***
Hujan kesedihan kini tengah mengguyur perasaan seorang pria yang baru saja didera oleh kehilangan. Tubuh kurusnya yang terbalut kemeja putih dengan lecak sana-sini itu tampak tak sanggup untuk terus berdiri tegak. Wajahnya yang kusam masih tidak mampu untuk menanggalkan raut sendu yang sedari tadi terpaku. Jangan tanyakan hatinya. Bukan lagi sekadar patah, tapi juga sudah hancur berkeping-keping tanpa sisa. Hari ini adalah hari yang paling menyesakkan bagi sang pria dalam sepanjang hidupnya.
Bagaimana tidak?
Seakan takdir tak cukup menguji dirinya dengan diambilnya sang buah hati, kini ia harus dihadapkan oleh keadaan yang lebih menyayat sanubari. Di hadapan sana, wanita yang semenjak delapan bulan lalu ia sunting menjadi seorang istri, kini tengah memberikan pengakuan yang mengiris rasa simpati.
"Aku yang ngebunuh anak kamu! Aku yang udah gugurin anak kamu! Aku sengaja lenyapin dia karena aku gak pernah menginginkan kehadiran dia. Kamu denger?!"
Pria itu hanya bisa mematung seiring dengan teriakan histeris milik wanita yang tengah duduk di atas brankar Rumah Sakit dengan sembap pada wajahnya. Wanita yang sudah ia nikahi selama hampir satu tahun itu kini tengah menatapnya dengan nyalang.
Dia menggelengkan kepala. Berusaha untuk tidak percaya dengan fakta yang baru saja ia dengar. Sudah cukup dia merasakan sakit karena baru kehilangan anak yang bahkan belum sempat dia lihat. Sekarang sang istri malah menambah kesedihannya dengan mengatakan bahwa dialah yang sengaja melenyapkannya.
"Sekarang kamu pergi. Dan jangan pernah menampakkan wajah kamu di hadapan aku lagi. Aku benci sama kamu. Karena anak kamu, aku harus nahan rasa sakit hari ini," usir wanita itu lantas merebahkan tubuhnya dengan posisi membelakangi sang suami. Seakan dia sudah tidak sudi lagi untuk sekadar bertatap mata dalam waktu yang lebih lama.
Pria itu tak sanggup untuk berkata-kata lagi. Tubuhnya yang sudah lemas lantaran baru saja melakukan perjalanan jauh, kini tambah remuk kala harus menghadapi kenyataan getir yang menimpanya secara bertubi-tubi. Dia menggelengkan kepala seraya meluruhkan badan dengan pandangan menatap nanar punggung sang istri yang bergetar karena tangis.
Pria itu masih berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi. Dan saat membuka mata, ia akan mendapati wajah damai istri yang sangat dicintainya tengah terlelap. Lalu pria itu akan memandang lama wajah di hadapannya sebagaimana rutinitas yang selalu dijalaninya setiap pagi. Setelah puas melakukan kegiatannya, dia akan membangunkan sang istri untuk beribadah. Meski dengan gerakan malas-malasan, istrinya itu tetap mau menuruti. Dan pria itu, hanya akan tersenyum menghadapi tingkah istri kecilnya yang lucu.
Namun, usapan lembut yang menyambangi pundak kanannya membuat angan-angannya seketika buyar. Pria itu mendongak dan mendapati seorang wanita yang menunduk ke arahnya seraya melempar senyum meski kesedihan tampak membayangi wajahnya. Ia tahu, perasaan sakit dan sesak juga dirasakan oleh wanita yang berdiri di hadapannya itu.
Tidak ada ucapan menguatkan, melainkan hanya gerakan tangan yang menuntun untuk membuat tubuh pria itu kembali bangkit. Sekali lagi, senyuman lembut disertai dengan anggukan kepala wanita itu hadiahkan kepadanya.
"Ayo pulang, Nak."
Sudah, itu saja. Pria itu menuruti sang pemilik suara bergetar yang kini menuntunnya berbalik menuju pintu. Sebelum langkah kakinya melewati daun kayu penghubung ruang itu, ia menyempatkan diri menolehkan kepala ke belakang hanya untuk menatap wanita yang masih belum merubah posisi tubuhnya.
Dan sekali lagi, cairan bening yang sejak tadi memenuhi pelupuk matanya pun tumpah ruah dalam sekali kedipan. Setelah ini, entah kapan takdir akan mempertemukan mereka kembali. Pria itu berharap, saat hari itu tiba, Tuhan akan melumpuhkan segala ingatannya tentang wanita yang sudah membersamai hidupnya selama beberapa bulan belakangan itu.
***
Kamis, 05 Mei 2022.
____________________
Assalamualaikum. Hai, aku kembali lagi bersama cerita yang berbeda genre dengan cerita sebelumnya.
Semoga kalian suka ya. Jangan lupa untuk follow, vote, dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
After 5 Years
ChickLit[CHICKLIT STORY] Nala pikir, waktu lima tahun sudah cukup untuk mengobati luka hatinya. Namun, ketika takdir kembali mempertemukannya dengan masa lalunya, Nala sadar bahwa lukanya tidak akan pernah bisa sembuh. Dan seperti dugaan yang selama ini ia...