"HYEWON!!!"
Gadis yang merasa namanya dipanggil, menoleh kearah sumber suara. "Suara yang tidak asing" Batin Hyewon. Rambut panjangnya yang digerai bergerak sesuai kepalanya bergerak. Begitu kaget lah Hyewon saat tau siapa yang memanggilnya tadi.
"Yoojeong! Kamu kenapa disini?! Siapa yang memberitahu mu? Harusnya kamu-" perkataan Hyewon terhenti karena aku lebih dulu menyela pembicaraanya.
"APA MAKSUDMU BERBOHONG!? KENAPA AKU TIDAK TAU TENTANG INI!?! JAWAB HYEWON!! KENAPA AKU HARUS TAU INI DARI ORANG LAIN DAN BUKAN TAU DARI KAU SENDIRI?!! JADI INI ALASAN KAMU DIBOLEHKAN PERGI-PERGI?!" aku menyerocos tanpa jeda dengan nada marah. Orang-orang disekitarku memperhatikanku dengan tatapan aneh dan bingung.
"Y-Yoojeong aku- eee.... Jangan berteriak-teriak dong a-aku..." Hyewon berusaha menjelaskan dengan terbata-bata.
Beberapa saat suasana hening. Hyewon berpikir keras kalimat yang tepat untuk menjelaskan semuanya kepada ku, sedangkan aku menunggu dengan tidak sabar penjelasan Hyewon.
"Kang Hyewon" panggilku lembut. Hyewon menoleh dengan tatapan lesu. "Kenapa kau membohongi aku? Kamu taukan, aku paling tidak suka dibohongi?" Ucapku dengan nada bicara yang sebisa mungkin kubuat lembut dan tidak lagi meluapkan emosiku.
"Maaf" ucap Hyewon pelan. Lalu ia memelukku sebelum ia mengajakku duduk dan akhirnya menjelaskan semuanya.
"Pertama-tama, aku juga tidak tau tentang kepindahan ini sampai seminggu yang lalu. Marah? Tentu iya tapi aku hanya seorang gadis muda yang tidak bisa berbuat apa-apa" jelas Hyewon.
"Tapi ayahku akhirnya mengijinkan aku untuk bermain sepuasnya satu Minggu sebelum kita pindah. Aku sangat merasa bersalah, aku yang bilang kalau kita harus terus bersama, tapi nyatanya aku harus pergi duluan" lanjut Hyewon dengan mata melihat ke jendela luar yang besar. "Sekali lagi aku minta maaf, aku ada sebuah hadiah perpisahan kecil untuk kita berdua" Hyewon lalu mengeluarkan pita jepit berwarna Kuning pudar dan coral, warna kesukaan aku dan Hyewon. Hyewon lalu memasangkan pita warna Kuning pudar itu dirambutku, dan pita warna coral dirambutnya. "Ini sebenarnya ingin aku berikan kepada teman pertama ku jika sampai di California sana. Tapi yasudah untuk Yoojeong saja, Yoojeong lebih penting!" Ujar Hyewon lucu. Aku hanya tertawa dan melihat dikamera handphone bagaimana penampilanku memakai pita itu.
"Cantik." Batinku.
"Engg, Hyewon aku ketoilet dulu ya" pamitku lalu berlari menuju toilet. Hyewon hanya memperhatikanku dari tempatnya lalu ia terpikir ide untuk menulis surat saat itu juga.
"Aku kembali! Kamu sudah mau berangkat ya Hyewon? Kita ngobrol-ngobrol aja dulu yuk!" ajakku sambil beranjak duduk disamping Hyewon.
🥀
"Mohon untuk penumpang pesawat *** untuk bergegas naik ke dalam kabin, karena pesawat akan segera berangkat."
Aku memandang speaker bandara diatas kepalaku dengan kecewa.
"Gamau pisah Hyewonn" rengekku hampir menangis.
"Shutt sudah, ini kertasnya kamu baca dirumah ya, ini alasan yang mungkin masih kamu pertanyakan sampai sekarang. Ohya, jangan nangis dong! Ayolah ciptakan Gokigen Sayonara" ujar Hyewon sambil berkedip.
"Selamat tinggal Yoojeong! Aku akan terus aktif diinskagram kok, jangan khawatirkan aku, Bye bye!" Ucap Hyewon sambil berjalan menjauh dariku.
Aku tersenyum sendu lalu setelah pesawat Hyewon lepas landas aku pulang kerumah dengan langkah gontai. Tanganku memegang kertas yang dilipat menyerupai amplop pemberian Hyewon tadi.
Awan mendadak mendung. Warnanya kelabu, gelap seperti suasana hatiku sekarang. Mungkin mulai besok hari-hariku akan diisi kesepian. Akankah aku mencari sahabat baru? Tidak, aku tidak yakin dengan itu.
To Be Countined
Uwaa udah mau abis :(((
Untuk WIZ*ONE, semangat ya! ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Gokigen Sayonara
Short Story"Ingatlah untuk selalu tersenyum walau sedang terjadi sebuah pepisahan. Biarlah ini menjadi Gokigen sayonara, Perpisahan yang ceria."