Sembilan orang sudah terkumpul, tentang bagaimana bisa berkumpul itu karena Hyunsuk yang sudah mengetahui wajah wajah mereka dan setiap salah satu mereka datang, dia akan melambaikan tangannya.
"Sebenarnya, gue sama Yeonjung itu saling kenal."
Dayoung yang mendengar itu langsung mengangkat kepalanya, mata gadis itu menatap tajam Hyunsuk yang langsung tersenyum setelah pria itu merasakan tatapan tajam dari seseorang.
"Tapi gue gak ada motif buat bunuh Yeonjung, gue sama Yeonjung juga masih komunikasi sampai terakhir dia hidup, mungkin karena kebetulan orang terakhir yang dia telpon itu lo, buat apa.. ya buat minta pertolongan." Jelas Hyunsuk, "lagipula ngapain gue bunuh tunangan gue sendiri?"
"Bentar bentar, lo berdua ini ngebahas tentang korban pembunuhan di rumah dekat rumah pak Chanyeol?" Tanya Tzuyu.
Hyunsuk mengangguk sebagai jawaban.
"Gue gak tau harus gimana, tapi asal lo tau korbannya mati mengenaskan banget, daging pa-"
"Diam atau mulut lo gue robek."
Mark seketika diam, gadis di sebelahnya ini sangat menyeramkan, wajahnya pucat, dan tatapan tajamnya tertuju pada mark sekarang.
"Pertanyaan gue, lo kemana waktu dia dibunuh?" Tanya Hyunsuk pada Dayoung.
"Kenapa lo harus tau?" Jawab Dayoung.
"Bisa jadi kan lo salah satu dalangnya, orang yang lo suka, bisa aja lo suka sama Yunho atau Serim tapi karena Yeonjung dekat sama mereka lo jadi iri."
"Buat apa gue suka sama mereka? Ini pertama kali gue sama Yeonjung ketemu sama lo semua. Gue bukan tipe cewek yang suka pada pandangan pertama."
"Hehh udah udah, malah berantem lo berdua." Putus Arin, "gini ya Suk, gue tau lo terpukul karena tunangan lo habis meninggal, tapi lo juga nggak ada hak buat nuduh yang nggak nggak sama Dayoung."
Hyunsuk menghela nafasnya pelan sebelum akhirnya dia mengangguk paham, "oke sorry, gue terlalu bawa emosi."
"Buat lo Day, gue bukan nuduh lo tapi lo tau kemana tujuan Yeonjung dihari dia dibunuh?" Tanya Arin.
Dayoung terdiam, mengingat Yeonjung pernah mengatakan sesuatu yang sangat membuatnya bingung, seperti apa yang diucapkan Yeonjung itu tidak masuk akal.
"Gue sama Yeonjung mau pergi ke toko buku buat nyari buku tulis sama novel, tapi sebelum dia ngajak gue dia pernah bilang.."
"Bilang apa?"
Dayoung mengeluarkan handphonenya, lalu mencari rekaman telfon dia bersama Yeonjung.
"Gue nggak sangaja ketekan record, lo denger aja."
Mereka saling berpandangan lalu mendekatkan kepala mereka ke dekat handphone milik Dayoung.
"DAY DAYY!!!"
"BERISIK YEONJUNG ASTAGA TELINGA GUE."
"hehe, sorry sorry, nanti temenin gue yok."
"Heh? Kemana?"
"Nyari buku tulis buat catatan sama novel."
"Lo butuh novel apa lagii."
"Yaa ada lah, ya ya temenin gue ya? Pleasee."
"Iya nggak ya... Iya deh."
"YEAYY!! GUE TAU LO BAIK."
"NGGAK USAH TERIAK DIBILANG."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mafia Game
Mystery / ThrillerSebuah permainan yang biasa dimainkan orang lain untuk bersenang senang berubah menjadi permainan yang bisa merebut nyawa seseorang. @butterfly_wj