10. Diculik🔪

3.3K 152 8
                                    

Vote☆

Luka yang berada di kaki Vanya sudah diobatin oleh Mamanya. Sekarang Vanya sudah kembali di rumahnya, entahlah Vanya nggak tau sampai kapan dia berada di lingkungan keluarganya. Terlebih lagi dengan rencana gila Tuan Bayankara dan Vedri membuatnya pusing dengan keadaan.

Semua yang terjadi di kantor diselesaikan dengan kehadiran Mamanya Vedri. Dia beruntung kali ini tapi dengan lain waktu Vanya nggak tau bagaimana.

Alex yang mengetahui kejadian yang tidak mengenakkan dan ibunya yang menjadi sandera oleh kegilaan Vedri kepada Vanya-adiknya sendiri. Ingin rasanya Alex menghabisi Vedri saat ini juga tapi dia tidak ingin berbuat gegabah. Alex sedang berada di pintu kamar Vanya. Dia melihat Vanya yang asik melamun, padahal Alex sudah berulang kali mengetuk pintu namun Vanya belum sadar akan kehadirannya.

Alex berjalan dan duduk di samping Vanya membuat Vanya terkejut setengah mampus.

"Astaga bang ngagetin aja! Ga bisa apa ngetuk pintu dulu?!"

Alex terkekeh sejenak. "Abang udah ketuk pintu daritadi tapi kamunya aja yang asik melamun sampe nggak sadar abang udah lama berdiri disitu"

"Emm, Vanya masih mikirin Vedri bang. Vanya nggak tau dia bakal lakuin apalagi nantinya"

"Udah abang duga kamu mikirin itu daritadi. Udah nggak usah dipikirin Van, mendingan kamu relaxin pikiran dulu. Biar semua abang yang tanganin. Inget abang selalu ada untuk kamu, jangan sungkan untuk minta bantuan sama keluarga kamu sendiri"

'Gue bukannya nggak mau tapi gue nggak mau kalian celaka karena gue' batin Vanya.

Vanya mengangguk sekilas lalu Alex keluar dari kamarnya. Vanya merasa Vedri gak bakal nyerah buat bawa dirinya kembali.

Vanya membaringkan dirinya di tempat tidur sambil memainkan benda canggih yang sudah lama nganggur. Vanya tersenyum sekilas saat melihat banyak orang yang menanyai dirinya 'kemana' atau 'kenapa'. Vanya hanya membalas chat dari sahabatnya dia sama sekali tak tertarik dengan obrolan yang lainnya.

Merasa kantuk menghiinggapi dirinya. Vanya menarik selimutnya lalu tidur sambil memeluk guling di sampingnya.

🐾

"Informasi apa yang kau bawakan untukku kali ini?" ucap seorang pria sambil menghisap puntung rokoknya dan mengembulkan asap ke atas.

"Hari ini banyak kekacauan yang terjadi Tuan. Kemarin malam Tuan Vedri membawa kabur gadisnya dari rumah itu. Orangtua gadisnya dan juga Orangtua Tuan Vedri sengaja dibuat macet olehnya dengan membuat kekacauan di jalan. Dan esoknya mereka pergi ke perusahaan Orangtua gadis itu untuk-"

"Ck, tidak usah bertele-tele! Katakan saja intinya!"

"Tuan Bayankara membuat suatu perjanjian kepada Tuan William namun ditolak. Tetapi saya tidak tau jelas kejadiannya gimana. Gadis itu menusuk pundak Tuan Vedri-"

"Apa?! Kau tak salah info?"

"Saya tidak salah informasi Tuan. Salah satu pelayan di rumah Tuan Vedri yang mengatakan langsung kepada saya"

"Baiklah kau boleh keluar"

Pria yang memberikan informasi itu keluar dengan segera. Sedangkan pria yang memghisap rokok itu tersenyum kecil dan beralih menelepom seseorang.

"Bawakan kedua gadis itu besok gimanapun caranya!"

Lalu dia menutup telfonnya tanpa mendengar jawaban dari si penerima telpon.

Psychopath And Possessive Vedri (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang