7 -

0 0 0
                                    

Langkah kaki Faza mengarah ke parkiran motor yang sudah pasti ada Dara dan Saka di sana. Dan betapa kagetnya ia saat melihat dua temannya tanpa jarak sedikitpun.

Niat hati ingin langsung saja teriak agar mereka sadar kalu ada orang lain di tempat itu. Namun, Faza ingin menjahili dua temannya yang sepertinya ingin mengulang kembali memadu kasih.

Ia pun mendekati saklar lampu parkiran motor yang terletak tepat di samping WC.

Ctlak. Suara saklar lampu mati.

"AAAAA! KOK TIBA-TIBA MATI LAMPU?" teriak Dara yang langsung berdiri.

"Eh, tenang Ra. Jangan panik yaaa." Saka sigap menenangkan Dara yang penakut itu. Matanya pun mengamati keadaan sekitar yang ternyata hanya parkiran doang yang lampunya mati.

"Kok cuma parkiran doang ya yang mati lampu?"

"Hah iya kah?" tanya Dara seolah tak percaya. "Lah iya ya, ruangan lain terang benderang tuh."

Di sisi lain, ada Faza yang sedang mati-matian menahan tawanya agar mereka tidak menyadari kehadirannya. Gawat kalau Faza kelepasan ketawa, karena suara tawanya itu sangat menggelegar dan terdengar menyebalkan.

"Lebay amat dah kaliaannn," ucapnya pelan. "Nyalain ah."

Ctlak. Suara saklar lampu nyala.

"Yeayyy udah nyala lagi, Ra, lampunya."

"Ih tapi aneh deh. Parkiran doang yang mati, ruangan lain nggak. Terus, cuma mati beberapa menit doang abis tuh nyala lagi. Aneh kan?"

Saka mengangguk karena ada benarnya juga yang Dara omongin. "Ya iya sih, tapi seenggaknya kan udah nyala, Ra."

"Yuk balik ke temen-temen lagi aja," ajak Dara yang langsung memegang tangan Saka agar cepat beranjak dari parkiran.

"Ciaahhh, ada yang takut nih," ejek Saka. 

"Gak usah gitu deh!"

"Loh, aku salah apa?"

"Ya, itu tadi ngejek aku takut."

"Aku bicara fakta kan?"

Dara terdiam karena malu. "Iya, aku emang penakut!"

"Hahahahah, tungguin dongggg," teriak Saka sambil tertawa karena melihat langkah Dara yang cepat. "Gitu doang ngambek huuuu!"

"Apaan sih, Dara gak denger!"

"Ohh gitu, kok nyahut?"

"Bye Sakaaaaaaaa!" teriak Dara dan langsung lari begitu saja meninggalkan Saka.

Dara lupa kalau masih hujan, akhirnya ia melewati sisi gedung aula agar tidak kehujanan. Sialnya, suasana aula tampak seram ketika hujan. Dara langsung saja berjalan cepat sampai ke kantin menuju teman-temannya.

"Loh, Ra, kok sendirian? Si Saka mana?"

"Tau tuh, aku tinggalin aja. Abisnya malesin banget nakutin mulu!"

Nana tertawa heran. "Hahahah, lo kan berdua sama dia di parkiran, ngapain takut?"

"Tadi tuh lampu parkiran sempet mati sebentar, terus nyala lagi. Ya gue takut dong soalnya cuma lampu parkiran doang yang mati, lagi hujan deres pula. Siapa yang gak takut coba?" ucap Dara panjang lebar. 

"Gue sih gak akan takut, Ra," ejek Danu. "Mungkin lampu parkiran udah sekarat jadi aja nyala-mati begitu."

"Ya bener sih kata Danu. Gue juga gak akan takut, kan ada orang yang disayang di sebelah gue hahahahah." Laura tertawa ngakak sampai tak sengaja menepuk paha Dara. 

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang