4

221 22 6
                                    

Hari itu New sudah bisa kembali kuliah seperti biasanya. Meskipun tidak mengalami sakit yang parah, kejadian trauma kemarin cukup membangkitkan moodswing yang ada pada diri New. Sebenarnya masih banyak overthingking yang berkeliaran didalam pikirannya. Tentang masa lalunya, tentang bagaimana memulai untuk bercerita kepada Kak Tawan, hingga kondisi perasaannya yang masih sangat amburadul. Enggak papa New tahu semuanya butuh proses untuk kembali seperti sedia kala.

Saat itu New sedang menunggu Tawan sesuai dengan janji mereka akan bertemu, Namun sudah lewat setengah jam dari kesepakatan Tawan juga tidak kunjung datang. New tahu dirinya memang tidak seprioritas itu bagi Tawan, tapi sebaliknya tawan selalu menjadi prioritasnya, selalu menjadi rumah untuknya kembali.

“Sumpah yaaaaaaa Tawan cintaku, aku tahu menunggu merupakan bagian dalam sebuah penantian disuatu hubungan, masalahnya kita aja belum ada hubungan masa aku udah disuruh nunggu aja. Lelah hati adek bang. Anjir lebay bgt aku” gerutu New dalam hati.

Tanpa disadari New, dari kejauhan ada seseorang yang sudah memperhatikannya sejak tadi dengan tatapan sinis yang merendahkan.

“Eh ada Thitipoom disini, baru tau deh kamu juga kuliah disini” ucapnya sedikit bernada sarkas.

“Haiii kak Namtan” jawab New sopan sambil tersenyum ringan.

“Sumpah yaaaaaa dari sekian kampus yang ada di Indonesia, kenapa sih harus sekampus sama ni orang, udah pembawaanya kek gitu ditambah mantanya kak Tawan lagi. Sabar Newwie banyak-banyak istifgar pokoknya kalau menghadapi orang seperti dia” ucapnya dalam hati masih dalam kondisi yang diam.

“Kamu kaya lagi nunggu seseorang deh siapa sihhhh hahahah” ucap Namtan dengan keras menggunakan nada sindiran.

“Ada janji sama kak Tay tawan kak, tapi belum dateng dari tadi” jawab New singkat

Namtan mendekati New sambil membisikan sesuatu kalimat kepadanya

“Heiiii kaum nabi luth, SADAR DIRI WOIIII, seorang Tawan Vihokratana enggak bakalan melihat kamu sampai kapanpun. Kamu itu cuman bagian dari sampah masyarakat dan komponen variabel percepatan kiamat hahahah” ucapnya pelan namun dengan nada begitu iblis.

Jujur sebenarnya New sangat terkejut dengan kalimat-kalimat jahat yang dilontarkan Namtan, tapi bukan New jika diam saja ketika direndahkan, sebelum Namtan beranjak pergi, New menarik bagian tali tasnya sehingga tercekat kepergiannya, dengan sigap New mendekat dan membisikan kalimat pembalasan.

“Duhai Ratu Namtan yang katanya bagian golongan orang suci, satu hal yang perlu anda ingat bahwa ketika anda merendahkan oranglain tidak membuat anda terlihat tinggi, karena sampah yang sesungguhnya adalah manusia yang tidak dapat memanusiakan manusia lainnya. Anda teralu sibuk menjadi Tuhan atas perilaku orang lain, terlalu silau dalam merasa diri yang paling benar tapi tidak pernah bercermin atas perilaku anda sendiri hahahah Dadah kaka Namtan yang cantik, namun hatinya tidak secantik wajahnya. Sampai jumpa lagi”. New berlalu meninggalkan Namtan ditempat itu belum sampai berkata sesuatu.

“Brengsek LGBT bangsat anjir, awas aja kamu Thitipoom” ucap Namtan dengan sejuta kebencian terhadap New.

Sebenarnya tidak ada alasan khusus kenapa Namtan sangat membenci New dan kaum LGBT, disamping memang hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat tabu di Indonesia, Namtan juga tahu bahwa New menyukai Tawan sejak lama, mantan pacarnya.

Sebelum Namtan beranjak dari tempat tersebut, Tawan datang dengan sangat tergesa-gesa.

“Eh Namtan, udah lama yaaaa disini ? Ada liat Newwie nggak adek kelas kita SMA dulu ?” tanya Tawan singkat

“Enggak liat tuh, nggak penting banget. Duluan ya” ucap Namtan sambil pergi meninggal Tawan.

Tawan mulai kebingungan perihal keberadaan Newwie saat ini. Sudah mencoba menguhubunginya beberapa kali, namun tetap belum terhubung. Sempat ada niatan untuk mengubungi teman dekatnya, tapi Tawan mengurungkan niatnya, karena memang tidak sedekat itu bahkan hanya sekedar tahu saja dengan sahabatnya New.

Dibelahan bumi lainnya, Newwie masih berjalan menuju gang tempat kostannya. Banyak hal-hal yang sudah memuncah didalam hati dan pikirannya yang coba dia tahan sejak bertemu Namtan tadi. Yaaaa begitulah New, memang tidak ingin terlihat lemah dihadapan orang lain, namun dikala kesendirian datang, dia menjadi orang yang sangat pemikir bahkan cenderung overthingking.

Sebelum magrib dia sudah sampai kembali ke kamarnya, bergegas untuk mandi dan menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Setelah semuanya Newwie menyandarkan kepalanya dibantal, sambial memeluk boneka Keropi kesayangnnya. Sebenarnya Newwie sangat membeci hewan amphibi tersebut, tapi kalau sosok boneka seperti keropi tentunya menjadi kegemarannya.

“Kenapa yaaaaaa ketika mental kita lagi kurang baik, orang selalu beranggapan kita kurang besyukur, kebaperan atau bahkan sampai dibilang kurang iman, padahal hakikatnya karena kita manusia yang punya pasang surut perasaan layaknya air laut” New menarik nafas dengan berat seperti ada sesuatu yang mengganjal dihati dan pikirannya.

“Ya allah, kenapa yaaaa Newwie terlahir begini dan seperti ini. Seberapa banyak orang yang akan Newwie kecewakan karena berbeda dengan lelaki lain. Newwie capeee gini teruss, pasti mamah sama Bapak sedih banget punya anak kaya Newwie. Ya Allah kenapa New nggak bisa seperti lelaki lain, mencintai dan tertarik kepada wanita, tangguh dan bahunya kuat seperti layaknya Pria. New capeeee gini terusssss” ucap New dalam hati tanpa disadari banyak bulir-bulir yang berjatuhan disekiar kelopak matanya.

“Belum cukup kesakitan dimasa lalu yang begitu menghantui, Newwie juga harus belajar menerima diri yang berbeda ini. Kuatkan New untuk selalu bertahan dengan segala jala hidup yang begitu sakit, berikan ketabahan kepada mamah dan bapak untuk menerima New yaa Allah”

Disela-sela tangis ketir dan gulana dalam gundahnya, New sadar sejak tadi pintu kamarnya ada yang mengetuk. Bergegas dia beranjak untuk membukakan pintu, dan tidak lupa untuk menghapus segala derai luka yang tergambar dimatanya.

“Ehhh kak Tawan kenapa yaaaaa ? masuk dulu kak” persilahkan New agar Tay langsung memasuki kamarnya.

“Kamu kenapa Newwie ?” tanya Tay singkat
Belum sempat dia menjawabnya, Tawan langsung memeluk New erat sambil membawanya duduk dan memberikan tepukan penenang dipunggung kepada New. New yang tidak pernah diperlakukan manis oleh orang lain selain keluarganya kembali menetes kan embun bening disekitar indera penglihatannya itu

“Newwie, kamu boleh cape, lelah, bosan dan segalanya tentang kisah beratmu dalam hidup ini, kamu boleh mengeluh dengan segala keadaan dan kondisi yang tidak berpihak kepadamu, tentang manusia yang begitu jahat bahkan kesakitan-kesakitan dimasa lalu. Satu hal yang pasti mulai sekarang, kamu punya aku New, aku tau selalu ada tempat untuk bersujud, tapi untuk sekedar lelah, jadikan aku sebagai tempatmu untuk bersandar.

Halo guys Aku mau ngucapin Terima kasih yang banyak buat kalian yang sampai saat ini masih stay tune buat baca cerita ini. thank you so much buat segala dukungannya dan mohon maaf banget ketika tulisan aku ini belum sesuai dengan ekspektasi kalian. Because, honestly ini benar-benar first time aku untuk menulis. Terima kasih kesediaan untuk membaca dan salam sayang lirik Aku sehat selalu semuanya.

Arah JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang