6 - Hujan

5 1 0
                                    

Tibalah hari yang Dara tunggu-tunggu. Tadi malam, ia sampai susah tidur hanya karena memikirkan hari esok. Dara hanya tidak sabar untuk berkumpul dengan sahabatnya lagi─ditambah tidak sabar melihat reaksi mereka saat mencoba bolu buatannya. 

Saking senangnya, ia langsung mandi begitu bangun tidur. Berhubung sekarang masih jam tujuh pagi, jadi ia memutuskan untuk berendam terlebih dahulu. Tak lupa untuk keramas agar rambutnya tidak tampak lepek. Serta memotong dan membersihkan kukunya. Pokoknya ia ingin tampil menawan hari ini.

"Wangi banget!" ucap Dara begitu keluar dari kamar mandi. 

Kakinya melangkah ke lemari, tangannya sibuk mengeluarkan beberapa baju pilihannya. Dan mulutnya tidak berhenti ngoceh. "Pink sama coklat bagus gak ya? Atau biru sama kuning? Eh kayaknya ungu sama putih lucu deh. Tapi merah maroon sama item juga bagus."

"TAU AH, BINGUUNNGG." Ck, namanya juga Dara.

Sudah setengah jam ia bingung memadu-padankan warna outfit yang bagus untuk nanti. Namun akhirnya ia memilih kaos berwarna ungu polos, outer crop berwarna hijau tosca dan skinny jeans. Untuk alas kakinya ia memilih sepatu converse kesayangannya. 

"Aw mantap. Kece banget outfit gue!" 

Saking ribetnya mengurus penampilan hari ini, ia sampai lupa mengecek ponselnya. Begitu ia nyalakan sambungan wifi, langsung banyak notifikasi chat maupun telfon. Dan ada satu notifikasi yang sangat menarik bagi Dara. 

Saka
Hai, mau berangkat bareng? 

"OH MY GOSH! Gue gak salah liat kan?" 

"Iya, gak salah."

"Eh gue mimpi gak sih?"

"Gatau ah! Mending sarapan dulu."

>•<

"Cieee udah rapi aja, anak Mama. Mau kemana?" 

"Kan mau ketemu temen-temen, Ma. Aku udah bilang dari kemarin," jawab Dara sembari mengambil piring kecil untuk roti. 

"Ketemuan di mana, Dek?" tanya Ayah. 

"Di SMP, biar sambil flashback gitu."

"Yaudah berangkat bareng Ayah aja."

"Ayah mau kemana emangnya?" jawab Dara. 

"Mau beli alat di daerah situ."

Dara mengangguk dan bergumam saja karena mulutnya masih penuh dengan roti. "Kayaknya aku bareng-"

"Assalamualaikum," ucap seseorang disertai dengan ketukan di pintu. 

Mama yang sedang merapikan ruang tamu langsung saja membuka dan menyapa. "Waalaikumsalam. Eh Saka, ayo masuk."

Betapa terkejutnya Dara saat mendengar nama Saka. Ia mencoba untuk tenang dan secara hati-hati menghabiskan rotinya. 

"Dara ada di mana, Tante?"

"Itu tuh di dapur, lagi sarapan sama Ayahnya," jawab Mama Dara setelah menutup pintu kembali. 

Saka tersenyum lebar, tak sabar melihat Dara. "Saka samperin ya."

"Silahkan, kayaknya dia juga udah nunggu tuh."

Dara susah payah menahan dirinya agar tidak bergerak heboh ketika melihat Saka berjalan ke arahnya. Ingin rasanya ia kabur ke kamar, tapi sudah pasti akan diberikan tatapan aneh oleh Ayahnya. 

"Halo, Om," sapa Saka lalu menyalami Ayah Dara.

"Duduk aja Saka, sini. Om sudah selesai sarapannya."

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang