"PUTRRIII!!!!!!" teriak Rara dengan heboh nya setelah dia menginjakkan kaki di kediaman Rashid.
Putri yang mendengar teriakan Rara dengan cepat keluar dari kamar nya hingga terdengar suara bantingan pintu, lalu dia menuruni tangga dengan langkah cepat, ah bukan melangkah, tapi berlari, saking cemas nya. Namun saat dia sudah berada di hadapan Rara, dengan cepat pula Rara memeluk Putri dengan sangat amat erat hingga Putri kehabisan nafas rasanya. "Iiiihhh!!!! Apa sih Ra??!! Dateng ke rumah aku teriak teriak, lari lari, terus peluk aku kenceng banget. Mau aku mati???" kesal nya saat dia sudah terbebas dari pelukan maut Rara.
Rara tak mengindahkan ocehan gadis cantik dihadapan nya saat ini, dia malah menarik tangan teman nya itu dan mendudukkan nya. "Kenapa sih kamu, Ra??!!" sungguh, Putri tidak bisa menahan rasa penasaran nya karna Rara yang tiba tiba aneh menurut nya.
Bukanya menjawab, Rara malah meminta bik Sari –asisten rumah tangga– untuk membuatkan jus dan membawakan camilan untuk nya dan Putri, tanpa menghiraukan Putri yang terus mengguncang guncang tubuh nya karna ingin jawaban dari nya.
"Iiihhh.. Rara!!!!!"
"Apasih nak?? Teriak teriak terus, gk putus pita suara mu??"
"Ra, kamu baik baik aja kan? Kamu sehat kan? Kamu waras kan? Atau kepala kamu abis kebentur apa gitu? Ngga kan, Ra?!" oceh nya sambil memutar mutar kepala Rara. Rara yang tadinya sehat, bisa bisa sakit karna Putri terus memutar mutar kepalanya. Untung lah dia sedang bahagia hari ini, jika tidak maka dia akan menutup bibir teman nya ini dengan berlipat lipat kain.
"Aku baik Putrii!!!!"
"Terus kamu kenapa? Kok kayak aneh gitu sih? Biasanya kamu dateng kesini sambil nangis, atau wajahnya yang udah di tekuk, tapi sekarang? Semringah banget" ucap Putri sedikit meledek. Dan Rara, dia sudah mengerucutkan bibirnya karna sebal dengan ucapan teman nya itu. "Kalau lagi seneng bagi bagi napa mbak nya" lagi lagi Putri meledek nya sambil menyenggol lengan Rara. Rara berdecak sebal dengan tingkah teman nya ini, terkadang dia sebal dengan Putri karna Putri yang senang sekali meledek nya, terkadang Putri juga sedikit lemot, tapi untung saja Putri di pasangkan dengan teman yang sabar.
"Entar deh aku cerita. Intinya terimakasih" ucap Rara diakhiri senyum manis nya sambil menatap Putri yang juga menatap nya dengan tatapan heran. Terimakasih? Untuk apa?
"Assalamualaikum." pekik dua orang paruh baya sembari memasuki rumah mewah milik keluarga Rashid itu.
Pekikan itu tentu membuat Putri dan Rara teralihkan perhatian nya. Putri yang tadi nya ingin bertanya apa maksud Rara mengucapkan terimakasih seketika lupa dan tersenyum lebar saat mengetahui siapa gerangan yang datang.
"Mama! Papa!" seru Putri lalu berlari memeluk kedua orang yang ternyata ayah dan ibu nya. "Putri kangen bangeeetttt sama kalian, kenapa baru pulang sih??? Janji nya sama Putri kalian pergi cuma beberapa minggu, tapi nyatanya tiga bulan, untung Putri sayang sama kalian, kalau ngga ud__"
"Aduuh sayang, mama sama papa masih cape loh, kamu malah ngoceh kayak gitu." potong nyonya Rashid sambil mencubit kedua pipi Putri.
"Ah yaudah ayo duduk." ucap Putri menarik tangan kedua orang tua nya untuk duduk, setelah itu dia berteriak memanggil bik Sari yang sudah mengurusnya dari kecil itu. "Bibbiiiiiiikkk!!!!!!"
Setelah mendengar teriakan ketiga Putri, barulah wanita tua itu keluar dari dapur nya dengan wajah cemas. "Ada apa__"
Seperti Putri dan Rara, bik Sari juga kaget dengan kedatangan nyonya dan tuan nya, dia langsung menutup mulutnya dan mencecar nyonya dan tuannya dengan pertanyaan beruntun nya. "Masyaallah, nyonya dan tuan udah pulang? Kok gk ada ngabarin bibik sih?! Kan kalau ngabarin, bibik bisa jemput nyonya dan tuan? Terus gk ngabarin non Putri juga? Duh, jadi kasian kan nyonya dan tuan pulang sendiri, nyetir sendiri, bawa__"
![](https://img.wattpad.com/cover/236949295-288-k566534.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Teman Menjadi Sandaran ✔
Short Story( CERPEN ) Pengganti keluarga adalah teman, ketika di dalam keluarga ada masalah, teman lah yang siap mendengar cerita, selagi itu wajar diceritakan. Jika masalah hanya dipendam seorang diri, maka hasilnya tidak akan baik pada diri, hati dan fikirin...