Galicate

6K 296 41
                                    

Aether memandang gadis di depannya, dengan bandana di kepalanya.

"Kenapa?" tanya cowok itu tak peduli.

Gadis itu tersenyum, memberikan sekotak bekal berwarna merah muda kehadapan Aether. "Aku bawain bekel buat kakak." jawabnya.

Aether bukan pria dingin atau terkesan cuek. Namun, Aether hanya tidak ingin baperin perempuan di sekolahnya.

Selanjutnya Aether melirik badge yang berada di atas dada gadis itu. Selanjutnya ia menghela napas pelan. "Maaf ya Ellie, tapi gue gak mau pacaran. Dan gue udah tau maksud lo bawain gue bekel, jadi lo bisa kasih ke yang lain aja ya." jawabnya tanpa menatap Ellie yang melihatnya dengan tatapan terluka.

Aether berjalan meninggalkan gadis itu sendiri. Aether itu periang, kocak, dan humoris. Namun, ia memang menjaga jarak dengan yang namanya 'perempuan'. Itu karena keluarganya yang mempunyai prinsip.

Hanya boleh jatuh cinta sekali seumur hidup, setia dan berani menyerahkan hidupnya demi sang pemilik hatinya.

Kalau Aether gegabah menerima tawaran perempuan-perempuan di sekolahnya, ia bisa masuk rumah Kongkow. Dan Aether tidak mau sampai itu terjadi.

Aether benar-benar melakukan prinsip ini tanpa di paksa. Ia memang ingin jatuh cinta sekali seumur hidup. Dan harus setia.

Oleh karena itu, ia tidak bisa sembarang memilih pasangannya.

Langkah kakinya menuju kantin SMA Delasga. Sekolahnya dan juga sepupunya—Fanes, Apollo dan termasuk Hades yang merupakan adiknya.

Perlu kalian ketahui, SMA Delasga banyak sekali kejadian yang bisa di bilang mungkin aneh.

Aether tidak perlu menjelaskan bagaimananya, karena saat ini ia melihat seorang perempuan yang sedang membawa pisau lipat di tangannya.

Perempuan itu tidak menyadari kehadirannya. Aether sebenarnya penasaran apa yang sedang di lakukan perempuan itu, karena rambut coklatnya menutupi wajah sang perempuan.

Dirasa ada yang melihatnya, si perempuan berbalik menatap Aether tepat di irisnya.
Mereka diam selama beberapa saat hingga pada akhirnya Aether membuka suara. "Kalau mau bunuh diri tunggu dulu, gue mau lewat. Gue gak mau jadi saksi atas perlakuan lo."

"Silahkan lewat," Aether baru saja mendengar suara halus dari bibir perempuan di depannya.

Aether mengangguk tanpa menjawab, lalu ia melangkahkan kakinya menuju lorong, karena posisinya ia berada di koridor yang memang jarang sekali di lewati.

Tiara menatap punggung Aether yang perlahan menjauh. Ia tersenyum melihatnya. Aether mengira ia akan bunuh diri. Padahal ia ingin memotong  akar tumbuhan yang berada di pot yang di gantung di depannya.

Ini semua karena ia tidak membawa bahan untuk praktek biologi. Jadi ia harus meminjam pisau lipat milik satpam sekolahnya.

•°•°•

Aether menduduki bangku yang sudah di isi oleh para sepupunya, disini ada Fanes dan Apollo.

Hades? Adiknya itu selalu bersama teman gengnya. Aether sendiri tidak memusingkan adiknya yang memasuki sebuah geng di sekolahnya.

Asal Hades tidak berbuat aneh-aneh, maka Aether menyetujuinya.

"Besok malem ada dinner banquet." ujar Fanes menatap kedua sepupunya.

"Okelah, udah lama juga gaada dinner banquet. Terakhir kita ngumpul juga pas seminggu yang lalu," balas Aether.

"Temen Aletta yang cewek ada gak sih?"

OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang