happy reading amigos <3***
Dibalik senyuman Shaka, terdapat artian yang berbeda. Cowok itu benar-benar bukan seperti yang kalian kenal sebelumnya.
Mungkin bagi semua orang yang bertemu pertama kali dengan Nashakar Admajaya akan bertanggapan bahwa Shaka adalah sosok yang ramah, supel. Namun, selama ini ia hanya menggunakan topeng dibalik wajahnya.
Bukan topeng yang bisa di lepas dan pasang, namun istilah topeng yang di maksudkan adalah hal lain. Kalian akan mengerti.
Hanya temannya Biru yang mengetahui sifat aslinya. Tidak dengan yang lain bahkan—keluarganya.
Seperti sekarang ini, Shaka memasuki rumah besarnya dengan langkah lebar. Cowok itu menatap tajam setiap pekerja di rumahnya.
Ia membuka pintu kamarnya sembari tersenyum melihat gadis manis di dalamnya.
"Jangan banyak gerak sayang, nanti anak kita kesakitan," ujar Shaka mendekati gadis yang menatapnya dengki itu.
Gadis itu diam, menatap wajah Shaka hanya akan membuatnya semakin muak dengan cowok berusia 20 tahun itu.
"Pergi dari hadapan gue," balas gadis itu.
Shaka menimang sebentar, tangan cowok itu mengusap dagunya sebentar. "Kalau aku pergi, nanti aku gak bisa ngeliat anakku dong? Terus anak itu lahir tanpa ayah? Emangnya kamu mau?"
Sephora semakin muak dengan Shaka, cowok itu benar-benar bajingan. Wajah supelnya benar-benar tidak cocok dengan sifat aslinya.
"Jangan deket-deket," peringat Sephora saat Shaka mendekatinya.
Shaka tersenyum manis, bagi orang-orang senyuman Shaka itu terlihat menawan. Namun, bagi Sephora senyuman itu menjijikan.
Shaka mengusap pelipis Sephora yang terdapat bulir-bulir keringat. "Ac-nya nyala, tapi kamu masih keringetan. Kepanasan ya?" tanya Shaka.
Sephora tidak dapat menepis jari Shaka dari pelipisnya, sebab tangan gadis itu terkunci, alias di borgol oleh Shaka sehingga ia tidak dapat bergerak bebas.
"Aku bukan tipe yang gampang memaafkan Shee, apapun yang terjadi, itu bukan kesalahan anak kita. Dia gak tau apa-apa," Shaka tersenyum sembari melepaskan borgol dari tangan Sephora.
'Shee' adalah panggilan kesayangan Shaka kepada gadis—ralat, wanitanya.
Tepat 14 jam yang lalu Sephora mengambil sebuah gunting dan mengarahkan ke perutnya. Kesalahan yang seharusnya tidak Sephora lakukan.
Sephora diam, lebih tepatnya malas menjawab. Karena setiap mereka beradu argumen, Shaka akan bisa menskakmatnya.
Di umurnya yang 17 tahun ini adalah cobaan Sephora yang paling berat.
Pertemuan singkat antara Shaka dan Sephora di kampus Shaka membuat cowok itu menginginkan Sephora hanya untuknya.
Saat itu Sephora sedang ingin mengantarkan barang kakaknya yang tertinggal di dalam tas sekolah Sephora. Yang tadinya menitip jadi tertinggal. Dan Sephora yang saat itu memakai seragam SMA Delasga menjadi pusat perhatian satu kampus.
Shaka sedang bersama teman-temannya itu ikut memperhatikan Sephora yang menjadi mencolok diantara mereka yang notabennya anak kampus.
Mencolok dalam artian hanya dia yang memakai seragam SMA, oleh karena itu mudah menjadi atensi mereka.
Apalagi Sephora tidak memakai hoodie atau jaket yang menutup atasan seragam SMA Delasga yang memiliki ciri khas sendiri.
Dan Shaka yang melihat wajah Sephora saat itu seperti ada yang menariknya untuk mendekap Sephora hanya untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot
Teen FictionJust oneshot, maybe a few part, in same title꧂ Start : 11 May 2021