorang kucing memang tidak main. Baru masuk rumah, Jiwoo sudah siap berdiri lagi lalu mengatakan,

"Hyung, Kaiden. aku pergi sebentar ya." 

"Pergi kemana?" 

"Rumah sakit hewan. makanan kucing besok sudah habis. tadi aku hanya membeli cemilan tidak membeli pakan kucing." Jelas Jiwoo. 

"Apa kamu juga mau ikut? dan Hyung bagaimana?"

"Hah?"

"Aku ikut."

Thunder & Fire [Eleceed ff] UncontinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang