4 - Bersama Lagi

4 3 0
                                    

Pagi ini, Dara dan Mamanya sudah siap untuk melakukan daftar ulang. Pakaian yang Dara pakai hari ini cukup simpel-ia menggunakan cardigan berwarna beige dan celana kulot berwarna hitam, untuk alas kaki ia memakai sepatu converse hitam. Sedangkan rambutnya ia memilih untuk diikat dua saja.

Di perjalanan, ia sibuk chatting dengan Saka. Entah sudah berapa kali ia menanyakan; 'sudah sampai?' atau bilang; 'aku gak sabar ke sekolah baru!'. Bukan Dara namanya kalau tidak cerewet dan kepo. 

Akhirnya setelah setengah jam perjalanan, mereka sampai tujuan juga. Memang dekat jaraknya, namun harus memutar arah karena sedang ada perbaikan jalan─dan tentu saja lebih macet. 

Saat turun dari mobil, Dara langsung menelfon Saka untuk menanyakan dimana dirinya sekarang. Ternyata tempat Saka berdiri tidak jauh dari Dara─mereka hanya berjarak lima puluh meter. 

"Heiii, Ra!" panggil Saka agak keras. Lelaki itu memakai kemeja berwarna putih yang dua kancing atasnya dibuka, serta celana jeans panjang. Tak lupa, rambutnya terlihat rapi dengan sentuhan pomade. 

Dara tersenyum senang melihat sahabatnya itu, apalagi dengan tampilan rapi yang membuat Saka terlihat ganteng berkali-kali lipat. Ia langsung saja menghampiri sahabatnya itu dan salam ke Maminya dengan sopan. 

"Halo, udah lama gak ketemu yaa," sapa Mami Saka ramah. "Mana Mama kamu?"

"Itu masih nelfon di mobil. Tadi pas mau turun tiba-tiba ada yang nelfon," jawab Dara.

"Kalau gitu, kita duduk di bawah pohon situ aja sambil nunggu Mama kamu," ucap Saka sembari melangkah. 

"Lumayan rame, ya, yang keterima di sini."

"Karena lumayan banyak penduduk di sekitaran sini, Tante," jawab Dara. "Aku gak nyangka loh, Saka bisa keterima di sini juga."

"Iya dong. Rezeki aku emang bagus, Ra," 

Mami pun terlihat masih bingung karena sebenarnya jarak rumahnya ke sekolah ini cukup jauh, "Tante pun kaget, Ra. Mungkin Saka paling terakhir kali ya."

"Haloo semua, maaf ya jadi ikutan nunggu. Biasalah tadi ada pelanggan yang nelfon," ucap Mama dari arah parkiran. 

Mami tersenyum hangat menyambut Mama, "Gapapa. Ya ampun, lama gak ketemu makin cantik aja." 

Dara dan Saka terkekeh, menahan tawa mendengar percakapan itu. Mereka izin masuk ke area sekolah lebih dulu karena ingin melakukan school tour.

Selama sepuluh menit mereka jalan bersama, belum ada satupun yang membuka topik. Mungkin karena terlalu menikmati bangunan sekolah. Sesekali Dara melirik Saka, namun yang dilirik tidak memberikan sinyal balik. Dara yang merasa sebal, langsung saja memasuki kelas-kelas yang ia lewati-fokus memperhatikan interior yang ada di kelas itu. Saka pun mengalah dengan ikut memasuki kelas─khawatir jika ia jalan duluan malah terpisah dari Dara.

"Semoga kita sekelas ya, Ndut," ucap Saka tiba-tiba. 

"HEH!"

"Apa? Gak mau?"

"MAU! Tapi jangan panggil aku Ndut lagi!" 

"Suruhan atau peringatan?" tanya Saka jahil. 

"Ini peringatan terakhir ya. Sekali lagi melanggar, aku blacklist kamu!"

Saka terkekeh, "Halah, kayak yang bisa aja." 

"Makanya kamu jangan nyebelin," balas Dara dengan tatapan tajamnya, langkah kakinya tampak menuju toilet perempuan, "Bentar, tungguin. Aku mau pipis." 

Saka memainkan ponselnya sembari menunggu Dara selesai. Ia duduk di bangku taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga di sekitarnya. Ia memetik salah satu bunga lalu ia simpan di sebelahnya. 

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang