Setelah kejadian di depan rumah kemarin, Dara jadi mencak-mencak tidak jelas ke Saka. Menyebalkan sekali rasanya punya sahabat seperti itu. Karena ia tak tahan, ia langsung bercerita kepada sahabatnya.
[Personal Chat]
Laura 🐻
Hah? Beneran si Saka kayak gitu?
Dih, gak percayaan amat sihhhhh
Ya gak aneh sih tapi apa maksudnya gitu lho
Gatau deh. Gue gak baper sih, cuma kaget aja dia tiba-tiba gitu
Jangan sampe baper! Siapa tau dia gitu ke cewek lain juga
Mana berani dia begitu. Dia cuma deket sama gue doang kok
Kan mentang-mentang dia gak ada pacar, jadi berani gitu
Bisa jadi sih
"Masuk akal sih, tapi kok bisa ya si Laura mikir begitu?" gumam Dara
Dara bertanya-tanya dalam hati, kok bisa sahabatnya terbesit pikiran seperti itu. Padahal, Laura bukan tipe orang yang suka memerhatikan orang lain, namun ia bisa menilai perilaku orang dengan sekali penilaian saja. Dan kebanyakan memang benar faktanya. Ingin tak percaya Laura, namun perkataannya memang selalu benar, tapi Dara masih tak percaya kalau mungkin Saka melakukan hal yang sama ke teman cewek lainnya.
Tanpa Dara sadari, Kak Dena sudah duduk di sebelahnya, "Mikirin apa sih, adikku tersayang?"
"Kepo mulu sih, kakakku tersayang."
"Yee gak sopan! Gapapa kali, siapa tau bisa Kakak bantu."
Dara menghela nafas, "Kakak tau Saka kan? Itu lho yang suka telfon aku malem-malem," tanya Dara memastikan.
Kak Dena berpikir sesaat, "Ohh iya tau, kenapa dia?" kepo Kak Dena. "Kemaren tuh kan aku olahraga bareng dia, terus dia nganterin aku pulang, sampe depan rumah pula, dianya aja yang gamau masuk. Terus, pas dia udah mau balik, dia tiba-tiba cubit pipi aku sambil-"
"CIEEEE!!!!!"
"Ih heboh amat deh! Dia cubit pipi aku sambil senyum. Aku gak baper, cuma kaget dan aneh aja ngapain dia begitu," gerutu Dara sebal. "Iseng doang kali, emangnya ada larangan cubit pipi sahabat?"
"Ya gak ada lah. Oh ya, kalau menurut Laura sih, dia kayak gitu gak hanya ke aku aja, bisa jadi ke temen cewek lainnya juga gitu."
"Dia punya pacar gak?" tanya Kak Dena penasaran.
"No. Dia jomblo."
"Kakak setuju sih sama Laura. Mungkin karena dia merasa bebas, jadi berani kayak gitu ke temen-temen ceweknya. Tapi gak tau juga yaaaa."
Dara heboh sendiri sampai mengacak-acak rambutnya yang lebat itu, "Ah tau ah! Ngapain juga aku mikirin hal sepele kayak gitu, mending kita order makanan aja yuk, Kak. Laper hehe," ucap Dara dengan nada yang terdengar menyebalkan.
"Ujung-ujungnya pasti begini dah. Ya udah, mau order apa?"
"Seblak aja yuk? Atau cimol? Cilok? Baso Aci?"
"Lo ngidam aci atau gimana deh?" ejek Kak Dena. "Pret, aku pengen yang mengandung micin pokoknya."
"Oke. Kita order seblak aja. Lo mau isi apa? Pedesnya level berapa?"
"Mau makaroni sama batagor deh. Pedesnya dua sendok, boleh?" tanya Dara memastikan.
Dara memang tidak kuat pedas, maka dari itu, ia memastikan terlebih dahulu. "Sesendok aja, Ra. Jangan bandel jadi bocah."

KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
Fiksi RemajaDara dan Saka adalah teman baik sejak SMP, mereka dipersatukan kembali di SMA yang sama. Awalnya, tidak ada bumbu cinta di antara mereka, sampai akhirnya Dara menaruh hati pada sahabatnya. Memang, jalan cerita mereka tidak mulus, ada saja halangan m...