6

200 24 7
                                    

"Tunggu-tunggu New, jadiiiii ?"

"Semoga hanya pikiran aneh aku saja" batin Tay

"Aku merasa kisahnya mirip sama kisah kita New" jawab Tay santai

Degg-deg-deg suara degupan jantung New mulai bergemuruh, memang sebelumnya tidak ada niatan untuk mengungkapkannya saat ini, tapi New merasa segalanya begitu melalahkan. Biarlah dipikirkannya lagi bagaimana langkah yang harus diambil selanjutnya.

"Iyaaaa kak orang itu, orang yang selalu aku khalayalkan itu adalah kamu" ucap New singkat

"Tapii........tapiii kenapa harus aku Newwieeee ?" tanya Tay mulai gelisah

"Apakah bunga pernah meminta batang kapan ia bisa mekar ? Apakah daun pernah meminta ranting untuk diluruhkan kapan ? tidak kan kak. Aku jugaaaa. Perihal mencintai aku tidak bisa memilih akan jatuh kepada siapa" jelas New cukup panjang.

"Aku kira kamu tidak punya perasaan itu New, aku senang tapi enggak boleh. Cukup aku saja yang menjadi seperti ini. Kamu Jangan" keluh batin Tay panjang dalam diam.

"Jujur New, memang tentang memilih perasaan tidak bisa ditentukan kepada siapa. Tapi bagaimanapun kita nggak akan pernah bisa. Maaf yaa New lebih baik sakit sekarangan dari pada semakin bertambah nantinya. Beberapa hal yang memang tidak semestinya bersama, menempuh pengorbanan sebanyak apapun tidak akan mencapainya. Bahkan sang pencipta saja benar-benar melarangnya" jelas Tay panjang.

"Maaf yaaa New, aku pulang duluan. Selamat tinggal". Ucap Tay pelan sambil meninggalkan New sendirian.

Kembali New rasakan hancur yang kesekian kalinya. Dihancurkan atas penolakan keluarga, diremukkan oleh penolakan orang yang dicintai. Bagaimana dunia begitu tidak berpihak kepadanya.

"Tuhan tolong banget, Newwie tahu ini sesuatu bahkan yang tidak pantas New minta kepada-Mu, tapi New pengen dihilangkan rasa kepada orang lain biar nggak sakit lagi tuhan". Malam itu New tertidur dalam tangisan.

Hari ini mata hari menyonsong cukup cerah dan sedikit terik. Tidak peduli dengan kondisi hatinya yang masih sangat amburadul New harus tetap kuliah karena memang sudah semakin mendekati UTS (Ujian Tengah Semester).

Dibelahan bumi lainnya Tawan masih bermalasan dikamarnya, segala hal yang terjadi tadi malam begitu cepat. Gejolak batinnya terus bergerak antara ingin meluapkan dan memberitahun segala perasaanya yang memuncah untuk New, tapi disisi lain banyak orang yang tidak akan bisa menerima mereka. Akhirnya Tawan mulai bergerak untuk berangkat ke kampus. Meskipun baru menginjang semester 3 dia cukup sibuk berkaitan dengan keanggotaanya sebagai pengurus BEM.

HALAMAN KAMPUS PUSAT

"Kak Jumpol, Kaaaaakkkkk" sambil mengerjar Off yang berjalan agak cepat

"Ehh ada Newwie temenya Gun imut. Kenapa New ?" Tanya off

"Dari tadi aku nyari kak Tay kok nggak ada yaa kak ? Apa dia nggak masuk hari ini ?" tanya New

"Ehhh kurang tau New dari pagi aku juga belum ketemu sama si kamprett tu. Btw kenapa ya ?" tanya Off selidik.

"Enggak papa kok. Yaudah New pergi dulu yaaa kak. Dadahhhhh" New langsung melangkah dengan cepat takut Off semakin penasaran.

"Newwww vsalaaam yaaaaaa buat Gun yang imuuuuutttttt bangetttttt" Ucap Off sambil teriak padahal belum tentu juga New mendengar apa yang diucapkannya.

New berjalan dengan langkah yang tidak tentu arah, Jujur sebenarnya dia bener-bener butuh seseorangan untuk bercerita saat ini. Biasanya kalau udah urusan hati kudu si Toptap yang penyabar. Tapi New sadar sebagai calon Dokter Toptap memang yang paling sibuk diantara mereka semuanya.

Arah JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang