08

688 127 6
                                    

"Hei, Seo Yuuta. Menurutku wajah mu itu perpaduan tampan dan cantik, deh." Ucap salah satu teman sekelas Yuuta. 

"Aku setuju." Sahut teman sekelas nya yang lain.

Yuuta menggaruk leher nya tak gatal, Bingung harus bereaksi seperti apa di puji seperti itu oleh teman sekelas nya. "Eum... terimakasih?"

Ah, Saat ini Yuuta dan beberapa teman nya sedang berkumpul di meja Yuuta untuk mengerjakan tugas kelompok bahasa inggris. Mereka sudah sepakat akan mengerjakan tugas itu saat waktu istirahat karena kebetulan teman-teman Yuuta yang lain memiliki janji setelah sekolah hari ini. Kelompok nya berisikan 6 orang anggota. Dan yang menjadi ketua nya adalah Yuuta. Beruntung tugas nya sudah selesai jadi mereka bisa mengobrol bersama.

"Yuuta, ada yang mencarimu!"

Teriak teman sekelas Yuuta yang kebetulan duduk nya dekat pintu. Yuuta yang sedang mengobrol asik dengan teman-teman nya langsung menghentikan obrolan dan menatap ke arah depan pintu kelas. Heh?? Bukankah itu Jisuk? Kenapa dia mencari Yuuta? 

Seisi kelas terdiam hening. Jisuk adalah salah satu anak yang dihormati serta di takuti oleh satu sekolah. Dan sekarang, Jisuk sedang mencari anak baru yang sudah menarik perhatian seluruh orang saat hari pertama kedatangan nya. Ada apa ini? Apa Jisuk akan membully Yuuta? Mereka semua terdiam.

Yuuta menghela napas lalu menggeleng. Berdiri dan menghampiri Jisuk yang sedang berdiri di depan pintu, sendiri tanpa geng nya di depan kelas. Yuuta itu tidak takut kok. Hanya saja Yuuta malas. Tenaga serta otak nya sudah ia gunakkan untuk kerja kelompok tadi. Menyusahkan sekali.

"Ada apa?" 

WUSH

Jisuk mendekatkan wajah nya ke arah telinga Yuuta dengan tiba-tiba lalu membisikkan,

"Kau dan adikmu sama-sama menarik." 

Setelahnya Jisuk pergi dan meninggalkan Yuuta yang masih diam keheranan di pintu kelas nya.

"Hah? apa dia gila?"

Yuuta mengabaikan kejadian tadi dan kembali ke tempat duduk nya dengan tenang. Seperti tidak terjadi apa-apa. Tanaka bersorak kagum dalam hati. Kebetulan manusia yang memiliki hobi tidur itu juga satu kelompok dengan Yuuta. Jika Tanaka menjadi Yuuta, Dapat dipastikan Tanaka akan langsung menyembunyikan diri di tangga sekolah lalu tidur. 



'''



"Seo Jiwoo."

Yuuta dan Jiwoo yang sedang bermain dengan kucing jalanan langsung tersentak pelan setelah  mendengar ada seseorang yang memanggil Jiwoo. Jiwoo dan Yuuta menoleh ke belekang, Ah ternyata scene ini. 

Jiwoo tersenyum cerah setelah melihat keberadaan teman nya. "Wooin sejak kapan kamu disitu?"

"Kamu temukan dimana kucing itu?" Tanya Wooin singkat.

Jiwoo terdiam sebentar lalu kembali menyahut, "Dia bukan kucing peliharaan ku. Aku hanya memberikan nya makanan karena menurutku dia lapar." 

"... bukan kucing yang itu." 

"Kucing dengan loreng hitam yang kamu gendong kemarin malam." Sambung Wooin cepat.

Jiwoo menggumam pelan, Berusaha mengingat kejadian kemarin. Jiwoo tersadar jika Wooin sedang membicarakan kucing hitam-abu yang saat ini sedang tinggal di rumah nya. Jiwoo pun segera menceritakan dari mana ia menemukan kucing itu, Dan bagaimana ia memutuskan untuk merawat kucing hitam-abu itu.

"Kenapa kamu tanya soal itu?" Tanya Jiwoo bingung karena Wooin bertanya dengan tiba-tiba.

"Aku merasa dia seperti kucing peliharanku."

"Jadi kamu kehilangan kucing peliharaan mu? bagaimana bisa?" 

Jiwoo yang mengetahui itu pun segera pergi ke rumah nya untuk mengambil kucing hitam-abu itu. Belum sempat Yuuta memanggil Jiwoo untuk tidak membawa kucing itu, Tiba-tiba saja anak itu sudah menghilang. Yuuta menghela napas dan memilih untuk diam di tempat bersama Wooin.

"Kau jangan macam-macam." Ucap Yuuta dengan tatapan tajam nya, Menatap Wooin. 

"Pfft--" 

Eh? Apa ini? Bukan nya merasa takut kok dia malah tertawa?? 

"K-kau kenapa tertawa, hah?" Sahut Yuuta sedikit merasa salah tingkah karena respon yang Wooin beri tidak sama dengan ekspetasi nya.

Wooin masih dengan muka datar nya, Ah, Ia hanya menutupi mulut nya saja karena ketauan tertawa. "Bukan nya seram dia malah terlihat luc--"

Gumaman kecil Wooin terhenti karena mendengar suara Jiwoo yang mulai mendekat. 

"Wooin, apa benar ini kucing mu?" Tanya Jiwoo sambil menggendong kucing hitam-abu yang baru-baru ini ia selamatkan  bersama dengan Yuuta dan Kaiden. 

Wooin menatap kucing itu. Terdiam lalu menyahut, "Iya, benar."

Tak di sangka, Kucing hitam-abu itu ternyata mengingat Wooin yang selalu ada di dekat Dr.Delein disaat ia dijadikan bahan eksperimen. Kucing hitam-abu itu mengamuk dan menggeram. Jiwoo sampai dibuat kebingungan melihat respon kucing itu. Kucing itu meronta-ronta sementara Jiwoo berusaha menenangkan nya.

"Berikan dia padaku." Kucing itu semakin memberontak mendengar suara Wooin.

Terdapat raut ragu di wajah manis Jiwoo. "Wooin, apa benar dia kucingmu yang hilang?" 

"Ya." 

Melihat respon Wooin yang sangat tidak meyakinkan membuat Jiwoo ragu tingkat atas. Belum lagi kucing hitam-abu yang berada di gendongan Jiwoo selalu memberontak saat melihat Wooin.

"Kamu bukan pemiliknya!"

"Huft... Seo Jiwoo, kembalikan dia padaku."

"Tidak!"

"Kalau begitu aku tidak punya pilihan lain."

DUASH

Wooin yang seharusnya memukul tengkuk Jiwoo ditahan oleh Yuuta. 

"Tidak usah ikut campur, Seo Yuuta."

Yuuta menggeram marah, "Dia adikku, bajingan."

Wooin menghela napas lalu memukul perut Yuuta, Hebat nya Yuuta tidak terjatuh atau pingsan. Dan lagi, Wooin melayangkan serangan yang sayang nya tidak bisa di hindari oleh Yuuta. Yuuta pun terjatuh sementara tengkuk Jiwoo di pukul pelan agar ia pingsan.

Yuuta yang masih sadar meringis pelan. Sialan. 

Yuuta menyaksikan pemandangan di depan nya. Yuuta meringis melihat itu. Dimana kucing hitam-abu itu di angkat secara paksa dengan kekuatan Wooin. Dengan kekuatan itu, Kucing tadi langsung pingsan karena sempat di cengkram oleh Wooin. Setelah pingsan, Wooin langsung mengangkat kucing itu dengan 1 tangan layak nya tas.

Wooin menatap Yuuta dan Jiwoo lalu berbalik badan.

"Tunggu."

Thunder & Fire [Eleceed ff] UncontinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang