beberapa hari kemudian setelah kejadian tersebut.
__________
"Jangan ambil kesimpulan sebelum kebenaran yang sebenarnya kita tau! Karena hal itu pasti akan menimbulkan kesalahpahaman yang jalan keluarnya benar benar sulit."
__________
Teriknya matahari membuat siapa saja enggan untuk berada di bawahnya. Ya, sekarang jadwalnya pulang sekolah. Vanya sudah ada jadwal untuk pergi ke butik. Beberapa hari lagi Abang kesayangan dan satu satunya itu akan menikah walaupun menikah karena insiden yang tak terduga atauu... ah sudah lupakan saja, kita kembali ke cerita.
Hari ini Vanya akan di antar oleh Biru, berhubungan karena Vedri dan Ara 'kelihatannya' semakin hari semakin nempel aja. Membuat Vanya harus berkata kasar setiap harinya. Jika Vanya pergi dengan Biru, nggak akan ada salahnya bukan? Toh, Vedri juga sama. Entah apa kejelasan status mereka saat ini.
Kini Vanya tengah di atas motor milik Biru. Walaupun panas menyengat entah kenapa rasanya lebih adem terkena angin dibanding ac mobil.
"Van" panggil Biru saat sudah turun dari motor.
"Hmm?" Vanya ikut juga turun dari motor.
"Lo ngak mau akhirin ini semua aja?"
"Maksud lo?" ucap Vanya sambil melepas helm di kepalanya.
"Akhirin penderitaan lo dengan berakhir dengan Vedri yang banyak drama itu." ucap Biru enteng.
Vanya menatap Biru heran. "Maksud lo? Gue ninggalin Vedri?"
"Gue nggak bilang gitu. Tapi ada benarnya juga."
"Lo gila hah?! Sekarang ini gue lagi perjuangin Vedri, berusaha buat Vedri normal lagi kayak dulu, lo nyadar ga sih Bi? Lo pengen ya gue kalah dari Ara? Atau jangan jangan... selama ini lo bukan di pihak gue?" kesal Vanya.
"Bukan Van, bukan gitu maksud gue." Biru menghela nafas panjang seraya menggaruk kepalanya yang tidak gata, ia merasa tiba tiba susah menjelaskannya.
"Terus apa kalau bukan gitu?"
"Gue... cuman kasihan aja sama lo Vanya."
"BACOT TAU GAK?! ASAL LO TAU YA, GUE NGGAK BUTUH BELAS KASIHAN LO SAMA SEKALI!!" bentak Vanya lalu pergi masuk ke gedung itu.
"Gue salah ngomong?" monolog Biru dengan tampang polosnya.
🐾
Di tempat yang sepi namun indah ini. Lelaki yang memiliki jiwa iblis itu tengah menunggu seseorang seraya memainkan benda kesayangannya. Apalagi jika bukan pisau? Kalian pasti sudah tau dia siapa. Yah, dia Vedri. Pria dengan sejuta pesonanya dan jiwa Psychopath nya yang membuat siapa pun takut berada di dekatnya.
"Sebentar lagi Sayang."
Vedri menyimpan pisau itu dan berbalik kala wanita yang ditunggunya datang.
"Hai." sapa wanita itu dan berhambur ke pelukan Vedri.
"Tempatnya bagus banget. Aku suka sayang." lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath And Possessive Vedri (HIATUS)
Fantasy⚠WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA!! ⚠HARGAI KERJA KERAS SAYA DENGAN MENINGGALKAN JEJAK SEPERTI VOTE DAN KOMEN. ⚠UP SETIAP MALAM MINGGU♡ Happy Reading🐨🍒 *** "Manis. Selalu menjadi candu bagiku baby" gumamnya sambil tersenyum ke arah Vanya yang masih saja...